BLOGDUNIAANAKINDONESIA: Beberapa hari yang lagi umat Islam merayakan datangnya tahun baru Islam 1 Muharram 1444 H dengan berbagai macam kegiatan yang diadakan di masing-masing daerah.
Bulan Muharran yang merupakan permulaan tahun hijriyah adalah merupakan bulan yang mulia. Bulan Muharram adalah satu di antara bulan-bulan yang mulia (al-asyhur al-hurum), yang diharamkan berperang di bulan ini. Ia dipandang bulan yang utama setelah bulan Ramadhan. Oleh karenanya, kita disunnahkan berpuasa terutama pada hari ‘Asyura, yakni menurut pendapat mayoritas ulama tanggal 10 Muharram. Di antara fadhilah bulan Muharram, adalah ia dipilih oleh Allah SWT sebagai momen pengampunan umat Islam dari dosa dan kesalahan. Keistimewaan bulan Muharram ini lebih lanjut karena dipilih sebagai awal tahun dalam kalender Islam yang secara otomatis di dalamnya terkandung sejarah penanggalan atau penetapan kalender Islam yang diawali dengan 1 Muharram.
Salah satu peristiwa besar di bulan Muharram ini adalah ketika Nabi Muhammad SAW dan para sahabat melakukan hijrah dari Makkatul Mukarromah menuju Madinatul Munawwaroh dalam upaya menegakkan syariat Islam dan sebagai upaya untuk menuju peradaban Islam.
Peristiwa hijrah Nabi SAW yang terjadi 14 abad yang lalu apabila Kita analisis mengandung banyak nilai, hikmah dan makna yang dapat diambil dalam kehidupan seharihari, diantaranya:
Pertama; hijrah Nabi SAW dari Makkah ke Madinah dilakukan dengan niat dan keyakinan yang teguh dan semangat membaja dalam diri Nabi SAW untuk menegakkan dan menyebarkan ajaran Islam, sehingga dalam kurun waktu yang relatif singkat 23 tahun 2 bulan dan 22 hari ajaran Islam telah tersebar di seluruh jazirah Arab; ajaran yang membangun peradaban tinggi, umat yang bermoral, berakhlakul karimah, kehidupan yang damai, adil makmur serta membangun pola keimanan dari politheisme menuju monotheisme yang hanya meyakini 1 Tuhan yaitu Allah Robbul Izzati.
Hijrah Nabi tersebut dilakukan dengan penuh perjuangan dan pengorbanan baik dengan jiwa, raga dan harta dengan semata-mata jihad di jalan Allah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 20 yang artinya: Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
Kedua; syiar Islam yang dilakukan oleh Nabi SAW selama 23 tahun 2 bulan dan 22 hari tersebut dilakukan dengan cara damai tanpa menimbulkan konflik, pertentangan, paksaan dan cara kekerasan. Hal ini dikarenakan cara dakwah Nabi SAW dengan menggunakan metode kearifan dan mauidhoh khasanah (contoh yang baik) sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur`an surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Dari ayat tersebut, sangat jelas bahwa cara dakwah Nabi SAW dengan kearifan yang mulya yaitu menanamkan kebaikan di dalam jiwa, keutamaan di dalam hati, memberikan contoh dan ketauladanan.
Inilah yang membedakan cara kepemimpinan Nabi SAW dengan pemimpin-pemimpin agama yang lain. Sebuah prestasi kepemimpinan yang luar biasa yang tidak dapat disaingi dan ditandingi oleh pemimpin-pemimpin agama yang lain. Karena dalam dakwahnya Nabi SAW telah memberikan contoh dengan budi pekerti dan akhlak yang mulia, sebagaimana digambarkan akhlak Nabi SAW oleh Allah dalam Al-Qur`an surat Al-Qalam ayat 4 yang artinya: dan sesungguhnya Kamu Muhammad adalah budi pekerti yang baik.
Ketiga; Sesungguhnya dalam peristiwa hijrah Nabi SAW mengandung pesan dan nilai kesabaran, keteguhan, kegigihan, perjuangan dan pengorbanan. Nilai kesabaran itu terlihat ketika Nabi SAW berdakwah selalu mendapatkan hambatan dan tantangan terutama dari orang-orang Kafir Quraisy. Tantangan itu begitu berat dan membahayakan sehingga akhirnya beliau mendapatkan wahyu dari Allah SWT agar melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah. Sikap orang-orang kafir tersebut tergambarkan dalam Al-Qur`an dalam surat AlBaqarah ayat 120 yang artinya: Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. Dari ayat tersebut menunjukkan bahwa orang-orang kafir selalu berusaha agar Islam tidak berkembang dan hancur.
Keempat; mengingat pentingnya peristiwa hijrah dalam sejarah perjuangan dakwah Islam, maka sangat tepat sekali mengambil dan menetapkan peristiwa tersebut dalam kalender kaum muslimin, sebab hal tersebut mempunyai motivasi agar semangat jihad kaum muslimin tergugah untuk dapat memperkuat persatuan, persaudaraan, saling membantu dan tolong menolong dalam kebaikan. Maka sebagai kaum muslimin wajib meneruskan perjuangan Nabi SAW, berkewajiban untuk membangun, memperbaiki umat Islam sesuai dengan bidang dan profesi masing-masing. Sebagaimana hadis Nabi SAW yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Serta hadis Nabi SAW lain yang artinya: Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya serta baik amalnya (HR. Ahmad).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan berkaitan dengan memuliakan bulan Muharram dan memperingati tahun baru Hijrah 1444. Bahwa dalam memuliakan dan memperingati tahun baru Hijriah harus memperhatikan hikmah atau pelajaran yang berharga dari peristiwa hijrahnya Nabi SAW dan para sahabatnya, yang dapat disebutkan dalam sembilan poin penting yaitu: 1) hijrah dilakukan dengan niat dan keyakinan yang teguh dan semangat tinggi untuk dapat melakukan perubahan, 2) hijrah dilakukan dengan cara yang arif dan bijaksana, 3) hijrah adalah tidak sekedar perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, akan tetapi hijrah yang sebenarnya adalah perpindahan dari keadaan yang kurang baik menuju kebaikan, keadaan yang tidak mendukung dakwah kepada keadaan yang mendukung, 4) hijrah adalah perjuangan untuk suatu tujuan yang mulia, karenanya memerlukan kesabaran dan pengorbanan, 5) hijrah adalah ibadah, karenanya motivasi atau niat adalah untuk kebaikan dan kemaslahatan, 6) hijrah harus untuk persatuan dan kesatuan, bukan perpecahan, 7) hijrah adalah jalan untuk mencapai kemenangan, 8) hijrah itu mendatangkan rezeki dan rahmat Allah, dan 9) hijrah adalah teladan Nabi SAW dan para sahabat yang mulia, yang harus kita ikuti.
Untuk mendownload file PDF dari artikel Nilai dan Hikmah Hijriyah yang ditulis blogduniaanakindonesia.blogspot.com dapat download di situs resmi IAIN Jember.
* Dr. Khotibul Umam, M. A, Dosen Pascasarjana IAIN Jember, Kepala Pusat Audit dan Pengendali Mutu LPM IAIN Jember)
Jika sahabat #BlogDuniaAnakIndonesia ingin mendapatkan pemberitahuan langsung mengenai artikel terbaru dari website kami, silakan dapat IKUTI halaman kami BLOGDUNIAANAKINDONESIA
Dapatkan Informasi terbaru setiap hari dari kami, dengan terus kunjungi https://blogduniaanakindonesia.blogspot.com/ ***
Bulan Muharran yang merupakan permulaan tahun hijriyah adalah merupakan bulan yang mulia. Bulan Muharram adalah satu di antara bulan-bulan yang mulia (al-asyhur al-hurum), yang diharamkan berperang di bulan ini. Ia dipandang bulan yang utama setelah bulan Ramadhan. Oleh karenanya, kita disunnahkan berpuasa terutama pada hari ‘Asyura, yakni menurut pendapat mayoritas ulama tanggal 10 Muharram. Di antara fadhilah bulan Muharram, adalah ia dipilih oleh Allah SWT sebagai momen pengampunan umat Islam dari dosa dan kesalahan. Keistimewaan bulan Muharram ini lebih lanjut karena dipilih sebagai awal tahun dalam kalender Islam yang secara otomatis di dalamnya terkandung sejarah penanggalan atau penetapan kalender Islam yang diawali dengan 1 Muharram.
Salah satu peristiwa besar di bulan Muharram ini adalah ketika Nabi Muhammad SAW dan para sahabat melakukan hijrah dari Makkatul Mukarromah menuju Madinatul Munawwaroh dalam upaya menegakkan syariat Islam dan sebagai upaya untuk menuju peradaban Islam.
Peristiwa hijrah Nabi SAW yang terjadi 14 abad yang lalu apabila Kita analisis mengandung banyak nilai, hikmah dan makna yang dapat diambil dalam kehidupan seharihari, diantaranya:
Pertama; hijrah Nabi SAW dari Makkah ke Madinah dilakukan dengan niat dan keyakinan yang teguh dan semangat membaja dalam diri Nabi SAW untuk menegakkan dan menyebarkan ajaran Islam, sehingga dalam kurun waktu yang relatif singkat 23 tahun 2 bulan dan 22 hari ajaran Islam telah tersebar di seluruh jazirah Arab; ajaran yang membangun peradaban tinggi, umat yang bermoral, berakhlakul karimah, kehidupan yang damai, adil makmur serta membangun pola keimanan dari politheisme menuju monotheisme yang hanya meyakini 1 Tuhan yaitu Allah Robbul Izzati.
Hijrah Nabi tersebut dilakukan dengan penuh perjuangan dan pengorbanan baik dengan jiwa, raga dan harta dengan semata-mata jihad di jalan Allah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 20 yang artinya: Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
Kedua; syiar Islam yang dilakukan oleh Nabi SAW selama 23 tahun 2 bulan dan 22 hari tersebut dilakukan dengan cara damai tanpa menimbulkan konflik, pertentangan, paksaan dan cara kekerasan. Hal ini dikarenakan cara dakwah Nabi SAW dengan menggunakan metode kearifan dan mauidhoh khasanah (contoh yang baik) sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur`an surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Dari ayat tersebut, sangat jelas bahwa cara dakwah Nabi SAW dengan kearifan yang mulya yaitu menanamkan kebaikan di dalam jiwa, keutamaan di dalam hati, memberikan contoh dan ketauladanan.
Inilah yang membedakan cara kepemimpinan Nabi SAW dengan pemimpin-pemimpin agama yang lain. Sebuah prestasi kepemimpinan yang luar biasa yang tidak dapat disaingi dan ditandingi oleh pemimpin-pemimpin agama yang lain. Karena dalam dakwahnya Nabi SAW telah memberikan contoh dengan budi pekerti dan akhlak yang mulia, sebagaimana digambarkan akhlak Nabi SAW oleh Allah dalam Al-Qur`an surat Al-Qalam ayat 4 yang artinya: dan sesungguhnya Kamu Muhammad adalah budi pekerti yang baik.
Ketiga; Sesungguhnya dalam peristiwa hijrah Nabi SAW mengandung pesan dan nilai kesabaran, keteguhan, kegigihan, perjuangan dan pengorbanan. Nilai kesabaran itu terlihat ketika Nabi SAW berdakwah selalu mendapatkan hambatan dan tantangan terutama dari orang-orang Kafir Quraisy. Tantangan itu begitu berat dan membahayakan sehingga akhirnya beliau mendapatkan wahyu dari Allah SWT agar melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah. Sikap orang-orang kafir tersebut tergambarkan dalam Al-Qur`an dalam surat AlBaqarah ayat 120 yang artinya: Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. Dari ayat tersebut menunjukkan bahwa orang-orang kafir selalu berusaha agar Islam tidak berkembang dan hancur.
Keempat; mengingat pentingnya peristiwa hijrah dalam sejarah perjuangan dakwah Islam, maka sangat tepat sekali mengambil dan menetapkan peristiwa tersebut dalam kalender kaum muslimin, sebab hal tersebut mempunyai motivasi agar semangat jihad kaum muslimin tergugah untuk dapat memperkuat persatuan, persaudaraan, saling membantu dan tolong menolong dalam kebaikan. Maka sebagai kaum muslimin wajib meneruskan perjuangan Nabi SAW, berkewajiban untuk membangun, memperbaiki umat Islam sesuai dengan bidang dan profesi masing-masing. Sebagaimana hadis Nabi SAW yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Serta hadis Nabi SAW lain yang artinya: Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya serta baik amalnya (HR. Ahmad).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan berkaitan dengan memuliakan bulan Muharram dan memperingati tahun baru Hijrah 1444. Bahwa dalam memuliakan dan memperingati tahun baru Hijriah harus memperhatikan hikmah atau pelajaran yang berharga dari peristiwa hijrahnya Nabi SAW dan para sahabatnya, yang dapat disebutkan dalam sembilan poin penting yaitu: 1) hijrah dilakukan dengan niat dan keyakinan yang teguh dan semangat tinggi untuk dapat melakukan perubahan, 2) hijrah dilakukan dengan cara yang arif dan bijaksana, 3) hijrah adalah tidak sekedar perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, akan tetapi hijrah yang sebenarnya adalah perpindahan dari keadaan yang kurang baik menuju kebaikan, keadaan yang tidak mendukung dakwah kepada keadaan yang mendukung, 4) hijrah adalah perjuangan untuk suatu tujuan yang mulia, karenanya memerlukan kesabaran dan pengorbanan, 5) hijrah adalah ibadah, karenanya motivasi atau niat adalah untuk kebaikan dan kemaslahatan, 6) hijrah harus untuk persatuan dan kesatuan, bukan perpecahan, 7) hijrah adalah jalan untuk mencapai kemenangan, 8) hijrah itu mendatangkan rezeki dan rahmat Allah, dan 9) hijrah adalah teladan Nabi SAW dan para sahabat yang mulia, yang harus kita ikuti.
Untuk mendownload file PDF dari artikel Nilai dan Hikmah Hijriyah yang ditulis blogduniaanakindonesia.blogspot.com dapat download di situs resmi IAIN Jember.
* Dr. Khotibul Umam, M. A, Dosen Pascasarjana IAIN Jember, Kepala Pusat Audit dan Pengendali Mutu LPM IAIN Jember)
Jika sahabat #BlogDuniaAnakIndonesia ingin mendapatkan pemberitahuan langsung mengenai artikel terbaru dari website kami, silakan dapat IKUTI halaman kami BLOGDUNIAANAKINDONESIA
Dapatkan Informasi terbaru setiap hari dari kami, dengan terus kunjungi https://blogduniaanakindonesia.blogspot.com/ ***
Post a Comment for "Nilai dan Hikmah Hijriyah oleh Dr. Khotibul Umam, M.A*"