MENGENAL 4 POLA ASUH DALAM PSIKOLOGI ANAK DAN REMAJA

Gaya pengasuhan yang biasa digunakan dalam psikologi saat ini berpedoman pada hasil karya seorang psikolog perkembangan Diana Baumrind. Menurut pengamatan psikologi anak-anak pra sekolah yang dilakukan Baumrind (1967) diidentifikasikan bahwa terdapat 3 pola asuh awal yang dilakukan orangtua, yaitu pola asuh demokratis (autoritatif), pola asuh otoriter, dan pola asuh permisif.

Dari pola asuh anak yang dikemukan oleh Baumrind, para ahli seperti Maccoby dan Martin (1983) memperluas model gaya parenting ini menggunakan framework dua dimensi, dan memperluas gaya pengasuhan permisif dengan 2 type, yaitu pola asuh permisif dan pola asuh lalai (neglectful).

Oleh karena itu 4 gaya pola asuh anak ini kadang disebut dengan gaya pengasuhan Baumrind atau gaya parenting Maccoby dan Martin. Penting bagi orangtua mengenal keempat gaya pengasuhan Baumrind sebagai bahan referensi orangtua dalam menentukan gaya parenting yang akan diterapkan dalam membentuk psikologi anak yang akan berdampak kepada dirinya saat remaja nantinya.

POLA PENGASUHAN DIANA BAUMRIND

Dalam buku Human Development karya Diane Papalia, Sally Olds, Ruth Feldman (2008), mengemukakan 3 pola pengasuhan Baumrind, yaitu:

1. Pola asuh autoritatif.

Pola asuh autoritatif

Pola pengasuhan autoritatif adalah gaya pengasuhan yang memadukan penghargaan terhadap induvidualitas anak dengan upaya membentuk nilai sosial secara perlahan. Orangtua yang memiliki pola asuh autoritatif dapat dilihat dari gaya pengasuhan, yaitu:
  • Kokoh dalam mempertahankan standar.
  • Menentukan batasan sosial.
  • Menghargai induvidualitas anak.
  • Memiliki keyakinan diri akan kemampuan membimbing anak, tetapi tetap menghormati independensi keputusan, ketertarikan, pendapat dan kepribadian anak.
  • Mencintai dan menerima, tetapi menuntut perilaku yang baik.
  • Memiliki keinginan untuk menjatuhkan hukuman yang bijaksana dan terbatas ketika memang hal tersebut dibutuhkan.
  • Orang tua bersikap hangat dan suportif.
  • Berdiskusi dengan anak.
  • Anak merasa aman ketika mengetahui bahwa mereka dicintai dan dibimbing secara hangat.
  • Selalu menjelaskan logika di balik tindakan orang tua.


Umumnya ketika orangtua melakukan parenting dengan menerapkan pola asuh demokratis (authoritative) akan berdampak kepada psikologis anak yang cenderung terkontrol, independen, terkontrol, dan eksploratoris.

2. Pola asuh otoritarian.

Pola Asuh Otoriter

Pola pengasuhan otoritarian (otoriter) merupakan gaya pengasuhan yang menekankan kontrol dan kepatuhan serta moderat. Orangtua yang memiliki pola asuh otoriter, memiliki kecenderungan, berupa:
  • Orang tua bersikap berkuasa dan kurang hangat.
  • Memandang penting kontrol.
  • Membuat anak menyesuaikan diri dengan serangkaian standar perilaku.
  • Menuntut kepatuhan tanpa syarat.
  • Menghukum secara membabi buta dengan keras atas pelanggaran yang dibuat.
Pola asuh yang otoriter, akan berdampak kepada psikologis anak, yaitu tidak mempunyai kekuatan untuk mengatakan tidak, takut salah, tidak mempunyai kekuatan untuk memilih, tidak bisa mengambil keputusan sendiri, dan takut berbicara/mengungkapkan pendapat.

3. Pola asuh permisif.

Pola asuh permisif

Pola pengasuhan permisif adalah gaya pengasuhan yang menekankan ekspresi diri dan regulasi diri, dan orangtua yang memiliki pola asuh seperti ini, lebih cenderung akan:
  • Jarang menghukum, ketika anak melakukan suatu kesalahan.
  • Membuat beberapa tuntutan, namun mengizinkan anak untuk memonitor aktivitasnya sendiri.
  • Berkonsultasi dengan anak mengenai keputusan kebijakan.
  • Menghargai ekspresi diri dan regulasi diri.
  • Jika membuat peraturan maka akan ada penjelasan alasannya kepada anak-anak mereka.
  • Orang tua bersikap hangat, tidak mengontrol, dan tidak menuntut.


Pola asuh yang permisif, akan berdampak kepada psikologis anak, yaitu kurang eksplorasi, sangat kurang kontrol diri dan anak akan memiliki kecenderungan menjadi tidak dewasa.

POLA PENGASUHAN ELEANOR MACCOBY DAN JOHN MARTIN

Dari 3 pola asuh orang tua menurut Baumrind diatas, Eleanor Maccoby dan John Martin (2008) menambahkan satu jenis pola asuh, yaitu:

4.  Pola asuh neglectful.

Pola asuh neglectful

Pola pengasuhan neglectful (lalai) adalah gaya pengasuhan yang lebih mengutamakan kebutuhan dan keinginan orangtua daripada anak, dan orangtua yang memiliki pola asuh seperti ini, lebih cenderung akan:
  • Tidak memiliki tuntutan.
  • Tidak ada larangan.
  • Tidak terjalin komunikasi terbuka antara orang tua dan anak.
  • Lebih mengutamakan kebutuhan dan keinginan orang tua daripada kebutuhan dan keinginan anak.

Pola asuh yang neglectful, akan berdampak kepada psikologis anak, yaitu anak akan mempunyai harga diri yang rendah, tidak punya kontrol diri yang baik, kemampuan sosialnya buruk, dan merasa bukan bagian yang penting untuk orang tuanya. tentunya dampak yang ditimbulkan dari pola asuh neglectful akan terbawa hingga anak menjadi remaja bahkan dewasa.

Dibutuhkan kontribusi yang besar dari orangtua dalam menentukan pola pengasuhan yang tepat terhadap anak agar membantu perkembangan psikologi anak dan remaja agar kelak dapat menjadi pribadi yang baik.

Pola asuh yang penuh dukungan dan kasih sayang, memberikan aspirasi pendidikan yang sesuai dengan kemampuan anak, penekanan pada peraturan yang konsisten, komunikasi yang terbuka serta menghormati keberadaan anak, dapat membantu anak menjadi anak yang ceria, percaya diri mandiri, dapat menghargai orang lain dan berhasil.


Demikian tulisan tentang Mengenal 4 Pola Asuh Anak Dalam Psikologi Anak dan Remaja, semoga bermanfaat.

Terimakasih telah meluangkan waktu untuk membaca tulisan yang terdapat pada blogduniaanakindonesia.blogspot.com.  Jika ada pembahasan yang terlewat dari topik ini silahkan tambahkan pada kotak komentar, dan jika anda suka dengan tulisan ini silahkan bagikan melalui tombol media sosial yang terdapat pada blog ini.

1 comment for "MENGENAL 4 POLA ASUH DALAM PSIKOLOGI ANAK DAN REMAJA"