Makna Persembahyangan Dalam Setahun dalam Agama Khonghucu

Makna Persembahyangan Imlek
(Ucapan Imlek Tahun 2023)



Upacara persembahyangan dalam agama Khonghucu tidak terlepas dari sistem penanggalan yang dibuat berdasarkan peredaran musim, oleh karena itu maka dalam satu tahun umat Khonghucu melakukan persembahyangan yang dibagi menjadi empat bagian, yakni Ci, Yue, Chang dan Zheng. Dilansir blogduniaanakindonesia.blogspot.com dari Buku Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti untuk SMALB Tunadaksa dan Tunanetra Kelas XII, Berikut ini penjelasan makna dari masing-masing persembahyangan tersebut:

Baca juga: 10 Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili Tahun 2023, Penuh Makna, Semangat dan Motivasi


1. Ci – Xinnian

Sembahyang besar kehadirat Tian pada hari Dongzhi dan malam menjelang Tahun Baru adalah sembahyang besar untuk menyatakan syukur umat atas karunia Tian sepanjang tahun yang akan ditinggalkan. Maka suasana diliputi renungan segala sesuatu yang telah dialami dan dikerjakan. Ini berbeda dengan suasana pada saat sembahyang JingTiangong.


Saat sembahyang JingTiangong adalah saat di dalam ketulusan hati dan pernyataan Iman kehadirat Tian tentang hal yang akan dilaksanakan didalam tahun yang baru. Maka upacara suci JingTiangong wajib disiapkan dengan bersuci diri dan berpantang sejak hari kedua tahun baru sampai berakhirnya upacara suci ini. Karena itu pada malam suci ini, umat Khonghucu diwajibkan bersyukur dan bersujud kehadapan Tian. Marilah kita renungi ayat suci yang terdapat dalam kitab Zhongyong/ Tengah Sempurna Bab XXIV: 1–3, yang berbunyi sebagai berikut:
  1. Iman itu harus disempurnakan sendiri dan Jalan Suci itu harus dijalani sendiri pula
  2. Iman itulah pangkal dan ujung segenap wujud. Tanpa Iman, suatupun tiada. Maka, seorang Junzi memuliakan Iman
  3. Iman itu bukan dimaksudkan selesai dengan menyempurnakan diri sendiri, melainkan menyempurnakan segenap wujud juga. Cinta Kasih itu menyempurnakan diri dan bijaksana itu menyempurnakan segenap wujud. Inilah Kebajikan Watak Sejati dan inilah Keesaan Luar Dalam dari pada Jalan Suci. Maka setiap saat jangan dilalaikan.



Kita hayati pula makna ayat suci dalam kitab Zhongyong XIX: 18, yang berbunyi: “Iman itulah Jalan suci Tian; berusaha beroleh Iman itulah jalan suci manusia.” Selanjutnya dalam kitab Mengzi VII A: 4 tersurat, “Berlaksa benda tersedia lengkap di dalam diri. Kalau memeriksa diri ternyata penuh Iman, sesungguhnya tiada kebahagiaan yang lebih besar dari ini. Sekuat tenaga laksanakan Tepasarira, untuk mendapatkan Cinta kasih tiada yang lebih dekat dari ini.”


Semoga oleh Iman yang teguh, oleh kesungguhan hati, berolehlah kalian kekuatan, kemampuan, dan dorongan untuk meraih segala harapan dan cita yang telah kalian prasetyakan pada malam upacara sembahyang besar kehadirat Tian.


2. Yue – Duanyang

Hari raya Duanyang ialah hari suci untuk bersujud kehadirat Tian, yang telah dilakukan umat Ru (umat Khonghucu) sejak zaman purbakala. Disini lebih dikenal dengan nama perayaan Wuyue chuwu atau hari raya tanggal 5 bulan 5 Kongzili.


Duan artinya lurus, terkemuka, terang, yang menjadi pokok atau sumber; dan Yang artinya sifat positif atau matahari; jadi Duanyang ialah saat matahari memancarkan cahaya paling terang. Hari raya ini dinamai pula Duanwu. Wu artinya saat antara pukul 11.00 – 13.00 siang; jadi perayaan hari Duanyang ini tepatnya dilaksanakan pada saat tengah hari. Pada saat hari Duanyang ini matahari benar-benar bersinar yang melambangkan curahan rahmat kemurahan Tian atas manusia dan segenap makhluk di dunia.


Pada saat Duanyang ialah saat untuk kalian bersuci, bersujud menyampaikan sembah dan syukur kepada-Nya. Pada saat Duan yang kalian rasakan sebagai saat paling besar Tian melimpahkan rahmat karunia-Nya, khususnya pada saat Wu (tengah hari), hingga diyakini bahwa pada saat Duanwu segala makhluk dan benda mendapat curahan karunia kekuatan paling besar. Ramuan daun obat-obatan yang dipetik pada saat itu memiliki khasiat yang luar biasa. Karena letak matahari yang tegak lurus, telur ayampun dapat didirikan tegak lurus di lantai.


Hari raya ini disebut pula dengan nama Baichuan (Pehcun, dialek Hokian) yang artinya merengkuh dayung atau beratus perahu. Dinamai demikian karena pada hari itu sering diadakan perlombaan perahu naga. Hal ini dihubungkan dengan kisah Quyuan seorang patriot sejati yang rela mengorbankan dirinya dengan menceburkan diri ke sungai Milo sebagai peringatan atas kekalutan yang menimpa tanah air yang dicintainya.

Baca juga: 21 Ucapan Selamat Hari Raya Imlek 2574 Kongzili Tahun 2023

3. Chang- Zhongqiu

Sembahyang Zhongqiu dilakukan pada tanggal 15 bulan 8 Kongzili dengan persembahan berupa kue bulan yang melambangkan bulatnya bulan purnama pada saat itu, karena jarak bumi dan bulan berada pada posisi yang paling dekat; cahaya bulan purnama bersinar terang saat itu. Pada hari itu, para petani bersuka cita karena hasil panennya yang melimpah.


Makna spiritual dari sembahyang Zhongqiu jauh lebih penting untuk kita fahami sebagai ungkapan rasa syukur dengan melakukan sembahyang kehadirat Tian dan kepada Malaikat Bumi (Fude Zhengshen) sebagai pemberi berkah atas kebajikan yang telah dilakukan oleh umat manusia.


4. Zheng – Dongzi

Hari Dongzhi bertepatan dengan saat letak matahari berada di atas garis balik 23 ½ ÂșLS, yakni bertepatan dengan tanggal 22 Desember. Pada saat itu di belahan bumi utara mempunyai siang hari paling pendek dan malam hari paling panjang. Pada daerah-daerah utara yang mempunyai iklim subtropis, tibalah musim dingin. Oleh karena itu, pada zaman dinasti Zhou (1122 SM – 255 SM), saat itu dipandang sebagai hari permulaan tahun baru karena hari-hari selanjutnya letak matahari mulai balik ke utara; siang hari kian panjang malam hari kian pendek, meskipun musim masih bertambah dingin sampai tiba musim semi, saat matahari melewati garis khatulistiwa.


Pada saat Dongzhi, rajamuda-rajamuda mengadakan upacara sembahyang besar yang dinamai Jiao. Sembahyang dilakukan di hadapan sebuah altar yang dibangun di alun-alun sebelah Selatan untuk mengucapkan puji syukur kepada Tian.


Setiap lima tahun sekali kaisar sendiri langsung memimpin upacara sembahyang itu, yang disebut Di. Biarpun setelah berdiri dinasti Han (206 SM – 220 M) sistem penanggalan diubah menjadi sistem penanggalan Xiali atau Kongzi Li yang hari tahun barunya ditetapkan kira-kira satu atau dua bulan setelah Dongzhi. Namun, raja-raja tetap melakukan sembahyang besar kepada Tian di hari Dongzhi.


Rakyat jelata pun melakukan sembahyang kepada Tian dan leluhurnya, dengan sajian utama ronde yang berbentuk bulat, dibuat dari tepung ketan yang diberi warna merah dan putih (melambangkan sifat yin yang) dan diberi kuah jahe manis. Disajikan tiga mangkuk ronde. Tiap mangkuk berisi 12 ronde merah/putih dan diberi sebuah ronde merah besar yang melambangkan berkah yang diterima sepanjang tahun.


Bagi umat Khonghucu, hari Dongzhi mempunyai makna suci khusus, disebut hari Muduo atau hari Genta Rohani. Dinamakan demikian karena pada hari setelah Dongzhi, tatkala Nabi Kongzi berusia 56 tahun. Beliau meninggalkan negeri Lu, tanah tumpah darah yang dicintainya; meninggalkan kedudukan yang mulia, meninggalkan segala yang dimilikinya. Nabi Kongzi mengembara dari satu negeri ke negeri lainnya selama kira-kira 13 tahun untuk menebarkan ajaran-ajaranNya dan membangkitkan kembali atau menyempurnakan Rujao (agama Khonghucu). Beliau menjadi Muduo atau Genta Rohani yang memberitakan firman Tian bagi hidup insani. Muduo ialah genta yang dibuat dari logam dan dipukul dengan pemukul dari kayu. Pada zaman purba Muduo dipergunakan raja-raja melalui utusannya memberikan maklumat-maklumat yang wajib dilaksanakan rakyat, dan dilaksanakan menjelang hari tahun baru.


Nabi Kongzi bukan pembawa Muduo raja, melainkan Muduo Tian bagi segenap manusia. Ini dapat dilihat dari peristiwa berikut ini :


Penjaga tapal batas negeri Yu, yang ternyata adalah orang suci dan bijaksana yang menyembunyikan diri, ingin bertemu dengan Nabi dan berkata, ”Setiap ada seorang Junzi lewat di sini, aku tidak pernah tidak menemuinya.”


Oleh para murid, ia dipersilahkan menemuinya. Setelah keluar ia berkata, “Saudara-saudaraku, mengapa kalian nampak bermuram durja karena kehilangan kedudukan? Sudah lama dunia ingkar dari Jalan Suci; kini Tian menjadikan Guru selaku Muduo.” (Lunyu/Sabda Suci III : 24)


Demikianlah umat Khonghucu meyakini bahwa Nabi Kongzi ialah Muduo Tian, Nabi pembimbing hidup manusia menempuh Jalan Suci yang difirmankan Tuhan Yang Maha Esa. Bahwa Nabi Kongzi ialah Dacheng Zhisheng atau Nabi Agung, yang lengkap dan sempurna yang diutus Tian sebagai Muduo bagi umat manusia.


Semoga dengan pembahasan ini menjadikan setiap manusia lebih menjalani hidup dengan Penuh Semangat dan Motivasi tahun baru Imlek, khususnya pengunjung blogduniaanakindonesia.blogspot.com, semoga kita dapat melaksanakan Upacara persembahyangan dalam agama Khonghucu lebih damai dan bisa memaknai kebajikan dengan mengucapkan puji syukur kepada Tian

Post a Comment for "Makna Persembahyangan Dalam Setahun dalam Agama Khonghucu "