Halo Sahabat Dunia Anak Indonesia!
Membaca bukan sekadar hobi, tetapi jendela untuk mengenal dunia. Bagi anak sekolah dasar, kegiatan literasi adalah kunci untuk menumbuhkan rasa ingin tahu, kemampuan berpikir kritis, dan imajinasi. Namun, kegiatan literasi di sekolah tidak harus selalu serius — bisa dikemas menjadi aktivitas yang menyenangkan dan bermakna.
Melalui aktivitas literasi untuk siswa SD, guru dan orang tua dapat menanamkan kebiasaan membaca dan menulis dengan cara kreatif. Pendekatan ini juga sejalan dengan semangat pembelajaran tematik berbasis nilai yang menekankan pengalaman belajar bermakna dan karakter positif.
Apa Itu Aktivitas Literasi?
Literasi tidak hanya tentang membaca teks, tetapi juga memahami makna, menulis ide, berdiskusi, dan mengekspresikan pikiran. Menurut Gerakan Literasi Sekolah (GLS), literasi adalah kemampuan untuk mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas dalam berbagai konteks kehidupan.
“Gerakan Literasi Sekolah bertujuan membiasakan peserta didik membaca, menulis, dan berpikir kritis untuk membangun budaya belajar sepanjang hayat.”
— Kemdikbudristek, Panduan Gerakan Literasi Sekolah, hal. 5
Kegiatan literasi dapat dilakukan sebelum, selama, atau sesudah pembelajaran — tidak terbatas pada pelajaran Bahasa Indonesia saja, tapi juga dalam pelajaran IPA, IPS, dan Seni.
Jenis Aktivitas Literasi di Sekolah Dasar
Ada banyak cara untuk menumbuhkan budaya literasi di lingkungan sekolah. Berikut beberapa bentuk kegiatan yang direkomendasikan oleh Kurikulum Merdeka dan Gerakan Literasi Sekolah.
1. Membaca 15 Menit Sebelum Pelajaran
Kegiatan ini bisa dilakukan setiap pagi sebelum belajar dimulai. Anak bebas memilih buku cerita, dongeng, atau pengetahuan umum. Guru dapat mengajak siswa berbagi cerita singkat setelah membaca untuk melatih kemampuan bercerita dan berbicara di depan kelas.
2. Pojok Baca Kelas
Setiap kelas bisa memiliki “pojok baca” dengan koleksi buku ringan dan menarik. Anak-anak dilibatkan untuk merawat dan merekomendasikan buku kepada teman-temannya. Kegiatan ini menumbuhkan tanggung jawab dan kecintaan terhadap buku.
3. Menulis Jurnal Harian
Siswa diminta menulis pengalaman atau perasaan mereka setiap hari. Tulisan ini membantu anak mengasah kemampuan menulis sekaligus mengenali diri sendiri. Aktivitas sederhana ini bisa menjadi sarana refleksi karakter.
4. Mading Literasi Sekolah
Setiap bulan, sekolah dapat menerbitkan majalah dinding yang menampilkan karya tulis, puisi, atau komik buatan siswa. Selain melatih keterampilan menulis, mading juga menumbuhkan rasa bangga atas hasil karya sendiri.
5. Program “Teman Cerita”
Anak-anak berpasangan untuk saling membaca atau menceritakan isi buku yang mereka sukai. Kegiatan ini mengasah kemampuan berbicara, mendengarkan, dan berempati terhadap pendapat teman.
Literasi dan Pendidikan Karakter
Setiap aktivitas literasi mengandung nilai karakter seperti tanggung jawab, rasa ingin tahu, dan empati. Membaca cerita rakyat, misalnya, mengajarkan anak menghargai perbedaan budaya dan menumbuhkan kebanggaan terhadap bangsa.
“Budaya literasi merupakan sarana membangun karakter bangsa melalui pembiasaan membaca, menulis, dan berpikir kritis.”
— Kemdikbud, Panduan Penguatan Pendidikan Karakter, hal. 9
Kegiatan literasi juga mendukung pembentukan empati anak sejak dini. Ketika anak membaca kisah sedih, bahagia, atau perjuangan tokoh, mereka belajar memahami perasaan orang lain dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan.
Integrasi Literasi dalam Kurikulum Merdeka
Dalam Kurikulum Merdeka, literasi menjadi bagian dari dimensi Profil Pelajar Pancasila. Anak-anak tidak hanya belajar membaca teks, tetapi juga memecahkan masalah, berkolaborasi, dan mengungkapkan gagasan.
“Pembelajaran literasi bukan hanya keterampilan bahasa, tetapi kemampuan memahami makna, menafsirkan informasi, dan menumbuhkan nilai kemanusiaan.”
— Kemdikbudristek, Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum Merdeka, hal. 18
Kegiatan literasi tematik dapat diintegrasikan dalam proyek pembelajaran, seperti menulis buku mini, membuat poster edukatif, atau meneliti budaya lokal.
Peran Guru dan Orang Tua dalam Menumbuhkan Literasi
Guru berperan sebagai fasilitator yang menciptakan suasana belajar menyenangkan. Sementara orang tua dapat memperkuat budaya literasi di rumah dengan membaca bersama anak atau menyediakan waktu khusus tanpa gawai.
- Guru: menyediakan bacaan sesuai usia dan minat anak.
- Orang tua: memberi contoh positif dengan membaca di rumah.
- Sekolah: mengadakan kegiatan literasi bulanan seperti lomba baca puisi atau pameran karya tulis.
Keteladanan adalah kunci utama. Seperti yang disebut dalam pembelajaran tematik berbasis nilai, anak-anak belajar bukan dari kata, tetapi dari contoh nyata yang mereka lihat.
Manfaat Aktivitas Literasi untuk Anak SD
- Meningkatkan kemampuan membaca dan menulis.
- Melatih berpikir kritis dan kreatif.
- Menumbuhkan empati dan rasa ingin tahu.
- Memperkuat karakter positif dan kebiasaan belajar sepanjang hayat.
Anak yang terbiasa membaca dan menulis akan lebih siap menghadapi tantangan masa depan. Literasi bukan sekadar kemampuan akademik, tetapi bekal untuk menjadi warga negara yang cerdas dan berbudaya.
Penutup: Menumbuhkan Cinta Membaca Sejak Dini
Aktivitas literasi adalah investasi jangka panjang bagi generasi masa depan. Dengan semangat gotong royong antara sekolah, guru, dan orang tua, mari jadikan budaya literasi sebagai bagian dari kehidupan anak setiap hari — membaca dengan hati, menulis dengan makna.
Artikel ini dipublikasikan pertama kali oleh Dunia Anak Indonesia, media edukatif yang berkomitmen menumbuhkan karakter dan semangat kebangsaan anak Indonesia.
Post a Comment for "Aktivitas Literasi untuk Siswa SD"