SEJARAH HARI RAYA KUNINGAN DI INDONESIA!

blogduniaanakindonesia.blogspot.com - Masyarakat Indonesia memperingati Hari Raya Kuningan pada hari sabtu (Saniscara) Keliwon Wuku Kuningan (hari raya atau Tumpek Kuningan) atau 10 hari setelah hari raya Galungan setiap Tahun


Tapi taukah sahabat blogduniaanakindonesia! bahwa Peringatan Hari Raya Kuningan di Indonesia khususnya bagi umat Hindu Bali memiliki latar belakang sejarah berbeda dengan perayaan Hari Raya Galungan?


Jadi untuk mempelajari bagaimana peristiwa yang melatari tanggal 22 Desember menjadi perayaan Hari Raya bagi Mayarakat Bali khususnya setiap umat Hindu Indonesia, silahkan mambaca selengkapnya pada artikel blogduniaanakindonesia.blogspot.com ---

https://blogduniaanakindonesia.blogspot.com/


SEJARAH SINGKAT PRINGATAN HARI RAYA KUNINGAN DI INDONESIA

Sebagai rangkaian hari raya Galungan, Peringatan maupun perayaan kuningan yaitu jatuh pada (Saniscara) Keliwon Wuku Kuningan (hari raya atau Tumpek Kuningan) atau 10 hari setelah hari raya Galungan.


Hari raya Kuningan merupakan perayaan turunnya Ida Sang Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa, para dewa dan dewa pitara ke dunia yang bertujuan:
Untuk melimpahkan karuniaNya berupa kebutuhan pokok, sehingga pada hari itu dibuat, nasi kuning sebagai lambang kemakmuran dan dihaturkan yadnya sebagai tanda terimakasih dan suksmaning idep kita sebagai manusia (umat) menerima anugrah dari Hyang Widhi berupa bahan-bahan sandang, dan pangan yang semuanya itu dilimpahkan oleh beliau kepada umatNya atas dasar cinta-kasihnya.



Kuningan berasal dari kata ning yakni pikiran suci sebagai suksmaning idep kita menjadi umat manusia untuk menerima anugrah.

Baca: KATA UCAPAN SELAMAT HARI RAYA GALUNGAN DAN KUNINGAN TERBARU

Hari raya kuningan jatuh pada hari sabtu (Saniscara) Keliwon Wuku Kuningan (hari raya atau Tumpek Kuningan) atau 10 hari setelah hari raya Galungan.


Menurut Drs. I Gusti Agung Gede Putra selaku mantan Dirjen Bimas Hindu dan Buddha Departemen Agama RI memperkirakan Hari Raya Galungan sudah dalam dirayakan oleh umat Hindu di seluruh Indonesia sebelum populer di Pulau Bali.


Namun, menurut lontar Purana Bali Dwipa, Hari Raya Galungan pertama kali dirayakan pada hari Purnama Kapat (Budha Kliwon Dungulan) di tahun 882 Masehi atau tahun Saka 804. Lontar tersebut berbunyi: “Punang aci Galungan ika ngawit, Bu, Ka, Dungulan sasih kacatur, tanggal 15, isaka 804. Bangun indria Buwana ikang Bali rajya.” Artinya: “Perayaan (upacara) Hari Raya Galungan itu pertama-tama adalah pada hari Rabu Kliwon, (Wuku) Dungulan sasih kapat tanggal 15, tahun 804 Saka. Keadaan Pulau Bali bagaikan Indra Loka.” Lontar sendiri bisa disebut ibarat pustaka suci (yang disucikan) / kitab pedoman dan disimpan oleh umat Hindu.


Sepanjang perjalanan sejarahnya, Galungan dan Kuningan dirayakan sebanyak dua kali dalam setahun kalender Masehi.


Baca: SEJARAH HARI RAYA GALUNGAN DI INDONESIA!

Adapun jarak antara Galungan dan Kuningan sendiri ialah 10 hari.


Dikarenankan perhitungan perayaan kedua hari raya tersebut berdasarkan kalender Indonesia, Bali. Maka, Galungan setiap hari Rabu pada wuku Dungulan. Sementara Kuningan setiap hari Sabtu pada wuku Kuningan. Di tahun 2022, Galungan dirayakan pada 8 Juni 2022 dan 4 Januari 2023. Kuningan di tahun 2022 dirayakan pada 18 Juni 2022 dan 14 Januari 2023.

Post a Comment for "SEJARAH HARI RAYA KUNINGAN DI INDONESIA!"