FAKTOR PENYEBAB PREDISPOSISI KEJADIAN DIARE

blogduniaanakindonesia.blogspot.com, Diare adalah kejadian frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja dalam satu hari (24 jam). Dua kriteria penting harus ada yaitu BAB cair dan sering. Apabila buang air besar sehari tiga kali tapi tidak cair, maka tidak bisa disebut diare, begitu juga apabila buang air besar dengan tinja cair tapi tidak sampai tiga kali dalam sehari, maka itu bukan diare. Pengertian Diare didefinisikan sebagai inflamasi pada membran mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan muntah-muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.

https://blogduniaanakindonesia.blogspot.com

Faktor Predisposisi Kejadian Diare

1) Faktor Infeksi

Infeksi untuk faktor ini terbagi menjadi dua yakni enteral dan Infeksi. Yang membedakan keduanya adalah, Infeksi enteral yaitu infeksi terjadi dalam saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi:
  1. Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella compylobacter, Yersinia, Aeromonas.
  2. Infeksi virus : Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus. Rotavirus merupakan penyebab utama diare akut pada anak.
  3. Infestasi parasit : Cacing, Protozoa, Jamur



Sedangkan Infeksi parental yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar pencernaan, seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, dan Ensefalitis. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.


2) Faktor Susunan Makanan

Faktor susunan makanan terhadap terjadinya diare tampak sebagai kemampuan usus untuk menghadapi kendala yang berupa:
  • Antigen : Susunan makanan mengandung protein yang tidak homolog, sehingga dapat berlaku sebagai antigen.
  • Osmolaritas : Susunan makanan baik berupa formula susu maupun makanan padat yang memberikan osmolaritas yang tinggi sehingga dapat menimbulkan diare.
  • Malabsorpsi : Kandungan nutrien makanan yang berupa karbohidrat, lemak maupun protein dapat menimbulkan intoleransi, malabsorpsi maupun alergi sehingga terjadi diare pada anak maupun bayi.
  • Mekanik : Kandungan serat yang berlebihan dalam susunan makanan secara mekanik dapat merusak fungsi mukosa usus sehingga timbul diare.



3) Faktor Lingkungan

Berbagai faktor yang mempengaruhi kejadian diare di antaranya faktor lingkungan, faktor balita, faktor ibu dan faktor sosiodemografis. Faktor lingkungan berupa sarana air bersih (SAB), jamban, saluran pembuangan air limbah (SPAL), keadaan rumah, tempat pembuangan sampah, kualitas bakteriologis air dan kepadatan tempat tinggal.


4) Faktor Sosial Ekonomi Masyarakat

Sosial ekonomi merupakan pengaruh langsung terhadap faktorfaktor penyebab diare. Kebanyakan anak mudah menderita diare berasal dari keluarga besar dengan daya beli yang rendah, kondisi rumah yang buruk, tidak mempunyai penyediaan air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan, oleh karena itu faktor edukasi dan perbaikan ekonomi sangat berperan dalam pencegahan dan penanggulangan diare. Penelitian oleh Lamberti (2011) menemukan bahwa faktor demografi yang salah satunya adalah tingkat sosial ekonomi mempengaruhi penyebeb terjadinya diare:


a) Pendidikan


Faktor sosial ekonomi berpengaruh terhadap kemampuan untuk melanjutkan pendidikan yang akhirnya dapat berpengaruh juga terhadap pengetahuan individu. Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba di mana sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.


Pengetahuan seseorang salah satunya dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka kemampuan untuk menyerap dan menganalisis informasi yang diterima juga semakin tinggi. Pendidikan dalam prosesnya mempunyai tingkatan-tingkatan tertentu yang menjadi simbol tentang level seorang individu telah menguasai atau menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu.


UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 14 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa jenjang atau tingkatan pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan peserta didik serta mempersiapkannya untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi, meliputi jenjang SD dan SMP. Pendidikan menengah adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta mempersiapkan peserta didik untuk megikuti jenjang selanjutnya yang bertujuan untuk mewujudkan profesionalitas dalam bidang tertentu meliputi Diploma maupun Perguruan Tinggi.


b) Pekerjaan


Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan nafkah atau pencaharian oleh individu guna memenuhi kebutuhan sehari-harinya, pekerjaan umumnya berkaita dengan tingkat pendidikan dan pendapatan. Ibu yang bekerja harus membiarkan anaknya diasuh oleh orang lain, sehingga mempunyai resiko lebih besar untuk terpapar penyakit.


c) Perilaku


Faktor prilaku orang tua khususnya ibu yang merupakan penyebab langsung maupun tidak langsung sakit diare pada anaknya yaitu tidak menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun sebelum memberi ASI/ makan, setelah buang air besar (BAB) dan setelah membersihkan BAB anaknya.


DAMPAK DIARE PADA ANAK YANG MENGALAMI KEJADIAN DIARE:

Beberapa akibat diare yang berdampak baik akut maupun kronis:


1) Kehilangan air dan elektrlit (dehidrasi)

Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hypokalemia, dan sebagainya). Gangguan keseimbangan asam basa disebabkan oleh:
  • Previous water losses, kehilangan cairan sebelum pengelolaan, sebagai defisiensi cairan.
  • Normal water losses, berupa kehilangan cairan karena fungsi fisiologis.
  • Concomittant water losses, berupa kehilangan cairan saat pengelolaan
  • Kurangnya asupan makanan selama sakit, berupa kekurangan cairan karena anoreksia atau muntah.


Baca:


Mekanisme kekurangan cairan pada diare dapat terjadi karena:
  • Pengeluaran usus yang berlebihan, disebabkan karena sekresi mukosa usus yang berlebihan atau difusi cairan tubuh akibat tekanan osmotik intra lumen yang tinggi.
  • Asupan cairan yang kurang, disebabkan karena muntah, anoreksia, pembatasan makan dan minum, keluaran cairan tubuh yang berlebihan (demam atau sesak napas).



2) Gangguan gizi

Gangguan gizi pada penderita diare dapat terjadi karena:
  • Kurangnya asupan makanan.
  • Gangguan penyerapan makanan.
  • Katabolisme.
  • Kehilangan langsung.



3) Perubahan ekologi dan ketahanan usus

Kejadian diare pada umumnya disertai dengan kerusakan mukosa usus, keadaan ini dapat diikuti dengan gangguan pencernaan karena deplesi enzim. Akibat lebih lanjut adalah timbulnya hidrolisis nutrien yang kurang tercerna sehingga dapat menimbulkan peningkatan hasil metabolismen yang berupa substansi karbohidrat dan asam hidrolisatnya. Keadaan ini akan merubah ekologi mikroba isi usus. Bakteri tumbuh lampau akan memberikan kemungkinan terjadinya dekonjugasi garam empedu sehingga terjadi peningkatan jumlah asam empedu yang dapat menimbulkan kerusakan mukosa usus lebih lanjut.


Keadaan ini dapat pula disertai dengan gangguan mekanisme ketahanan local pada usus, baik yang disebabkan oleh kerusakan mukosa usus maupun perubahan ekologi isi usus.


Demikianlah artikel Penyebab faktor predisposisi kejadian diare pada anak Indonesia dalam tulisan blogduniaanakindonesia.blogspot.com, semoga bermanfaat!

Post a Comment for "FAKTOR PENYEBAB PREDISPOSISI KEJADIAN DIARE"