Cara Mendidik Anak dengan Baik – Tumbuh kembang anak merupakan fase yang sangat
produktif pada masa penetapan jati diri mereka, tidak sedikit dari orang tua melakukan berbagaimacam cara untuk mendidik anak agar kelak anak menjadi seseorang yang memiliki karakter yang baik. Berbagai macam cara ditempuh orang tua untuk mendapatkan pendidikan terbaik bagi anak-anak baik itu dengan cara mengikutkan anak dengan pendidikan non formal maupun formal agar anak mendapat pendidikan dengan baik dengan menghasilkan anak yang memiliki tmbuh kembang positif baik secara psikologi maupun fisik, akan tetapi terkadang kita lupa bahwa cara mendidik anak dengan baik bukan hanya dilakukan oleh pihak ketiga yaitu para pendidik, akan tetapi pendidikan dasar yang anak dapati sebenarnya didapatkan dari pendidikan serta pengaruh lingkungan keluarga.
Pengaruh lingkungan ini sangat bersar dampaknya bagi pendidikan anak, karena tumbuh kembang anak berawal dari suasana keluarga itu sendiri. Akan tetapi tidak sedikit dari kita melupakan hal tersebut, karena kita terlalu sibuk akan aktivitas keseharian kita, tapi kita juga menuntut agar anak mendapat pendidikan dengan baik sehingga kelak nanti anak menjadi manusia yang berguna dan membanggakan orang tuanya. Tuntutan seperti inilah yang terkadang membuat tumbuh kembang anak menjadi lemah dalam pembentukan karakter serta pendidikan yang kurang baik bagi anak itu sendiri, karena bagaimanapun juga dunia pendidikan hanya sebatas fasilitas dengan rentan waktu terbatas sedangkan mendidik anak dengan baik tidak memiliki keterbatasan waktu karena dunia anak merupakan dunia yang sangat pandai dalam meniru dengan apa yang mereka lihat dan mereka rasakan.
Atas dasar seperti inilah adalah kewajiban kita sebagai orang tua untuk menjadi fasilitator dalam memonitor serta membimbing anak pada masa tumbuh kembang mereka dengan menemukan cara terbaik dalam mendidik anak,agar kelak anak menjadi orang yang sangat bisa diandalkan serta memiliki psikologis yang positif.
Tidak jarang kita temukan,banyak anak pada masa pertumbuhan mereka sudah mengenal dunia yang seharusnya mereka belum saatnya untuk menjalani serta mengetahuinya. Seperti banyak kita temukan anak-anak sudah mulai mengenal lawan jenis mereka walaupun usia mereka terlampau dini, anak sudah mulai berpakaian layaknya orang dewasa padahal mereka tidak mengerti apa yang mereka perbuat, dan tidak sedikit juga anak-anak sudah berani berkata kasar terhadap orang yang lebih tua dari mereka tanpa terkecuali terhadap orang tua mereka. Bukan mencari kesalahan atau pembetulan, akan tetapi ada baiknya kita mengintropeksi diri sebagai orang tua dengan menemukan akar permasalahan yang menyebabkan anak menjadi seperti itu. Bukan pula amarah atau perintah yang harus kita lakukan agar anak menjadi seperti yang kita harapkan, akan tetapi, kita harus menemukan cara terbaik dalam mendidik anak agar kelak anak tidak menjadi seperti kebanyakan kita lihat pada zaman sekarang ini. Penelusauran permasalahan tersebut sangat penting, agar kita menemukan cara terbaik dalam mendidik anak menjadi karakter yang positif, karena banyak faktor eksternal yang akan lebih mempengaruhi mereka jika kita sendiri tidak mampu membentengi anak dengan cara didik anak dengan baik.
Pihak ketiga seperti pengasuh maupun orang lain, bukanlah alternatif dari solusi yang terbaik untuk mendidik anak untuk menjadikan mereka memiliki karakter yang baik. Peran penting orang tualah yang sangat mempengaruhi pendidikan anak, bukan hanya mendidik dalam hal teori saja akan tetapi mendidik dengan cara terbaik memberikan contoh dalam perbuatan keseharian kita. Sebagaimana kita ketahui contoh adalah cara terbaik dalam membangun karakter anak, karena dunia anak kerap dengan peniruan dan cara berfikir mereka yang realistis atau sesuai dengan apa yang mereka tangkap dan lihat.
Kita bisa ambil contoh bahwa anak akan banyak meiru dari apa yang kita lakukan, seperti anak akan secara psikologis anak akan menjadi seorang yang penyayang binatang, jika dalam keluarga tersebut orang tua memiliki binatang peliharaan seperti kucing, dari situ anak belajar bagaimana menumpahkan perhatian dan kasih sayang mereka terhadap binatang peliharaan yang ada dirumah. atau umumnya anak suatu saat akan mejadi perokok aktif jika dalam keluarga tersebut memberikan contoh didepan anak dengan merokok, dan masih banyak hal-hal lain yang sangat fundamental secara tanpa kita sadari akan berdampak kepada pendidikan anak yang memiliki dampak kronis terhadap tumbuh kembang mereka.
Tidak sedikit dari orang tua mengeluarkan amarah mereka jika mendapati anak melakukan kesalahan. Keluarnya aarah tersebut bisa berupa kata-kata kasar yang akan membuat anak merasa tertekan dan tidak nyaman. Hal ini sangatlah berbahaya untuk tahap tmbuh kembang mereka, karena anak akan menjadi seorang yang pemberontak, pendendam, minder atau kurang percaya diri dan sebagainya.
Umumnya kita juga sering mambanding-bandingkan anak dengan teman sebaya mereka atau orang lain, sebenarnya kita memiliki maksud agar anak termotivasi akan tetapi hal tersebut sebenarnya bukan motivasi yang kita dapatkan akan tetapi kita akan mendapati anak menjadi seorang yang kurang percaya diri akan kemampuan mereka, serta akan timbul ketidakpercayaan terhadap orang yang kita bandingkan tersebut. Bahkan akan lebih parah lagi, akan berdampak kepada rasa benci yang sangat mendalam terhadap orang tersebut, hal ini bisa terjadi. Kita juga bisa membayangkan apa yang terjadi jika kita sendiri dibandingkan dengan orang lain, sudah tentu kita tidak akan merasa nyaman dengan hal tersebut, bahkan kita sendiri akan merasa kurang percaya diri bahkan membeci orang yang dibandingkan oleh kita, begitu juga dengan anak.
Jadi ada baiknya kita mempertimbangkan apa yang akan kita ucapkan atau kita lakukan dalam memotivasi anak, agar anak termotivasi dengan baik. Komunikasi serta penjelasan yang sangat sederhana yang dapat difahami oleh anak yang harus kita lakukan agar anak tidak melakukan kesalahan yang sama ataupun anak akan termotivasi untuk pencapaian prestasi.
Memberi pendidikan yang tidak seimbang
Pendidikan yang tidak seimbang ini umumnya diberikan karena ambisi kita sebagai orang tua untuk menjadikan anak lebih unggul dibandingkan anak sebaya mereka, baik itu secara prestasi sekolah maupun secara hal lainnya. Ketidak seimbangan itu terjadi karena orang tua lebih mementingkan pendidikan secara ilmu seperti ilmu pelajaran matematika, ilmu bahasa, ataupun ilmu-ilmu yang berkaitan dengan secara visual dapat dilihat dan dirasakan oleh kita. Sedangkan penyeimbang dari ilmu-ilmu tersebut terkadanng banyak terabaikan, seperti pengetahuan tentang kerohanian atau agama maupun ilmu yang berkaitan dengan fisik seprti olaharaga maupun seni.
Ketidakseimbangan inilah yang membuat fase tumbuh kembang anak tidak memiliki pondasi yang sangat kuat. Anak akan lebih cenderung menyukai satu hal dan akan mengabagikan hal-hal lainnya, keilmuan ini sebenarnya bisa didapat kapan saja, akan tetapi pondasi-pondasi nilai-nilai kerohanian, jasmani serta ilmu yang lain harus diberikan secara berkaitan, sehingga anak kelak akan dapat menentukan dengan sendirinya hal-hal yang terbaik untuk mereka dalami dan sudah barang tentu mereka sudah memiliki bekal yang sangat matang untuk sesuai keilmuan tersebut, sehingga norma-norma yang telah ditanamkan tidak akan tertabrak oleh mereka.
Tidak sedikit kita menemukan anak akan melakukan berbagai macam cara untuk mencapai prestasi yang diinginkan oleh orang tua, akan tetapi mereka akan menabrak norma-norma positif dari pencapaian hasil tersebut, seperti anak akan melakukan contek mencontek dalam ujian ataupun anak akan meminta orang lain untuk mengerjakan pekerjaan mereka yang seharusnya dikerjakan oleh anak itu sendiri.
Norma-norma seperti ini akan terbangun dan akan membawa mereka kepada saat mereka dewasa nanti, yaitu anak kurang peduli dengan norma atau nilai-nilai positif dalam mencapai sebuah tujuan karena mereka akan melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan serta mencapai tujuan tersebut walaupun dengan cara merugikan orang lain.
Tegas dalam hal ini adalah bukan dengan cara memaksakan kehendak terhadap anak, akan tetap lebih cenderung kepada bagaimana kita memberikan kebebasan anak dalam menentukan aktivitas mereka tentu saja dengan komitmen-komitmen kecil yang membuat anak akan bertanggung jawab terhadap kesepakatan yang telah dibuat. Kita bisa ambil contoh saat anak harus belajar dan mengulang pelajaran mereka di rumah, maka ada baiknya kita bersepakat kepada anak untuk menentukan waktu, kapan anak tersebut harus belajar. Dari kesepakatan tersebut maka perlu kita didik anak untuk berkomitmen terhadap apa yang telah disepakati, dan tidak memberikan toleransi terhadap komitmen tersebut, jika komitmen tersebut dilanggar anak, adabaiknya kita juga memeberikan penegasan, seperti contoh jika anak sudah sepakat untuk mulai belajar pada jam 7 malam, maka pada jam tersebut anak harus mengikuti jadwal yang disepakati, walaupun pada saat itu anak sedang asik menonton televisi. Dengan komunikasi yang baik dan tegas bukan berarti dengan amarah akan tetapi cenderung kepada bagaimana kita memberikan ketegasan dan menagih komitmen tersebut kepada anak. Pendekatan-pendekatan seperti itu akan membuat anak menjadi orang yang disiplin terhadap waktu dan anak akan menjadi orang yang bertanggung jawab terhadap apa yang dikatakannya.
Contoh yang terbaik yang kita berikan akan berdampak baik pula terhadap pendidikan tumbuh kembang anak, karena cara ini adalah cara mendidik anak secara non formil dan lebih mengena kepada anak itu sendiri. Kita bisa ambil contoh kecil perbuatan yang bisa kita lakukan sebagai cara terbaik dalam mendidik anak seperti mengajarkan anak member salam ketika anak masuk kerumah atau bertemu dengan teman lainnya, serta menjawab salam jika anak mendapat salam dari orang lain, mendidik anak tentang kebersamaan dengan selalu mengajak makan bersama, shalat berjamaah atau pergi ketempat ibadah bersama sama dan sebagainya.
Cara mendidik dengan ikut serta didalamnya adalah cara fundamental yang tebaik dan akan langsung berdampak kepada psikologis anak, jadi sangat penting untuk kita mengajarkan anak dengan perbuatan sebagai contoh agar anak mengikuti dan meniru apa yang menjadi kebiasaan baik.
Penting sekali kita sebagai orang tua untuk selalu memonitoring apa yang menjadi tontonan anak, apalagi jika kita melihat dewasa ini tontonan-tontonan yang disajikan baik melalui televisi maupun internet sangat jauh dari norma-norma yang layak untuk disajikan oleh anak-anak. Kita bisa ambil contoh pada jam-jam seharusnya anak-anak mendapat tontonan dunia anak-anak, akan tetapi pada jam tersebut sudah tersaji tontonan-tontonan tentang percintaan, pergaulan bebas ataupun hal-hal yang jauh dari normakebudayaan kita.
Maka tidak heran dari bahasa pun anak akan banyak meniru bahasa pergaulan yang seharusnya tidak diucapkan oleh mereka, entah kita sendiri lupa atau memang kita sendiri sudah meninggalkan bahasa ibu yang baik dan benar. Ini hanya contoh kecil mendidik anak yang bisa kita ambil dari dampak yang terjadi jika kita sendiri yang tidak membentengi anak, karena selain dari kita siapa lagi yang akan membantu serta memfasilitasi anak untuk tumbuh kembang mereka. Belum lagi dari segi pakaian, tingkah laku serta lainnya, banyak yang harus kita bentengi dari dampak tontonan-tontonan yang seharusnya anak tidak konsumsi.
Kita tidak bisa mengharapkan badan pengawas maupun pengusaha media untuk melakukan itu karena mereka memiliki sudut pandang dari mereka sendiri, baik itu secara komersil maupun lainnya. Justru inilah yang menjadi tugas pokok kita sebagi orang tua untuk lebih memonitoring apa yang layak untuk anak-anak tonton, karena kita melihat dari sudut pandang tumbuh kembang anak kita.
Kurang memberikan sentuhan kepada anak
Sentuhan fisik adalah sangat penting buat anak untuk membuat anak merasa akan keberadaan mereka ditengah-tengah kita, hal ini memang hal yang kecil akan tetapi berdampak besar terhadap anak. Karena ada rasa penghargaan, keamanan, serta kasih sayang sayang yang bisa didaptkan dari sentuhan tersebut, sentuhan bisa berupa memberikan pelukan maupun ciuman kepada anak.
Untuk orang tua yang terlalu sibuk dengan aktivitas keseharian mereka, anak akan merasa kehilangan sentuhan tersebut karena saat kita berangka beraktvitas anak sudah berangkat dengan aktivitas mereka, begitu juga saat kita tiba di rumah dan kita sering mendapati anak sudah terlelap dalam tidurnya. Jadi ada baiknya kita kembali memikirkan cara terbaik agar menemukan waktu agar kita bisa memberikan sentuhan tersebut kepada anak, sehingga anak akan merasakan keberadaan kita sebagai orang tua.
Seperti yang diungkapkan sebelumnya bahwa terkadang kita terlalu sibuk dengan aktivitas kita sehingga kita memberikan hak asuh kepada pihak ketiga seperti pengasuh anak. Hal ini akan berdampak kurang baik terhadap perkebangan psikologis mereka, karena mereka tidak akan merasakan keberadaan kita sebagai orang tua seutuhnya akan tetapi mereka hanay merasakan kita sebagai orang tua secara fisik saja. Dari situ anak akan merasa keberadaan mereka lebih penting untuk pengasuh mereka dibandingkan keberadaan mereka kepada kita, dan hal tersebut akan terjadi ikatan batin yang sangat kuat antara anak dengan pihak ketiga dibandingkan ikatan batin kita dengan anak, dan yang lebih parah lagi anak lebih menerima ketidakberadaan kita dibandingkan ketidak beradaan pihak ketiga tersebut.
Bukankah kita justru berharap bahwa kelak saat kita sudah tidak mampu secara fisik atau renta anaklah yang akan menjaga kita, tidak sedikit pada zaman sekarang seorang anak lebih tega menitipkan orang tua mereka ke panti jompo dibandingkan diurus oleh mereka sendiri.
Bertengkar didepan anak
Dalam berumahtangga pasti kita akan dihadapi pertengkaran-pertengkaran kecil maupun besar kepada pasangan hidup kita, terkadang kita lupa karena emosi maupun hal lain sehingga kita membiarkan pertengkaran tersebut menjadi totonan untuk anak kita, dan hal tersebut akan berdampak kepada anak akan merasa tertekan bahkan anak akan membenci salah satu dari orang tuanya.
Jadi sangat butuh kearifan dalam menghadapi pertengkaran yang terjadi dalam rumah tangga, dan ada baiknya untuk tidak memberikan tontonan tersebut kepada anak. Pengontrolan diri sebagai orang tua yang mencoba untuk memberikan pendidikan terbaik untuk anak sangatlah penting, maka hal-hal yang tidak diinginkan pun akan terhidari yang berdampak kepada tumbuh kembang anak itu sendiri.
Demikian tulisan tentang ‘Cara Mendidik Anak dengan Baik’, semoga dapat memberikan tambahan referensi tentang cara terbaik agar anak memiliki dan mendapatkan hak mereka sehingga dapat berdampak kepada tumbuh kembang yang positif terhadap anak tersebut. Terimakasih telah meluangkan waktu untuk membaca tulisan yang terdapat pada blogduniaanakindonesia.blogspot.com. Jika ada pembahasan yang terlewat dari topik ini silahkan tambahkan pada kotak komentar, dan jika anda suka dengan tulisan ini tolong bagikan melalui tombol media sosial yang terdapat pada blog ini.
Pengaruh lingkungan ini sangat bersar dampaknya bagi pendidikan anak, karena tumbuh kembang anak berawal dari suasana keluarga itu sendiri. Akan tetapi tidak sedikit dari kita melupakan hal tersebut, karena kita terlalu sibuk akan aktivitas keseharian kita, tapi kita juga menuntut agar anak mendapat pendidikan dengan baik sehingga kelak nanti anak menjadi manusia yang berguna dan membanggakan orang tuanya. Tuntutan seperti inilah yang terkadang membuat tumbuh kembang anak menjadi lemah dalam pembentukan karakter serta pendidikan yang kurang baik bagi anak itu sendiri, karena bagaimanapun juga dunia pendidikan hanya sebatas fasilitas dengan rentan waktu terbatas sedangkan mendidik anak dengan baik tidak memiliki keterbatasan waktu karena dunia anak merupakan dunia yang sangat pandai dalam meniru dengan apa yang mereka lihat dan mereka rasakan.
Atas dasar seperti inilah adalah kewajiban kita sebagai orang tua untuk menjadi fasilitator dalam memonitor serta membimbing anak pada masa tumbuh kembang mereka dengan menemukan cara terbaik dalam mendidik anak,agar kelak anak menjadi orang yang sangat bisa diandalkan serta memiliki psikologis yang positif.
Tidak jarang kita temukan,banyak anak pada masa pertumbuhan mereka sudah mengenal dunia yang seharusnya mereka belum saatnya untuk menjalani serta mengetahuinya. Seperti banyak kita temukan anak-anak sudah mulai mengenal lawan jenis mereka walaupun usia mereka terlampau dini, anak sudah mulai berpakaian layaknya orang dewasa padahal mereka tidak mengerti apa yang mereka perbuat, dan tidak sedikit juga anak-anak sudah berani berkata kasar terhadap orang yang lebih tua dari mereka tanpa terkecuali terhadap orang tua mereka. Bukan mencari kesalahan atau pembetulan, akan tetapi ada baiknya kita mengintropeksi diri sebagai orang tua dengan menemukan akar permasalahan yang menyebabkan anak menjadi seperti itu. Bukan pula amarah atau perintah yang harus kita lakukan agar anak menjadi seperti yang kita harapkan, akan tetapi, kita harus menemukan cara terbaik dalam mendidik anak agar kelak anak tidak menjadi seperti kebanyakan kita lihat pada zaman sekarang ini. Penelusauran permasalahan tersebut sangat penting, agar kita menemukan cara terbaik dalam mendidik anak menjadi karakter yang positif, karena banyak faktor eksternal yang akan lebih mempengaruhi mereka jika kita sendiri tidak mampu membentengi anak dengan cara didik anak dengan baik.
Pihak ketiga seperti pengasuh maupun orang lain, bukanlah alternatif dari solusi yang terbaik untuk mendidik anak untuk menjadikan mereka memiliki karakter yang baik. Peran penting orang tualah yang sangat mempengaruhi pendidikan anak, bukan hanya mendidik dalam hal teori saja akan tetapi mendidik dengan cara terbaik memberikan contoh dalam perbuatan keseharian kita. Sebagaimana kita ketahui contoh adalah cara terbaik dalam membangun karakter anak, karena dunia anak kerap dengan peniruan dan cara berfikir mereka yang realistis atau sesuai dengan apa yang mereka tangkap dan lihat.
Kita bisa ambil contoh bahwa anak akan banyak meiru dari apa yang kita lakukan, seperti anak akan secara psikologis anak akan menjadi seorang yang penyayang binatang, jika dalam keluarga tersebut orang tua memiliki binatang peliharaan seperti kucing, dari situ anak belajar bagaimana menumpahkan perhatian dan kasih sayang mereka terhadap binatang peliharaan yang ada dirumah. atau umumnya anak suatu saat akan mejadi perokok aktif jika dalam keluarga tersebut memberikan contoh didepan anak dengan merokok, dan masih banyak hal-hal lain yang sangat fundamental secara tanpa kita sadari akan berdampak kepada pendidikan anak yang memiliki dampak kronis terhadap tumbuh kembang mereka.
Cara Fundamental dalam Mendidik Anak
Dalam menemukan cara terbaik untuk mendidik anak, ada baiknya kita menghidari beberapa hal yang terkadang kita sebagai orang tua melupakan hal tersebut. Padahal hal tersebut merupakan hal yang sangat fundamental dalam mendidik anak secara psikologi yang berdampak kepada perkembangan psikologis anak.Tidak sedikit dari orang tua mengeluarkan amarah mereka jika mendapati anak melakukan kesalahan. Keluarnya aarah tersebut bisa berupa kata-kata kasar yang akan membuat anak merasa tertekan dan tidak nyaman. Hal ini sangatlah berbahaya untuk tahap tmbuh kembang mereka, karena anak akan menjadi seorang yang pemberontak, pendendam, minder atau kurang percaya diri dan sebagainya.
Umumnya kita juga sering mambanding-bandingkan anak dengan teman sebaya mereka atau orang lain, sebenarnya kita memiliki maksud agar anak termotivasi akan tetapi hal tersebut sebenarnya bukan motivasi yang kita dapatkan akan tetapi kita akan mendapati anak menjadi seorang yang kurang percaya diri akan kemampuan mereka, serta akan timbul ketidakpercayaan terhadap orang yang kita bandingkan tersebut. Bahkan akan lebih parah lagi, akan berdampak kepada rasa benci yang sangat mendalam terhadap orang tersebut, hal ini bisa terjadi. Kita juga bisa membayangkan apa yang terjadi jika kita sendiri dibandingkan dengan orang lain, sudah tentu kita tidak akan merasa nyaman dengan hal tersebut, bahkan kita sendiri akan merasa kurang percaya diri bahkan membeci orang yang dibandingkan oleh kita, begitu juga dengan anak.
Jadi ada baiknya kita mempertimbangkan apa yang akan kita ucapkan atau kita lakukan dalam memotivasi anak, agar anak termotivasi dengan baik. Komunikasi serta penjelasan yang sangat sederhana yang dapat difahami oleh anak yang harus kita lakukan agar anak tidak melakukan kesalahan yang sama ataupun anak akan termotivasi untuk pencapaian prestasi.
Memberi pendidikan yang tidak seimbang
Pendidikan yang tidak seimbang ini umumnya diberikan karena ambisi kita sebagai orang tua untuk menjadikan anak lebih unggul dibandingkan anak sebaya mereka, baik itu secara prestasi sekolah maupun secara hal lainnya. Ketidak seimbangan itu terjadi karena orang tua lebih mementingkan pendidikan secara ilmu seperti ilmu pelajaran matematika, ilmu bahasa, ataupun ilmu-ilmu yang berkaitan dengan secara visual dapat dilihat dan dirasakan oleh kita. Sedangkan penyeimbang dari ilmu-ilmu tersebut terkadanng banyak terabaikan, seperti pengetahuan tentang kerohanian atau agama maupun ilmu yang berkaitan dengan fisik seprti olaharaga maupun seni.
Cara Mendidik Anak Sumber: Dok. http://blogduniaanakindonesia.blogspot.com |
Ketidakseimbangan inilah yang membuat fase tumbuh kembang anak tidak memiliki pondasi yang sangat kuat. Anak akan lebih cenderung menyukai satu hal dan akan mengabagikan hal-hal lainnya, keilmuan ini sebenarnya bisa didapat kapan saja, akan tetapi pondasi-pondasi nilai-nilai kerohanian, jasmani serta ilmu yang lain harus diberikan secara berkaitan, sehingga anak kelak akan dapat menentukan dengan sendirinya hal-hal yang terbaik untuk mereka dalami dan sudah barang tentu mereka sudah memiliki bekal yang sangat matang untuk sesuai keilmuan tersebut, sehingga norma-norma yang telah ditanamkan tidak akan tertabrak oleh mereka.
Tidak sedikit kita menemukan anak akan melakukan berbagai macam cara untuk mencapai prestasi yang diinginkan oleh orang tua, akan tetapi mereka akan menabrak norma-norma positif dari pencapaian hasil tersebut, seperti anak akan melakukan contek mencontek dalam ujian ataupun anak akan meminta orang lain untuk mengerjakan pekerjaan mereka yang seharusnya dikerjakan oleh anak itu sendiri.
Norma-norma seperti ini akan terbangun dan akan membawa mereka kepada saat mereka dewasa nanti, yaitu anak kurang peduli dengan norma atau nilai-nilai positif dalam mencapai sebuah tujuan karena mereka akan melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan serta mencapai tujuan tersebut walaupun dengan cara merugikan orang lain.
Tegas dalam hal ini adalah bukan dengan cara memaksakan kehendak terhadap anak, akan tetap lebih cenderung kepada bagaimana kita memberikan kebebasan anak dalam menentukan aktivitas mereka tentu saja dengan komitmen-komitmen kecil yang membuat anak akan bertanggung jawab terhadap kesepakatan yang telah dibuat. Kita bisa ambil contoh saat anak harus belajar dan mengulang pelajaran mereka di rumah, maka ada baiknya kita bersepakat kepada anak untuk menentukan waktu, kapan anak tersebut harus belajar. Dari kesepakatan tersebut maka perlu kita didik anak untuk berkomitmen terhadap apa yang telah disepakati, dan tidak memberikan toleransi terhadap komitmen tersebut, jika komitmen tersebut dilanggar anak, adabaiknya kita juga memeberikan penegasan, seperti contoh jika anak sudah sepakat untuk mulai belajar pada jam 7 malam, maka pada jam tersebut anak harus mengikuti jadwal yang disepakati, walaupun pada saat itu anak sedang asik menonton televisi. Dengan komunikasi yang baik dan tegas bukan berarti dengan amarah akan tetapi cenderung kepada bagaimana kita memberikan ketegasan dan menagih komitmen tersebut kepada anak. Pendekatan-pendekatan seperti itu akan membuat anak menjadi orang yang disiplin terhadap waktu dan anak akan menjadi orang yang bertanggung jawab terhadap apa yang dikatakannya.
Contoh yang terbaik yang kita berikan akan berdampak baik pula terhadap pendidikan tumbuh kembang anak, karena cara ini adalah cara mendidik anak secara non formil dan lebih mengena kepada anak itu sendiri. Kita bisa ambil contoh kecil perbuatan yang bisa kita lakukan sebagai cara terbaik dalam mendidik anak seperti mengajarkan anak member salam ketika anak masuk kerumah atau bertemu dengan teman lainnya, serta menjawab salam jika anak mendapat salam dari orang lain, mendidik anak tentang kebersamaan dengan selalu mengajak makan bersama, shalat berjamaah atau pergi ketempat ibadah bersama sama dan sebagainya.
Cara mendidik dengan ikut serta didalamnya adalah cara fundamental yang tebaik dan akan langsung berdampak kepada psikologis anak, jadi sangat penting untuk kita mengajarkan anak dengan perbuatan sebagai contoh agar anak mengikuti dan meniru apa yang menjadi kebiasaan baik.
Penting sekali kita sebagai orang tua untuk selalu memonitoring apa yang menjadi tontonan anak, apalagi jika kita melihat dewasa ini tontonan-tontonan yang disajikan baik melalui televisi maupun internet sangat jauh dari norma-norma yang layak untuk disajikan oleh anak-anak. Kita bisa ambil contoh pada jam-jam seharusnya anak-anak mendapat tontonan dunia anak-anak, akan tetapi pada jam tersebut sudah tersaji tontonan-tontonan tentang percintaan, pergaulan bebas ataupun hal-hal yang jauh dari normakebudayaan kita.
Maka tidak heran dari bahasa pun anak akan banyak meniru bahasa pergaulan yang seharusnya tidak diucapkan oleh mereka, entah kita sendiri lupa atau memang kita sendiri sudah meninggalkan bahasa ibu yang baik dan benar. Ini hanya contoh kecil mendidik anak yang bisa kita ambil dari dampak yang terjadi jika kita sendiri yang tidak membentengi anak, karena selain dari kita siapa lagi yang akan membantu serta memfasilitasi anak untuk tumbuh kembang mereka. Belum lagi dari segi pakaian, tingkah laku serta lainnya, banyak yang harus kita bentengi dari dampak tontonan-tontonan yang seharusnya anak tidak konsumsi.
Kita tidak bisa mengharapkan badan pengawas maupun pengusaha media untuk melakukan itu karena mereka memiliki sudut pandang dari mereka sendiri, baik itu secara komersil maupun lainnya. Justru inilah yang menjadi tugas pokok kita sebagi orang tua untuk lebih memonitoring apa yang layak untuk anak-anak tonton, karena kita melihat dari sudut pandang tumbuh kembang anak kita.
Kurang memberikan sentuhan kepada anak
Sentuhan fisik adalah sangat penting buat anak untuk membuat anak merasa akan keberadaan mereka ditengah-tengah kita, hal ini memang hal yang kecil akan tetapi berdampak besar terhadap anak. Karena ada rasa penghargaan, keamanan, serta kasih sayang sayang yang bisa didaptkan dari sentuhan tersebut, sentuhan bisa berupa memberikan pelukan maupun ciuman kepada anak.
Untuk orang tua yang terlalu sibuk dengan aktivitas keseharian mereka, anak akan merasa kehilangan sentuhan tersebut karena saat kita berangka beraktvitas anak sudah berangkat dengan aktivitas mereka, begitu juga saat kita tiba di rumah dan kita sering mendapati anak sudah terlelap dalam tidurnya. Jadi ada baiknya kita kembali memikirkan cara terbaik agar menemukan waktu agar kita bisa memberikan sentuhan tersebut kepada anak, sehingga anak akan merasakan keberadaan kita sebagai orang tua.
Seperti yang diungkapkan sebelumnya bahwa terkadang kita terlalu sibuk dengan aktivitas kita sehingga kita memberikan hak asuh kepada pihak ketiga seperti pengasuh anak. Hal ini akan berdampak kurang baik terhadap perkebangan psikologis mereka, karena mereka tidak akan merasakan keberadaan kita sebagai orang tua seutuhnya akan tetapi mereka hanay merasakan kita sebagai orang tua secara fisik saja. Dari situ anak akan merasa keberadaan mereka lebih penting untuk pengasuh mereka dibandingkan keberadaan mereka kepada kita, dan hal tersebut akan terjadi ikatan batin yang sangat kuat antara anak dengan pihak ketiga dibandingkan ikatan batin kita dengan anak, dan yang lebih parah lagi anak lebih menerima ketidakberadaan kita dibandingkan ketidak beradaan pihak ketiga tersebut.
Bukankah kita justru berharap bahwa kelak saat kita sudah tidak mampu secara fisik atau renta anaklah yang akan menjaga kita, tidak sedikit pada zaman sekarang seorang anak lebih tega menitipkan orang tua mereka ke panti jompo dibandingkan diurus oleh mereka sendiri.
Bertengkar didepan anak
Dalam berumahtangga pasti kita akan dihadapi pertengkaran-pertengkaran kecil maupun besar kepada pasangan hidup kita, terkadang kita lupa karena emosi maupun hal lain sehingga kita membiarkan pertengkaran tersebut menjadi totonan untuk anak kita, dan hal tersebut akan berdampak kepada anak akan merasa tertekan bahkan anak akan membenci salah satu dari orang tuanya.
Jadi sangat butuh kearifan dalam menghadapi pertengkaran yang terjadi dalam rumah tangga, dan ada baiknya untuk tidak memberikan tontonan tersebut kepada anak. Pengontrolan diri sebagai orang tua yang mencoba untuk memberikan pendidikan terbaik untuk anak sangatlah penting, maka hal-hal yang tidak diinginkan pun akan terhidari yang berdampak kepada tumbuh kembang anak itu sendiri.
Demikian tulisan tentang ‘Cara Mendidik Anak dengan Baik’, semoga dapat memberikan tambahan referensi tentang cara terbaik agar anak memiliki dan mendapatkan hak mereka sehingga dapat berdampak kepada tumbuh kembang yang positif terhadap anak tersebut. Terimakasih telah meluangkan waktu untuk membaca tulisan yang terdapat pada blogduniaanakindonesia.blogspot.com. Jika ada pembahasan yang terlewat dari topik ini silahkan tambahkan pada kotak komentar, dan jika anda suka dengan tulisan ini tolong bagikan melalui tombol media sosial yang terdapat pada blog ini.
Post a Comment for "CARA MENDIDIK ANAK DENGAN BAIK"