FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL YANG MENYEBABKAN TERJADINYA PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT MENURUT SOERJONO SOEKANTO

https://blogduniaanakindonesia.blogspot.com/
Penyebab Perubahan Sosial Budaya. Ilustrasi https://blogduniaanakindonesia.blogspot.com * / 



BLOGDUNIAANAKINDONESIA: Pada materi IPS Terpadu ini kamu akan mempelajari tentang hal-hal yang menjadi penyebab terjadinya perubahan sosial budaya baik faktor yang berasal dari luar (eksternal) maupun yang berasal dari dalam (internal). Menurut Soerjono Soekanto, adanya faktor-faktor internal (dari dalam masyarakat) dan eksternal (dari luar masyarakat) yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat.


1. FAKTOR INTERNAL

Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini masyarakat dapat berupa kolektif atau individual. Faktor-faktor internal yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya Menurut Soerjono Soekanto adalah sebagai berikut:


a. Perubahan Jumlah Penduduk (Populasi)

Bertambah atau berkurangnya penduduk dalam suatu wilayah menyebabkan terjadinya perubahan sosial baik di daerah tujuan maupun di daerah yang ditinggalkan. Bertambahnya penduduk pada suatu daerah mengakibatkan perubahan pada struktur masyarakat terutama lembaga-lembaga kemasyarakatan.


Hal ini dapat dilihat dengan adanya perpindahan penduduk dari desa ke kota-kota besar yang sering disebut urbanisasi. Akibat urbanisasi terjadilah perubahan-perubahan dalam sistem sosial masyarakat kota. Adanya urbanisasi mencetak pengangguran-pengangguran baru yang mengakibatkan meningkatnya angka kriminalitas. Situasi dan kondisi ini menjadikan kota-kota besar menjadi tidak aman.


Sementara itu, berkurangnya penduduk sebagai akibat urbanisasi menyebabkan terjadinya kekosongan pada daerah yang ditinggalkan. Situasi ini mendorong perubahan pada sistem pembagian kerja, sistem stratifikasi sosial, pola pekerjaan, sistem perekonomian, dan lain-lain.


Contohnya berpindahnya para petani ke kota-kota besar menyebabkan lahan pertanian menjadi tidak berfungsi. Tidak berfungsinya lahan pertanian, tentu membawa dampak pada pola pembagian kerja di setiap keluarga yang akhirnya mendorong perubahan pada sistem perekonomian masyarakat secara keseluruhan.


b. Penemuan Baru (Inovasi)

Inovasi merupakan suatu proses sosial dan kebudayaan besar yang terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Munculnya inovasi-inovasi baru merupakan tanda-tanda awal terjadinya perubahan. Terjadinya penemuan-penemuan baru dalam masyarakat melalui dua tahap penemuan yang dikenal dengan istilah discovery dan invention.


Discovery adalah penemuan-penemuan baru dari suatu unsur kebudayaan baru, baik berupa suatu alat yang baru, ataupun berupa suatu ide baru yang diciptakan oleh seorang individu ata serangkaian ciptaan dari individu-individu dalam masyarakat yang bersangkutan.


Sebagai contoh, ditemukannya mobil yang didahului dibuatnya motor gas oleh S. Marcus. Adapun discovery dapat berubah menjadi invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima, bahkan menerapkan penemuan tersebut.


Invention menunjuk pada upaya menghasilkan suatu unsur-unsur kebudayaan lama yang telah ada dalam masyarakat. Adanya mobil dari hasil penyempurnaan motor gas sebagai alat transportasi merupakan salah satu wujud invention.


c. Konflik Dalam Masyarakat

Konflik atau pertentangan dalam masyarakat dapat mendorong terjadinya perubahan sosial budaya. Konflik berakibat jatuhnya korban jiwa dan harta bagi pihak yang bertikai. Konflik pernah terjadi di berbagai daerah di Indonesia, baik yang vertikal maupun horizontal. Misalnya yang terjadi di Pontianak, Ambon, dan Poso.


Ratusan nyawa melayang, pengungsian terjadi secara besar-besaran, dan situasi sosial politik menjadi mencekam. Peristiwa ini menunjukkan betapa konflik mampu mendorong perubahan sosial budaya.


d. Terjadinya Pemberontakan Dalam Masyarakat (Revolusi)

Terjadinya pemberontakan diawali dengan adanya ketidakpuasan sebagian masyarakat. Ketidakpuasan ini diarahkan pada sistem kekuasaan yang dianggapnya tidak cocok sehingga mendorong untuk keluar dan membuat sistem kekuasaan yang berbeda.


Rezim yang bertindak despotik atau lalim menimbulkan ketidakadilan di masyarakat sehingga mendorong sebagian masyarakat yang merasa tidak diuntungkan melakukan pemberontakan.


Situasi dan kondisi ini memunculkan revolusi sebagai wujud dari pemberontakan. Adanya revolusi akan membawa perubahan-perubahan besar dalam tubuh masyarakat. Misalnya revolusi Mei tahun 1998 yang terjadi di Indonesia. Perubahan besar terjadi di Indonesia baik perubahan kepala negara, wakil kepala negara, struktur kabinet, sampai pada perilaku warga masyarakat, yaitu menjadi lebih berani mengkritisi cara kerja pemerintah.

Baca: KARAKTERISTIK DAN FAKTOR TERJADINYA PERUBAHAN SOSIAL.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah:


a. Lingkungan Alam Yang Berubah

Terjadinya gempa bumi, gunung meletus, tsunami, musibah banjir menjadikan kondisi alam fisik berubah. Berubahnya kondisi alam memicu munculnya perubahan sosial budaya pada masyarakat yang bersangkutan. Contoh terjadinya banjir di Jakarta pada awal tahun 2008 mengakibatkan ribuan warga harus mengungsi ke daerah yang aman.


Di tempat pengungsian, mereka harus beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya baik lingkungan fisik maupun sosial. Kondisi ini mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan.


b. Peperangan

Peperangan juga dapat menyebabkan perubahan sosial budaya. Peperangan terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain di luar batas-batas negara. Akibat peperangan kehidupan masyarakat menjadi menderita, penuh ketakutan dan kecemasan, harta benda menjadi hancur yang akhirnya membawa kemiskinan.


Negara yang menang dalam peperangan akan memaksa negara yang kalah untuk menerima kebudayaannya yang dianggap lebih tinggi sehingga struktur masyarakat mengalami perubahan. Perubahan seperti ini tampak pada perubahan-perubahan yang terjadi pada negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia II, seperti Jerman dan Jepang.


Jerman mengalami perubahan di bidang kenegaraan, yaitu terpecahnya Jerman menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur. Sementara Jepang berubah dari negara agraris-militer menjadi suatu negara industri.


c. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain

Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik. Hal ini berarti tiap-tiap masyarakat mempengaruhi masyarakat lain, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat lain yang bersangkutan.


Apabila hubungan tersebut berlangsung melalui alat-alat komunikasi massa seperti radio, televisi, film, majalah, dan surat kabar, terjadi kemungkinan pengaruh hanya datang dari satu pihak, yaitu dari masyarakat yang secara aktif menggunakan alat-alat komunikasi tersebut.


Sementara pihak lain hanya menerima pengaruh dan tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan pengaruhnya. Hubungan pengaruh mempengaruhi dalam masyarakat baik langsung maupun tidak langsung ini mampu memunculkan perubahan sosial budaya. Dalam proses ini terjadi penyerapan dan penyebaran yang akhirnya menghasilkan kebudayaan baru.


Contohnya kehidupan sosial pasangan yang berbeda kewarganegaraan. Hubungan secara fisik yang sering mereka lakukan menciptakan kebudayaan baru dalam gaya hidup, perilaku, dan cara pandang. Selain itu, adanya majalah yang berasal dari luar membawa perubahan pada gaya hidup anak muda Indonesia.

Baca: KARAKTERISTIK DAN FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA.

Demikianlah artikel Faktor Internal dan Eksternal yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial Masyarakat Indonesia berikut contoh-contohnya, Menurut Soerjono Soekanto yang dapat dibagikan blogduniaanakindonesia.blogspot.com ***

Post a Comment for "FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL YANG MENYEBABKAN TERJADINYA PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT MENURUT SOERJONO SOEKANTO"