MEMAHAMI TENTANG PANTUN, SYAIR, DAN GURINDAM

MEMAHAMI TENTANG PANTUN, SYAIR, DAN GURINDAM

https://blogduniaanakindonesia.blogspot.com/


Terminologi Pantun, Syair, dan Gurindam pasti sering sobat Blogduniaanakindonesia pelajari pada modul bahasa Indonesia saat ini. Seringkali, ketiga terminologi tersebut disamakan dalam hal makna dan cirinya. Namun, sebetulnya ketiga terminologi tersebut memiliki perbedaan dalam makna dan cirinya. Penulis akan mencoba menjabarkan ketiga terminologi karya sastra tersebut berdasarkan literatur dan diskusi dengan ahli pada bidang tersebut.


1. MAKNA PANTUN, SYAIR, DAN GURINDAM

Menurut Braginsky (1998: 225), Syair merupakan sebuah bentuk puisi lama yang terdiri atas kuatrin-kuatrin berima tunggal yang berpola a-a-a-a, b-b-b-b, c-c-c-c, dan dari segi irama agak sederhana. Puisi-puisi naratif atau syair (kata Melayu ’syair’ berasal dari kata Arab syair, yang berarti ’sajak’, puisi), menjadi bentuk genre, pokok puisi tertulis Melayu selama periode klasik.


Sementara, Gurindam merupakan sebuah bentuk puisi lama yang terdiri atas sebuah kalimat majemuk yang terbagi menjadi 2 baris yang bersajak. Tiap baris merupakan kalimat yang terhubung, yang terdiri dari anak kalimat dan induk kalimat, dengan jumlah suku kata yang tidak ditentukan tiap barisnya.


Terminologi Pantun yang dibahas di sini merupakan konteks bentuk puisi lama berupa perbedaan pantun dengan gurindam dari konteks rima atau sajaknya. Pantun merupakan salah satu bentuk puisi melayu dengan dalam satu bait memiliki empat larik dan memiliki sajak a-b-a-b. Untuk larik pertama dan kedua dinamakan sampiran, untuk larik ketiga dan keempat diberi nama isi. Untuk itu, sajak ini mengikuti pedoman dan peraturan yang telah dijelaskan khususnya mengenai dari konteks sajaknya.


2. CIRI-CIRI PANTUN, SYAIR, DAN GURINDAM

Dalam materi Bahasa Indonesia, merujuk pada Braginsky (1998: 225), Puisi lama Syair memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.
  • Bersajak a-a-a-a.
  • Semua baris adalah isi.
  • Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan.



Sementara, Puisi lama Gurindam memiliki ciri-ciri berikut ini: Tiap baris merupakan kalimat yang terhubung, yang terdiri dari anak kalimat dan induk kalimat, dengan jumlah suku kata yang tidak ditentukan tiap barisnya.


Selain Puisi lama syair dan gurindam, selanjutnya Pantun memiliki ciri-ciri sebagai berikut: satu bait memiliki empat larik dan memiliki sajak a-b-a-b. Untuk larik pertama dan kedua dinamakan sampiran, untuk larik ketiga dan keempat diberi nama isi.


3. PANTUN, SYAIR, DAN GURINDAM BERBEDA

Perbedaan pantun syair dan gurindam terletak pada:
  • Pada pantun, baris pertama dan kedua berupa sampiran, baris ketiga dan keempat berupa isi.
  • Pada syair, semua baris adalah isi.
  • pada gurindam, isi atau maksud gurindam terdapat pada baris kedua karena baris kedua berisi jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama.



Semoga dengan adanya artikel Blogduniaanakindonesia.blogspot.com ini dapat memberikan pemahaman mengenai terminologi Pantun, Syair, dan Gurindam sehingga bisa memahami makna dan ciri-ciri dari ketiga terminologi tersebut.

Post a Comment for "MEMAHAMI TENTANG PANTUN, SYAIR, DAN GURINDAM"