Cara Mendidik Agama Kepada Anak - Agama merupakan pondasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dasar agama sudah seharusnya di tanamkan sejak anak usia dini. Penanaman dasar-dasar agama tidak harus menunggu anak memasuki tahapan sekolah. Akan tetapi sangat perlu pendidikan agama ditanamkan sejak anak berusia dini, sehingga kelak dewasa nanti anak akan menjadi sosok yang memiliki norma yang baik sesuai dengan harapan orang tua, jadi
sangat perlu kita ketahui bahwa pentingnya mengenalkan agama kepada anak bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah akan tetapi penanaman agama harus dimulai dari lingkungan keluarga.
Ada baiknya kita juga menjadikan pendalaman agama menjadi fokus utama dalam membantu anak pada masa perkembangannya, sehingga kelak anak menjadi anak yang berprestasi tidak hanya dalam segi duniawi akan tetapi juga menjadi sosok yang memiliki norma-norma yang sangat positif. Terutama pada saat ini sudah banyak kita temukan anak-anak zaman sekarang yang tidak lagi peduli dengan pembatasan norma termasuk susila, kita bisa ambil contoh banyak bertebaran anak-anak memposting molekan tubuh mereka hanya untuk mendapatkan kegaguman dari orang lain, yang kemudian tanpa disadari hal tersebut sebenarnya akan merugikan dirinya sendiri.
Tidak sedikit pula kita temukan anak-anak dengan bangga menunjukkan keakraban pacaran mereka layaknya sudah menikah, hal ini mereka kurang faham atau karena mereka dalam tahap pencarian jati diri. Yang pasti suatu saat hal tersebut akan menjadi penyesalan yang mungkin tidak bisa dihapus dalam kehidupan mereka.
Jadi sangat penting sekali bagi kita orang tua untuk menanamkan penanaman agama kepada anak sejak anak berusia dini, sebagai pegangan mereka saat mereka dewasa nanti, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi. Bayangkan hanya karena anak ingin menunjukkan jati diri, anak berani melakukan perbuatan yang seharusnya tidak layak mereka lakukan secara agama, seperti pergaulan bebas, memperlihatkan lekuk tubuh di muka umum dan sebagainya.
Tertabraknya norma-norma agama dengan pergaulan yang bisa dibilang ‘kekinian’ menunjukkan betapa mirisnya dunia anak yang sudah seharusnya menjadi perhatian setiap orang tua. Tanpa harus menyalahkan siapa dan mengapa, ada baiknya kita kembali mengingat bagaimana kita memonitoring serta mendidik anak dalam penanaman agama sejak anak berusia dini. Jadi sebelum hal tersebut menjadi terlambat, alangkah baiknya kita juga ikut berperan dalam menenamkan nilai-nilai agama terutama kepada anak kita sejak anak kita berusia dini, sehingga kita bisa mengurangi kemungkinan anak melakukan hal-hal yang berada diluar dari norma dan kebudayaan negeri tercinta ini.
Adapun beberapa cara yang bisa dilakukan dalam penanaman nilai-nilai agama pada anak usia dini, sebagai berikut:
Untuk mengenalkan anak dengan dunia doa sejak anak usia dini, kita bisa mulai dengan mengajarkan anak selalu mengucapkan salam ketika hendak masuk maupun keluar dari rumah, ucapan salam merupakan bagian dari kepedulian kita terhadap orang lain. Jika dalam dunia islam doa salam merupakan kalimat keselamatan atas siapa yang ditemukan, dengan begitu kita mengajarkan anak untuk peduli atas sesama.
Pendidikan agama melalui doa kepada anak usia dini juga bisa dilakukan saat anak menjelang tidur dan setelah bangun dari tidur, doa menjelang tidur bisa dimaknai sebagai rasa syukur serta pasrah diri kita atas kehidupan yang diberikan kepada kita.
Dalam mengajarkan anak pada doa ada baiknya juga kita menafsirkan arti dari doa tersebut dan memberikan penjelasan kepada anak mengapa kita melakukan doa tersebut serta makna yang terkadung dari doa yang diucapkan oleh anak, sehingga anak mengerti mengapa mereka harus berdoa dalam setiap melakukan aktivitas tanpa terkecuali saat mereka hendak tidur.
Dari situ kita secara tidak langsung menanamkan nilai agama kepada anak sejak mereka berusia dini. Dengan penanaman agama seperti ini akan menumbuhkan rasa keagamaan kepada anak dan hal ini adalah pondasi utama serta akan mejadi bekal anak saat anak dewasa nanti.
Beribadah seperti shalat juga merupakan bagian dari doa, dimana kita juga mengajarkan anak untuk selalu mengingat bahwa setiap kehidupan yang kita jalani merupakan bagian dari izin yang diberikan oleh Tuhan. Jadi apapun yang dilarang oleh sang pencipta tidak boleh dilakukan oleh kita, dari situ anak akan mengerti bahwa ada norma-norma pembatas dan pengontrol atas setiap prilaku yang akan diperbuatnya.
Dengan penanaman seperti ini tidak menhapus kemungkinan kita akan mendapatkan generasi muda yang memiliki akhlak yang baik serta kelak nanti anak menjadi sosok yang sangat bisa dibanggakan oleh orang tua.
Kita juga bisa mengikutsertakan anak dalam memberi sumbangan terhadap kegiatan sosial yang kita ikuti, dari tahapan kecil inilah perlahan tapi pasti anak akan menjadi sosok yang murah hati. Ketika anak sudah terbiasa memberikan pertolongan kepada orang lain, tidak mustahil kelak anak akan memiliki jiwa sosial yang tinggi.
Batasan juga biasa kita ajarkan melalui tahapan usia anak, ketika anak masih berusia dini kita bisa mengenalkan anak dengan batasan tentang bagaimana menghargai orang yang lebih tua darinya, kemudian dilanjutkan dengan tahapan anak usia sekolah, kita bisa mengajarkan tentang gender, dimana anak harus tahu bahwa batasan yang bisa dilakukan oleh orang lain yang berlawanan jenis oleh anak kita. Pada tahapan ini kita juga bisa mengenalkan kepada anak cara berpakaian yang layak agar aurat anak tidak boleh ditampakkan dimuka umum, kita juga harus menjelaskan kepada anak mengapa hal itu harus dilakukan dan apa dampak yang akan terjadi jika hal tersebut dilakukan.
Dengan penanaman seperti ini, kelak anak akan memahami arti dari batasan yang harus anak lakukan ketika anak bersahabat denga teman sebaya mereka dan anak tersebut adalah anak yang berlawanan jenis dengannya, serta anak juga akan terbiasa berpakaian yang menutup aurat, karena anak akan merasa bahwa pakaian yang mereka kenakan akan menjadi bagian yang bisa dilihat oleh orang banyak.
Kelak saat anak menjelang dewasa atau saat anak memasuki fase pencarian jati diri, setidaknya anak sudah memiliki modal utama dalam menjaga dirinya, sehingga hal yang tdak diharapkan kemungkinan kecil terjadi. Butuh kesabaran serta waktu yang harus kita berikan saat mendampingi anak dalm masa perkembangan seperti ini, akan tetapi hal itu akan terbayar dengan hadirnya anak yang memiliki karakter yang memiliki norma-norma agama yang kuat, sehingga kelak anak akan siap menghadapi kehidupan yang penuh dengan godan serta muslihat dunia.
Tidak sedikit dari anak-anak yang memasuki fase pencarian jati diri, kemudian gagal membangun masa depan mereka, karena akhirnya mereka terjebak dengan pergaulan yang seharusnya tidak mereka lakukan seperti pergaulan bebas dan sebagainya. Sedangkan kita sebagai orang tua akan tidak mengetahui hal tersebut sehingga kelak kita kan mengetahu saat anak sudah berada dalam kehidupan yang tidak seharusnya mereka jalani, seperti jika kita memiliki anak perempuan kita akan tahu saat anak tersebut hamil di luar nikah, atau ketika kita memiliki anak lelaki kita baru tahu bahwa anak kita menjadi pecandu narkoba dan sebagainya.
Hal ini disebabkan kerena kita tidak menciptakan lingkungan keluarga yang terbuka secara komunikasi. Jadi ada baiknyanya kita mulai mengenalkan komunikasi dua arah kepada anak sejak anak usia dini, jadilah teman bagi anak-anak kita sehingga mereka tiadak sungkan ataupun takut bercerita tentang segala hal termasuk hal yang sensitif sekalipun.
Demikian tulisan tentang ‘Pentingnya Mengenalkan Agama Kepada Dunia Anak’, tulisan ini dibuat karena melihat dari dunia pergaulan anak yang sudah sedikit bergeser kepada pergaulan yang seharusnya generasi bangsa Indonesia tidak lakukan, mulai dari maraknya pergaulan bebas, bangganya kita ketika melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak sesuai dengan kebudayaan ‘ketimuran’ dari bangsa Indonesia ini, hingga hal-hal yang kemungkinan besar akan merusak dari generasi yang akan datang.
Semoga bukan hanya penulis saja yang merasa prihatin akan kehidupan pergaulan generasi penerus bangsa ini, dan semoga kita sebagai orang tua bisa menjadikan agama sebagai pondasi serta pegangan utama dalam membantu serta mengarahkan anak-anak dalam masa tumbuh kembang mereka, tidak hanya terfokus kepada bagaimana acara membuat anak berprestasi di sekolah dan melupakan bagaimana cara untuk menanamkan nilai agama kepada anak usia dini.
Terimakasih telah meluangkan waktu untuk membaca tulisan yang terdapat pada blogduniaanakindonesia.blogspot.com. Jika ada pembahasan yang terlewat dari topik ini silahkan tambahkan pada kotak komentar, dan jika anda suka dengan tulisan ini silahkan bagikan melalui tombol media sosial yang terdapat pada blog ini.
CARA MENGENALKAN AGAMA KEPADA ANAK-ANAK ANDA
Tidak sedikit dari orang tua zaman sekarang, hanya terfokus cara bagaimana anak menjadi anak yang cerdas dan berprestasi di sekolahnya. Hal tersebut tidak ada yang salah, akan tetapi jika kita melupakan pondasi agama yang harus ditanamkan kepada anak pada masa tumbuh kembang mereka, maka tidak sedikit kita akan menemukan anak-anak kita menjadi sosok yang kurang peduli tentang hubungan manusia dengan Tuhannya.Ada baiknya kita juga menjadikan pendalaman agama menjadi fokus utama dalam membantu anak pada masa perkembangannya, sehingga kelak anak menjadi anak yang berprestasi tidak hanya dalam segi duniawi akan tetapi juga menjadi sosok yang memiliki norma-norma yang sangat positif. Terutama pada saat ini sudah banyak kita temukan anak-anak zaman sekarang yang tidak lagi peduli dengan pembatasan norma termasuk susila, kita bisa ambil contoh banyak bertebaran anak-anak memposting molekan tubuh mereka hanya untuk mendapatkan kegaguman dari orang lain, yang kemudian tanpa disadari hal tersebut sebenarnya akan merugikan dirinya sendiri.
Tidak sedikit pula kita temukan anak-anak dengan bangga menunjukkan keakraban pacaran mereka layaknya sudah menikah, hal ini mereka kurang faham atau karena mereka dalam tahap pencarian jati diri. Yang pasti suatu saat hal tersebut akan menjadi penyesalan yang mungkin tidak bisa dihapus dalam kehidupan mereka.
Jadi sangat penting sekali bagi kita orang tua untuk menanamkan penanaman agama kepada anak sejak anak berusia dini, sebagai pegangan mereka saat mereka dewasa nanti, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi. Bayangkan hanya karena anak ingin menunjukkan jati diri, anak berani melakukan perbuatan yang seharusnya tidak layak mereka lakukan secara agama, seperti pergaulan bebas, memperlihatkan lekuk tubuh di muka umum dan sebagainya.
Tertabraknya norma-norma agama dengan pergaulan yang bisa dibilang ‘kekinian’ menunjukkan betapa mirisnya dunia anak yang sudah seharusnya menjadi perhatian setiap orang tua. Tanpa harus menyalahkan siapa dan mengapa, ada baiknya kita kembali mengingat bagaimana kita memonitoring serta mendidik anak dalam penanaman agama sejak anak berusia dini. Jadi sebelum hal tersebut menjadi terlambat, alangkah baiknya kita juga ikut berperan dalam menenamkan nilai-nilai agama terutama kepada anak kita sejak anak kita berusia dini, sehingga kita bisa mengurangi kemungkinan anak melakukan hal-hal yang berada diluar dari norma dan kebudayaan negeri tercinta ini.
Adapun beberapa cara yang bisa dilakukan dalam penanaman nilai-nilai agama pada anak usia dini, sebagai berikut:
Kenalkan anak dengan dunia doa
Doa yang merupakan bagian dari rasa syukur yang kita panjatkan kepada sang pencipta, merupakan awal dimana kita mengajarkan anak kepada keberadaan Tuhan sang pencipta. Dari kebiasaan berdoa inilah secara tidak langsung anak akan selalu mengingat bahwa apa yang diperbuat adalah atas izin serta atas pengawasan sang pencipta yang kemudian akan dipertanggungjawabkan dikemudian harinya.Untuk mengenalkan anak dengan dunia doa sejak anak usia dini, kita bisa mulai dengan mengajarkan anak selalu mengucapkan salam ketika hendak masuk maupun keluar dari rumah, ucapan salam merupakan bagian dari kepedulian kita terhadap orang lain. Jika dalam dunia islam doa salam merupakan kalimat keselamatan atas siapa yang ditemukan, dengan begitu kita mengajarkan anak untuk peduli atas sesama.
Pendidikan agama melalui doa kepada anak usia dini juga bisa dilakukan saat anak menjelang tidur dan setelah bangun dari tidur, doa menjelang tidur bisa dimaknai sebagai rasa syukur serta pasrah diri kita atas kehidupan yang diberikan kepada kita.
Dalam mengajarkan anak pada doa ada baiknya juga kita menafsirkan arti dari doa tersebut dan memberikan penjelasan kepada anak mengapa kita melakukan doa tersebut serta makna yang terkadung dari doa yang diucapkan oleh anak, sehingga anak mengerti mengapa mereka harus berdoa dalam setiap melakukan aktivitas tanpa terkecuali saat mereka hendak tidur.
Dari situ kita secara tidak langsung menanamkan nilai agama kepada anak sejak mereka berusia dini. Dengan penanaman agama seperti ini akan menumbuhkan rasa keagamaan kepada anak dan hal ini adalah pondasi utama serta akan mejadi bekal anak saat anak dewasa nanti.
Beribadah seperti shalat juga merupakan bagian dari doa, dimana kita juga mengajarkan anak untuk selalu mengingat bahwa setiap kehidupan yang kita jalani merupakan bagian dari izin yang diberikan oleh Tuhan. Jadi apapun yang dilarang oleh sang pencipta tidak boleh dilakukan oleh kita, dari situ anak akan mengerti bahwa ada norma-norma pembatas dan pengontrol atas setiap prilaku yang akan diperbuatnya.
Dengan penanaman seperti ini tidak menhapus kemungkinan kita akan mendapatkan generasi muda yang memiliki akhlak yang baik serta kelak nanti anak menjadi sosok yang sangat bisa dibanggakan oleh orang tua.
Kenalkan anak rasa peduli
Ada saatnya kita juga harus mengenalkan anak kepada kepedulian mereka terhadap lingkungan sekitar. Kita bisa ambil contoh ketika kita akan menyerahkan sumbangan di tempat ibadah, biarkan anak yang menyerahkan sumbangan tersebut, sehingga memancing anak untuk mengetahui mengapa mereka harus melakukan hal tersebut. Dengan penjelasan yang baik dan mudah dimengerti oleh anak, tidak menuptup kemungkinan pertumbuhan anak menjadi lebih baik dan positif.Kita juga bisa mengikutsertakan anak dalam memberi sumbangan terhadap kegiatan sosial yang kita ikuti, dari tahapan kecil inilah perlahan tapi pasti anak akan menjadi sosok yang murah hati. Ketika anak sudah terbiasa memberikan pertolongan kepada orang lain, tidak mustahil kelak anak akan memiliki jiwa sosial yang tinggi.
Kenalkan anak dengan batasan
Batasan dalam hal ini adalah bagaimana kita mengajarkan anak untuk mengetahui apa yang seharusnya anak lakukan saat anak berhadapan dengan orang lain terutama ketika anak menghadapi orang yang lebih dewasa usianya. Dengan penanaman penghormatan serta menghargai orang yang lebih dewasa, anak akan belajar bagaimana memperlakukan orang lain di sekelilingnya.Batasan juga biasa kita ajarkan melalui tahapan usia anak, ketika anak masih berusia dini kita bisa mengenalkan anak dengan batasan tentang bagaimana menghargai orang yang lebih tua darinya, kemudian dilanjutkan dengan tahapan anak usia sekolah, kita bisa mengajarkan tentang gender, dimana anak harus tahu bahwa batasan yang bisa dilakukan oleh orang lain yang berlawanan jenis oleh anak kita. Pada tahapan ini kita juga bisa mengenalkan kepada anak cara berpakaian yang layak agar aurat anak tidak boleh ditampakkan dimuka umum, kita juga harus menjelaskan kepada anak mengapa hal itu harus dilakukan dan apa dampak yang akan terjadi jika hal tersebut dilakukan.
Dengan penanaman seperti ini, kelak anak akan memahami arti dari batasan yang harus anak lakukan ketika anak bersahabat denga teman sebaya mereka dan anak tersebut adalah anak yang berlawanan jenis dengannya, serta anak juga akan terbiasa berpakaian yang menutup aurat, karena anak akan merasa bahwa pakaian yang mereka kenakan akan menjadi bagian yang bisa dilihat oleh orang banyak.
Kelak saat anak menjelang dewasa atau saat anak memasuki fase pencarian jati diri, setidaknya anak sudah memiliki modal utama dalam menjaga dirinya, sehingga hal yang tdak diharapkan kemungkinan kecil terjadi. Butuh kesabaran serta waktu yang harus kita berikan saat mendampingi anak dalm masa perkembangan seperti ini, akan tetapi hal itu akan terbayar dengan hadirnya anak yang memiliki karakter yang memiliki norma-norma agama yang kuat, sehingga kelak anak akan siap menghadapi kehidupan yang penuh dengan godan serta muslihat dunia.
Ajarkan anak tentang keterbukan
Sangat penting bagi kita untuk selalu menjadi orang yang pertama saat anak butuh bimbingan serta butuh curhatan, hal tersebut tidak akan terjadi jika kita tidak mulai membuka diri kepada anak. Tidak sedikit orang tua menganggap anak tidak tahu akan segala hal sehingga kita hanya menganggap mereka harus mengikuti perintah kita tanpa kita mebuka komunikasi dua arah. Hal ini awal dari ketidaknyamanan anak untuk bercerita akan kehidupan mereka, dampak yang akan ditimbulkan akan sangat berbahaya untuk masa depan anak kita. Anak akan banyak berbohong serta kita akan sulit untuk memonitoring perkembangan mereka terutama saat mereka memasuki usia pencarian jati diri.Tidak sedikit dari anak-anak yang memasuki fase pencarian jati diri, kemudian gagal membangun masa depan mereka, karena akhirnya mereka terjebak dengan pergaulan yang seharusnya tidak mereka lakukan seperti pergaulan bebas dan sebagainya. Sedangkan kita sebagai orang tua akan tidak mengetahui hal tersebut sehingga kelak kita kan mengetahu saat anak sudah berada dalam kehidupan yang tidak seharusnya mereka jalani, seperti jika kita memiliki anak perempuan kita akan tahu saat anak tersebut hamil di luar nikah, atau ketika kita memiliki anak lelaki kita baru tahu bahwa anak kita menjadi pecandu narkoba dan sebagainya.
Hal ini disebabkan kerena kita tidak menciptakan lingkungan keluarga yang terbuka secara komunikasi. Jadi ada baiknyanya kita mulai mengenalkan komunikasi dua arah kepada anak sejak anak usia dini, jadilah teman bagi anak-anak kita sehingga mereka tiadak sungkan ataupun takut bercerita tentang segala hal termasuk hal yang sensitif sekalipun.
Demikian tulisan tentang ‘Pentingnya Mengenalkan Agama Kepada Dunia Anak’, tulisan ini dibuat karena melihat dari dunia pergaulan anak yang sudah sedikit bergeser kepada pergaulan yang seharusnya generasi bangsa Indonesia tidak lakukan, mulai dari maraknya pergaulan bebas, bangganya kita ketika melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak sesuai dengan kebudayaan ‘ketimuran’ dari bangsa Indonesia ini, hingga hal-hal yang kemungkinan besar akan merusak dari generasi yang akan datang.
Semoga bukan hanya penulis saja yang merasa prihatin akan kehidupan pergaulan generasi penerus bangsa ini, dan semoga kita sebagai orang tua bisa menjadikan agama sebagai pondasi serta pegangan utama dalam membantu serta mengarahkan anak-anak dalam masa tumbuh kembang mereka, tidak hanya terfokus kepada bagaimana acara membuat anak berprestasi di sekolah dan melupakan bagaimana cara untuk menanamkan nilai agama kepada anak usia dini.
Terimakasih telah meluangkan waktu untuk membaca tulisan yang terdapat pada blogduniaanakindonesia.blogspot.com. Jika ada pembahasan yang terlewat dari topik ini silahkan tambahkan pada kotak komentar, dan jika anda suka dengan tulisan ini silahkan bagikan melalui tombol media sosial yang terdapat pada blog ini.
Post a Comment for "PENTINGNYA MENGENALKAN AGAMA PADA ANAK PADA USIA DINI"