blogduniaanakindonesia.blogspot.com: Internet bukan hanya sumber informasi tetapi media yang menghubungkan hampir setiap aspek kehidupan kita. Internet adalah tempat yang sangat mudah dan konektivitas tanpa batas, tetapi juga tempat yang sangat rentan. Dalam dunia internet, kita hidup melalui jaringan virtual yang sangat kompleks, hampir tidak dapat melacak dari mana informasi kita berasal dan pergi dan dengan demikian menimbulkan ancaman tidak hanya bagi kehidupan kita tetapi juga bagi kehidupan dunia anak Indonesia. Dunia digital memainkan peran yang sangat besar dalam aktivitas sehari-hari anak-anak abad ke-21. National Library of Medicine National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat melaporkan remaja berusia antara 8 dan 28 tahun menghabiskan sekitar 44,5 jam seminggu di depan layar digital, menurut laporan lain, 23 persen anak-anak telah melaporkan bahwa mereka merasa bahwa mereka kecanduan video game. Ketika generasi muda tumbuh semakin paham teknologi dan bergantung pada internet, mereka dihadapkan pada berbagai sisi jahat internet.
Ada kasus di seluruh dunia termasuk negara Indonesia di mana anak-anak akan membeli kredit game secara online bahkan tanpa memberi tahu orang tua mereka. Orang tua yang tidak begitu paham teknologi seperti anak mereka akan mengetahuinya hanya setelah satu atau dua bulan ketika mereka hampir kehilangan semua tabungan mereka. Kecanduan ini tidak hanya memengaruhi kantong para orang tua, tetapi masih banyak lagi efek berbahaya dari kecanduan game. Ada banyak kasus dimana anak-anak bunuh diri karena ketidakmampuannya menyelesaikan berbagai tugas di dalam game. Blue Whale, permainan terkenal yang memaksa anak-anak melakukan bunuh diri sebagai tugas, merenggut nyawa banyak orang. Perlu dipahami bahwa masalah ini muncul karena kurangnya pengawasan yang tepat dari orang tua. Para orang tua harus memahami bahwa mengasuh anak bahkan termasuk memantau dan mengawasi aktivitasnya serta selalu membantu anak memahami penulis dan kesalahan hidup. Beraktifitas dan selalu membantu anak-anaknya untuk memahami tulisan dan kesalahan hidup.
Tidak ada orang tua di seluruh dunia yang ingin anak-anak mereka menyerap konten semacam ini. Apalagi setelah melihat peningkatan jumlah kasus depresi yang sangat besar. Orang tua sangat terbatas dalam mengawasi konten yang diserap anak-anak mereka di platform ini.
Pada Hari Kesehatan Mental Sedunia yang terakhir, para ahli menyarankan untuk berhenti dari platform media sosial karena ini berdampak negatif pada kesehatan mental.
Game online:
Dengan internet yang cepat dan kemajuan teknologi game, internet dibombardir dengan ribuan game online. Meskipun game online adalah cara yang menyenangkan untuk mensosialisasikan kerja sama tim yang menggembirakan, hal itu disertai dengan risiko yang perlu disadari oleh orang tua. Tanpa bimbingan dan pengawasan yang tepat, permainan dapat memaparkan dunia anak Indonesia pada risiko seperti kecanduan game dan kecanduan dalam bentuk apa pun yang berbahaya. Kini setelah game dipasangkan dengan opsi untuk membeli fasilitas dalam game, fasilitas ini menggiurkan dan hanya dapat dibeli dengan uang nyata. Anak-anak akhirnya membeli fasilitas ini dengan membuat lubang di saku orang tua mereka.Ada kasus di seluruh dunia termasuk negara Indonesia di mana anak-anak akan membeli kredit game secara online bahkan tanpa memberi tahu orang tua mereka. Orang tua yang tidak begitu paham teknologi seperti anak mereka akan mengetahuinya hanya setelah satu atau dua bulan ketika mereka hampir kehilangan semua tabungan mereka. Kecanduan ini tidak hanya memengaruhi kantong para orang tua, tetapi masih banyak lagi efek berbahaya dari kecanduan game. Ada banyak kasus dimana anak-anak bunuh diri karena ketidakmampuannya menyelesaikan berbagai tugas di dalam game. Blue Whale, permainan terkenal yang memaksa anak-anak melakukan bunuh diri sebagai tugas, merenggut nyawa banyak orang. Perlu dipahami bahwa masalah ini muncul karena kurangnya pengawasan yang tepat dari orang tua. Para orang tua harus memahami bahwa mengasuh anak bahkan termasuk memantau dan mengawasi aktivitasnya serta selalu membantu anak memahami penulis dan kesalahan hidup. Beraktifitas dan selalu membantu anak-anaknya untuk memahami tulisan dan kesalahan hidup.
Media sosial:
Kita semua telah melihat peningkatan luar biasa dalam jumlah pengguna media sosial belakangan ini terutama dimasa Pandemi Covid-19. Menurut statistik, 90 persen remaja usia 13-17 tahun menggunakan media sosial. 51 persen dari mereka setiap hari aktif di media sosial, mengejutkan. Bukan? Platform media sosial diperkenalkan untuk menghubungkan orang-orang di seluruh dunia. Namun, itu bukanlah tempat yang sama yang diperkenalkan kepada kita. Belakangan ini, kita hanya menyaksikan konten kekerasan, seksual, dan kebencian mendominasi platform ini. Orang-orang dapat menggunakannya untuk berbagi hal-hal positif dan pembelajaran online daripada berbagi konten negatif. Konten semacam ini berdampak buruk bagi psikologi, terutama bagi anak-anak.Tidak ada orang tua di seluruh dunia yang ingin anak-anak mereka menyerap konten semacam ini. Apalagi setelah melihat peningkatan jumlah kasus depresi yang sangat besar. Orang tua sangat terbatas dalam mengawasi konten yang diserap anak-anak mereka di platform ini.
Pada Hari Kesehatan Mental Sedunia yang terakhir, para ahli menyarankan untuk berhenti dari platform media sosial karena ini berdampak negatif pada kesehatan mental.
Post a Comment for "PENGARUH INTERNET TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK"