Cara membentuk karakter sopan santun menurut pendapat para Ahli, blogduniaanakindonesia.blogspot.com - Karakter merupakan suatu perilaku yang dimiliki oleh setiap individu termasuk remaja dan anak-anak. Setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda antara anak yang satu dengan anak-anak yang lain. Karakter sopan santun menurut Zuriah (2007:84) dalam Wahyudi dan I made Arsana (2014: 295) adalah sikap dan perilaku yang tertib sesuai dengan adat istiadat atau norma–norma yang berlaku didalam masyarakat. Norma sopan santun merupakan suatu peraturan hidup yang timbul dari pergaulan sekelompok orang. Norma kesopanan bersifat relatif, artinya apa yang dianggap sebagai norma kesopanan berbeda–beda di berbagai tempat, lingkungan, dan waktu.
Untuk mempersingkat waktu, sebelum menjelaskan terkait pembentukan karakter anak Indonesia, ada baiknya ketahui apa pengertian, juga faktor apa saja yang mempengaruhinya berdasarkan pendapat Ahli pada artikel blogduniaanakindonesia.blogspot.com.
Menurut Suyanto dalam Barnawi dan M. Arifin (2012: 20) menyatakan bahwa karakter adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa maupun negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. Karakter merupakan perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari dalam bersikap maupun bertindak. Sehingga dalam hal ini karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat istiadat, dan estetika. Marrine dalam Samanidan Haryanto (2011: 42-43) mengambil pendekatan yang berbeda terhadap makna karakter, menurut dia karakter adalah gabungan yang samar-samar antara sikap, perilaku bawaan, dan kemampuan yang membangun pribadi sesorang. Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai dasar perilaku yang menjadi acuan tata nilai interaksi antar manusia. Secara universal berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai hidup bersama berdasarkan atas pilar: kedamaian (peace), menghargai (respect), kerjasama (cooperation), kebebasan (freedom), kebahagiaan (happiness), kejujuran (honesty), kerendahan hati (humility), kasih sayang (love), tanggung jawab (responsibility), kesederhanaan (simplicity), toleransi (tolerance),dan persatuan (umity).
Menurut Samanidan Hariyanto (2011: 43), karakter dipengaruhi oleh hereditas. Perilaku seorang anak sering kali tidak jauh dari perilaku ayah dan ibunya. Dalam bahasa Jawa dikenal istilah “kacang ora ninggal lanjaran”. (pohon kacang panjang tidak pernah meninggalkan kayu atau bambu tempatnya melilit dan menjalar). Kecuali di lingkungan, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam ikut membentuk karakter. Disekitar lingkungan sosial yang keras seperti contoh di Harlem New York, para remaja cenderung berperilaku anti sosial, keras, tega, suka bermusuhan, dan sebagainya. Sementara itu dilingkungan yang gersang, panas, dan tandus, penduduknya cenderung bersifat keras dan berani mati.
Menurut Singla dalam Pala (2011:24-25), Ciri-ciri karakter harus mencakup beberapa hal, yaitu tidak terbatas pada suatu hal, keberanian, jiwa keadilan yang baik, integritas, kesopanan, kebaikan, ketekunan, tanggung jawab, toleransi, disiplin diri, menghormati warga sekolah, tanggung jawab untuk keselamatan sekolah, dan menjadi kewarganegaraan yang baik. Karakter seseorang mengacu pada disposisi dan kebiasaan yang menentukan cara seseorang merespons secara normal tentang keinginan, ketakutan, tantangan, peluang, kegagalan dan keberhasilan. Kami mendeskripsikan karakter seseorang berhubungan dengan nilai moral tentang kelayakan seseorang. Jadi, memiliki karakter yang kuat, hebat, atau terhormat adalah menjadi panutan orang, layak dikagumi dan dihormati. Berdasarkan dari berbagai pengertian karakter diatas, maka karakter dapat dimaknai sebagai watak yang dimiliki seseorang dan yang membangun pribadi seseorang serta menjadi ciri khas orang tersebut sehingga dapat dibedakan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain, watak terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengarung lingkungan, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan menurut Mustari (2014: 129), santun adalah sifat yang halus dan baik hati dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya kesemua orang. Kesantunan bisa mengorbankan diri sendiri demi masyarakat atauorang lain. Demikian karena orang –orang itu sudah mempunyai aturan yang solid, yang setiap kita hanya kebagian untuk ikut saja. Itulah inti bersifat santun, yaitu perilaku interpersonal sesuai tata norma dan adat istiadat setempat.
Berdasarkan pendapat-pendapat pakar atau ahli disimpulkan bahwa sopan santun adalah sifat lemah lembut yang dimiliki oleh setiap orang yang dapat dilihat dari sudut pandang bahasa maupun tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. Sopan santun merupakan istilah bahasa Jawa yang dapat diartikan sebagai perilaku seseorang yang menjunjung tinggi nilai-nilai menghormati, menghargai, dan berakhlak mulia. Sopan santun bisa dianggap sebagai norma tidak tertulis yang mengatur bagaimana seharusnya kita bersikap atau berperilaku.
Karakter sopan santun menurut Zuriah (2007:84) dalam Wahyudi dan I made Arsana (2014: 295) adalah sikap dan perilaku yang tertib sesuai dengan adat istiadat atau norma–norma yang berlaku didalam masyarakat. Norma sopan santun merupakan suatu peraturan hidup yang timbul dari pergaulan sekelompok orang. Norma kesopanan bersifat relatif, artinya apa yang dianggap sebagai norma kesopanan berbeda–beda di berbagai tempat, lingkungan, dan waktu.
Sedangkan Menurut Brown-Levinson dalam Prayitno(2011: 32) derajat kesantunan dalam bertutur atau biasa disebut dengan sopan santun dapat dilakukan dengan delapan strategi, diantaranya sebagai berikut:
Menurut teori Brown-Levinson tersebut adalah sebuah tuturan yang dikemukakan semakin tidak langsung, semakin berpagar, semakin menunjukkan pesimisme, semakin meminimalkan paksaan, semakin atau kecenderungan minta maaf kepada mitra tutur dan seterusnya maka tuturan tersebut semakin santun.
Berdasarkan dari pendapat kedua ahli dapat disimpulkan bahwa cara pembentukan karakter sopan santun pada anak-anak dapat dilakukan dengan cara:
Menurut Singla dalam Pala (2011:24-25), Ciri-ciri karakter harus mencakup beberapa hal, yaitu tidak terbatas pada suatu hal, keberanian, jiwa keadilan yang baik, integritas, kesopanan, kebaikan, ketekunan, tanggung jawab, toleransi, disiplin diri, menghormati warga sekolah, tanggung jawab untuk keselamatan sekolah, dan menjadi kewarganegaraan yang baik. Karakter seseorang mengacu pada disposisi dan kebiasaan yang menentukan cara seseorang merespons secara normal tentang keinginan, ketakutan, tantangan, peluang, kegagalan dan keberhasilan. Kami mendeskripsikan karakter seseorang berhubungan dengan nilai moral tentang kelayakan seseorang. Jadi, memiliki karakter yang kuat, hebat, atau terhormat adalah menjadi panutan orang, layak dikagumi dan dihormati. Berdasarkan dari berbagai pengertian karakter diatas, maka karakter dapat dimaknai sebagai watak yang dimiliki seseorang dan yang membangun pribadi seseorang serta menjadi ciri khas orang tersebut sehingga dapat dibedakan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain, watak terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengarung lingkungan, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pendapat-pendapat pakar atau ahli disimpulkan bahwa sopan santun adalah sifat lemah lembut yang dimiliki oleh setiap orang yang dapat dilihat dari sudut pandang bahasa maupun tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. Sopan santun merupakan istilah bahasa Jawa yang dapat diartikan sebagai perilaku seseorang yang menjunjung tinggi nilai-nilai menghormati, menghargai, dan berakhlak mulia. Sopan santun bisa dianggap sebagai norma tidak tertulis yang mengatur bagaimana seharusnya kita bersikap atau berperilaku.
Dalam pembentukan sikap dan perilaku sangat penting bagi orangtua melakukan cara membentuk karakter sopan santun menurut pendapat para Ahli dengan tepat, demikianlah artikel blogduniaanakindonesia.blogspot.com semoga bermanfaat!
Untuk mempersingkat waktu, sebelum menjelaskan terkait pembentukan karakter anak Indonesia, ada baiknya ketahui apa pengertian, juga faktor apa saja yang mempengaruhinya berdasarkan pendapat Ahli pada artikel blogduniaanakindonesia.blogspot.com.
PEMBENTUKAN DAN PENANAMAN KARAKTER SOPAN SANTUN MENURUT PARA AHLI
PENGERTIAN KARAKTER DAN SOPAN SANTUN
KARAKTER MENURUT PARA AHLI
Secara harfiahnya, karakter menurut Hornby dan Pornwell dalam Barnawi dan M. Arifin (2012: 20) artinya kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi.Menurut Suyanto dalam Barnawi dan M. Arifin (2012: 20) menyatakan bahwa karakter adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa maupun negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. Karakter merupakan perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari dalam bersikap maupun bertindak. Sehingga dalam hal ini karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat istiadat, dan estetika. Marrine dalam Samanidan Haryanto (2011: 42-43) mengambil pendekatan yang berbeda terhadap makna karakter, menurut dia karakter adalah gabungan yang samar-samar antara sikap, perilaku bawaan, dan kemampuan yang membangun pribadi sesorang. Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai dasar perilaku yang menjadi acuan tata nilai interaksi antar manusia. Secara universal berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai hidup bersama berdasarkan atas pilar: kedamaian (peace), menghargai (respect), kerjasama (cooperation), kebebasan (freedom), kebahagiaan (happiness), kejujuran (honesty), kerendahan hati (humility), kasih sayang (love), tanggung jawab (responsibility), kesederhanaan (simplicity), toleransi (tolerance),dan persatuan (umity).
Menurut Samanidan Hariyanto (2011: 43), karakter dipengaruhi oleh hereditas. Perilaku seorang anak sering kali tidak jauh dari perilaku ayah dan ibunya. Dalam bahasa Jawa dikenal istilah “kacang ora ninggal lanjaran”. (pohon kacang panjang tidak pernah meninggalkan kayu atau bambu tempatnya melilit dan menjalar). Kecuali di lingkungan, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam ikut membentuk karakter. Disekitar lingkungan sosial yang keras seperti contoh di Harlem New York, para remaja cenderung berperilaku anti sosial, keras, tega, suka bermusuhan, dan sebagainya. Sementara itu dilingkungan yang gersang, panas, dan tandus, penduduknya cenderung bersifat keras dan berani mati.
Menurut Singla dalam Pala (2011:24-25), Ciri-ciri karakter harus mencakup beberapa hal, yaitu tidak terbatas pada suatu hal, keberanian, jiwa keadilan yang baik, integritas, kesopanan, kebaikan, ketekunan, tanggung jawab, toleransi, disiplin diri, menghormati warga sekolah, tanggung jawab untuk keselamatan sekolah, dan menjadi kewarganegaraan yang baik. Karakter seseorang mengacu pada disposisi dan kebiasaan yang menentukan cara seseorang merespons secara normal tentang keinginan, ketakutan, tantangan, peluang, kegagalan dan keberhasilan. Kami mendeskripsikan karakter seseorang berhubungan dengan nilai moral tentang kelayakan seseorang. Jadi, memiliki karakter yang kuat, hebat, atau terhormat adalah menjadi panutan orang, layak dikagumi dan dihormati. Berdasarkan dari berbagai pengertian karakter diatas, maka karakter dapat dimaknai sebagai watak yang dimiliki seseorang dan yang membangun pribadi seseorang serta menjadi ciri khas orang tersebut sehingga dapat dibedakan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain, watak terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengarung lingkungan, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
SOPAN SANTUN MENURUT PARA AHLI
Menurut Oetomo (2012: 20), sopan adalah sikap hormat dan beradap dalam perilaku, santun dalam tutur kata, budi bahasa dan kelakuan yang baik sesuai dengan adat istiadat dan budaya setempat yang harus kita lakukan. Perilaku sopan mencerminkan perilaku diri sendiri, karena sopan memiliki arti hormat, takzim dan tertib menurut adat.Maka dari itu wajib kita lakukan setiap bertemu orang lain sebagai wujud kita dalam menghargai orang lain. Orang yang tidak sopan biasanya dijauhi orang lain. Kita sesama manusia mempunyai keinginan untuk dihargai, itulah alasan mengapa kita harus senantiasa sopan terhadap orang lain.Sedangkan menurut Mustari (2014: 129), santun adalah sifat yang halus dan baik hati dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya kesemua orang. Kesantunan bisa mengorbankan diri sendiri demi masyarakat atauorang lain. Demikian karena orang –orang itu sudah mempunyai aturan yang solid, yang setiap kita hanya kebagian untuk ikut saja. Itulah inti bersifat santun, yaitu perilaku interpersonal sesuai tata norma dan adat istiadat setempat.
Berdasarkan pendapat-pendapat pakar atau ahli disimpulkan bahwa sopan santun adalah sifat lemah lembut yang dimiliki oleh setiap orang yang dapat dilihat dari sudut pandang bahasa maupun tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. Sopan santun merupakan istilah bahasa Jawa yang dapat diartikan sebagai perilaku seseorang yang menjunjung tinggi nilai-nilai menghormati, menghargai, dan berakhlak mulia. Sopan santun bisa dianggap sebagai norma tidak tertulis yang mengatur bagaimana seharusnya kita bersikap atau berperilaku.
Karakter sopan santun menurut Zuriah (2007:84) dalam Wahyudi dan I made Arsana (2014: 295) adalah sikap dan perilaku yang tertib sesuai dengan adat istiadat atau norma–norma yang berlaku didalam masyarakat. Norma sopan santun merupakan suatu peraturan hidup yang timbul dari pergaulan sekelompok orang. Norma kesopanan bersifat relatif, artinya apa yang dianggap sebagai norma kesopanan berbeda–beda di berbagai tempat, lingkungan, dan waktu.
CARA MENANAMKAN KARAKTER SOPAN SANTUN PADA ANAK-ANAK ANDA
Menurut Damayanti ( 2012: 104-107) terdapat beberapa cara untuk dapat mengajari anak menjadi lebih sopan santun terhadap orang lain, diantaranya adalah dengan melakukan langkah-langkah berikut:- Beri kesempatan pada anak untuk mengungkapkan masalahnya
- Tidak memaksa anak meminta maaf
- Tumbuhkan empati pada anak
- Berikan dorongan
- Kenalkan aneka cara meminta maaf
- Beri toleransi waktu.
Sedangkan Menurut Brown-Levinson dalam Prayitno(2011: 32) derajat kesantunan dalam bertutur atau biasa disebut dengan sopan santun dapat dilakukan dengan delapan strategi, diantaranya sebagai berikut:
- Pakailah ujaran tidak langsung
- Pakailah ujaran berpagar
- Tunjukkan dengan pesimisme
- Minimalkan paksaan
- Berikan penghormatan kepada mitra tutur
- Mintalah maaf
- Pakailah bentuk impersonal
- Ujarkan tindak tutur melalui ketentuan yang bersifat umum.
Menurut teori Brown-Levinson tersebut adalah sebuah tuturan yang dikemukakan semakin tidak langsung, semakin berpagar, semakin menunjukkan pesimisme, semakin meminimalkan paksaan, semakin atau kecenderungan minta maaf kepada mitra tutur dan seterusnya maka tuturan tersebut semakin santun.
Berdasarkan dari pendapat kedua ahli dapat disimpulkan bahwa cara pembentukan karakter sopan santun pada anak-anak dapat dilakukan dengan cara:
- Memberi kesempatan pada anak untuk mengungkapkan masalahnya
- Kenalkan cara meminta maaf yang baik pada anak
- Tidak memaksakan anak untuk melakukan hal-hal yang membuatnya tertekan
- Memberikan dorongan atau motivasi kepada anak.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN KARAKTER SOPAN SANTUN PADA ANAK-ANAK ANDA MENURUT PENDAPAT PARA AHLI
Dalam menamankan karakter sopan santun tersebut, tentunya ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penanaman karakter sopan santun. Menurut Mahfudz dalam Rusmini (2012: 7) berpendapat bahwa kurangnya sopan santun pada anak disebabkan oleh beberapa hal. Sehingga dalam hal ini sangat mempengaruhi penanaman karakter sopan santun, diantaranya sebagai berikut:- Anak-anak tidak mengerti aturan yang ada, atau ekspektasi yang diharapkan dari dirinya jauh melebihi apa yang dapat mereka cerna pada tingkatan pertumbuhan mereka saat itu
- Anak-anak ingin melakukan hal-hal yang diinginkan dan kebebasannya
- Anak-anak cenderung meniru perbuatan orang tua
- Adanya perbedaan perlakuan disekolah dan dirumah
- Berikan penghormatan kepada mitra tutur
- Kurangnya pembiasaan sopan santun yang sudah diajarkan oleh orang tua sejak dini.
KESIMPULAN
Secara harfiahnya, karakter menurut Hornby dan Pornwell dalam Barnawi dan M. Arifin (2012: 20) artinya kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi.Menurut Singla dalam Pala (2011:24-25), Ciri-ciri karakter harus mencakup beberapa hal, yaitu tidak terbatas pada suatu hal, keberanian, jiwa keadilan yang baik, integritas, kesopanan, kebaikan, ketekunan, tanggung jawab, toleransi, disiplin diri, menghormati warga sekolah, tanggung jawab untuk keselamatan sekolah, dan menjadi kewarganegaraan yang baik. Karakter seseorang mengacu pada disposisi dan kebiasaan yang menentukan cara seseorang merespons secara normal tentang keinginan, ketakutan, tantangan, peluang, kegagalan dan keberhasilan. Kami mendeskripsikan karakter seseorang berhubungan dengan nilai moral tentang kelayakan seseorang. Jadi, memiliki karakter yang kuat, hebat, atau terhormat adalah menjadi panutan orang, layak dikagumi dan dihormati. Berdasarkan dari berbagai pengertian karakter diatas, maka karakter dapat dimaknai sebagai watak yang dimiliki seseorang dan yang membangun pribadi seseorang serta menjadi ciri khas orang tersebut sehingga dapat dibedakan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain, watak terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengarung lingkungan, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pendapat-pendapat pakar atau ahli disimpulkan bahwa sopan santun adalah sifat lemah lembut yang dimiliki oleh setiap orang yang dapat dilihat dari sudut pandang bahasa maupun tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. Sopan santun merupakan istilah bahasa Jawa yang dapat diartikan sebagai perilaku seseorang yang menjunjung tinggi nilai-nilai menghormati, menghargai, dan berakhlak mulia. Sopan santun bisa dianggap sebagai norma tidak tertulis yang mengatur bagaimana seharusnya kita bersikap atau berperilaku.
Dalam pembentukan sikap dan perilaku sangat penting bagi orangtua melakukan cara membentuk karakter sopan santun menurut pendapat para Ahli dengan tepat, demikianlah artikel blogduniaanakindonesia.blogspot.com semoga bermanfaat!
Post a Comment for "PEMBENTUKAN KARAKTER SOPAN SANTUN MENURUT PARA AHLI"