7 DEFINISI KARAKTER

Definisi Karakter. blogduniaanakindonesia.blogspot.com, Jakarta: Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu. Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan akhlak tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu tindakan yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam pikiran, dan dengan kata lain, keduanya dapat disebut dengan kebiasaan. Untuk menamamkan pendidikan karakter pada anak-anak Anda, berikut adalah tujuh definisi terkait karakter menurut pendapat ahli yang dirangkum blogduniaanakindonesia.blogspot.com;

https://blogduniaanakindonesia.blogspot.com/

PENGERTIAN KARAKTER MENURUT PARA AHLI

1. Maxwell

Menurut Maxwell, karakter jauh lebih baik dari sekedar perkataan. Lebih dari itu, karakter merupakan sebuah pilihan yang menentukan tingkat kesuksesan.


2. Wyne

Menurut Wyne, karakter menandai bagaimana cara atau pun teknis untuk memfoukuskan penerapan nilai kebaikan ke dalam tindakan atau pun tingkah laku.


3. Kamisa

Menurut Kamisa, pengertian karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak, dan budi pekerti yang dapat membuat seseorang terlihat berbeda dari orang lain. Berkarakter dapat diartikan memiliki watak dan juga kepribadian.


4. Doni Kusuma

Menurut Doni Kusuma, karakter merupakan ciri, gaya, sifat, atau pun katakeristik diri seseorang yang berasal dari bentukan atau pun tempaan yang didapatkan dari lingkungan sekitarnya.


5. W. B. Saunders

Menurut W. B. Saunders, karakter merupakan sifat nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh individu. Karakter dapat dilihat dari berbagai macam atribut yang ada dalam pola tingkah laku individu.


6. Gulo W

Menurut Gulo W. Pengertian karakter adalah kepribadian yang dilihat dari titik tolak etis atau pun moral (seperti contohnya kejujuran seseorang). Karakter biasanya memiliki hubungan dengan sifat – sifat yang relatif tetap.


7. Alwisol

Menurut Alwisol, karakter merupakan penggambaran tingkah laku yang dilaksanakan dengan menonjolkan nilai (benar – salah, baik – buruk) secara implisit atau pun ekspilisit. Karakter berbeda dengan kepribadian yang sama sekali tidak menyangkut nilai-nilai.


PERBEDAAN KARAKTER DENGAN KEPRIBADIAN

Perbedaan signifikan antara kepribadian dan karakter dibahas dalam poin-poin berikut:
  • Kepribadian mengacu pada kombinasi kualitas, sikap dan perilaku, yang membuat seseorang berbeda dari orang lain. Karakter mengacu pada seperangkat kualitas dan keyakinan moral dan mental, yang membuat seseorang berbeda dari orang lain.
  • Kepribadian menyiratkan Siapa kita? Di sisi lain, karakter tersebut mewakili Siapa kita sebenarnya?
  • Kepribadian adalah seperangkat kualitas pribadi sedangkan karakter adalah kumpulan karakteristik mental dan moral seseorang.
  • Kepribadian adalah topeng atau identitas seseorang. Sebaliknya, karakter adalah perilaku yang dipelajari.
  • Kepribadian itu subjektif, tetapi karakter itu objektif.
  • Kepribadian adalah penampilan luar dan perilaku seseorang. Pada saat yang sama, karakter menunjukkan ciri-ciri seseorang yang tersembunyi dari pandangan.
  • Kepribadian seseorang dapat berubah seiring waktu. Namun, karakter tersebut bertahan lebih lama.
  • Karakter membutuhkan validasi dan dukungan masyarakat. Sebaliknya, kepribadian tidak membutuhkan validasi dan dukungan masyarakat.



HUBUNGAN KEPRIBADIAN DENGAN KARAKTER.

Hubungan signifikan antara karakter dan kepribadian dibahas dalam poin-poin berikut:
  • Keduanya saling terkait.
  • Keduanya saling mempengaruhi.
  • Kepribadian seseorang yang baik sangat mendukung terbentuknya karakter yang baik dan sebaliknya.



UNSUR DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER.

Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran karena pikiran, yang di dalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya, merupakan pelopor segalanya. Program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk pola berpikirnya yang bisa mempengaruhi perilakunya. Jika program yang tertanam tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran universal, maka perilakunya berjalan selaras dengan hukum alam. Hasilnya, perilaku tersebut membawa ketenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya, jika program tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum universal, maka perilakunya membawa kerusakan dan menghasilkan penderitaan. Oleh karena itu, pikiran harus mendapatkan perhatian serius.


Tentang pikiran pendapat, Joseph Murphy mengatakan bahwa di dalam diri manusia terdapat satu pikiran yang memiliki ciri yang berbeda. Untuk membedakan ciri tersebut, maka istilahnya dinamakan dengan pikiran sadar (conscious mind) atau pikiran objektif dan pikiran bawah sadar (subconscious mind) atau pikiran subjektif.


Adapun penjelasan Adi W. Gunawan mengenai fungsi dari pikiran sadar dan bawah sadar menarik untuk dikutip blogduniaanakindonesia.blogspot.com Pikiran sadar yang secara fisik terletak di bagian korteks otak bersifat logis dan analisis dengan memiliki pengaruh sebesar 12 % dari kemampuan otak. Sedangkan pikiran bawah sadar secara fisik terletak di medulla oblongata yang sudah terbentuk ketika masih di dalam kandungan. Karena itu, ketika bayi yang dilahirkan menangis, bayi tersebut akan tenang di dekapan ibunya karena dia sudah merasa tidak asing lagi dengan detak jantung ibunya. Pikiran bawah sadar bersifat netral dan sugestif. Untuk memahami cara kerja pikiran, kita perlu tahu bahwa pikiran sadar (conscious) adalah pikiran objektif yang berhubungan dengan objek luar dengan menggunakan panca indra sebagai media dan sifat pikiran sadar ini adalah menalar. Sedangkan pikiran bawah sadar (subsconscious) adalah pikiran subjektif yang berisi emosi serta memori, bersifat irasional, tidak menalar, dan tidak dapat membantah. Kerja pikiran bawah sadar menjadi sangat optimal ketika kerja pikiran sadar semakin minimal.


Pikiran sadar dan bawah sadar terus berinteraksi. Pikiran bawah sadar akan menjalankan apa yang telah dikesankan kepadanya melalui sistem kepercayaan yang lahir dari hasil kesimpulan nalar dari pikiran sadar terhadap objek luar yang diamatinya. Karena, pikiran bawah sadar akan terus mengikuti kesan dari pikiran sadar, maka pikiran sadar diibaratkan seperti nahkoda sedangkan pikiran bawah sadar diibaratkan seperti awak kapal yang siap menjalankan perintah, terlepas perintah itu benar atau salah. Di sini, pikiran sadar bisa berperan sebagai penjaga untuk melindungi pikiran bawah sadar dari pengaruh objek luar.


Kita ambil sebuah contoh kasus. Jika media masa memberitakan bahwa Indonesia semakin terpuruk, maka berita ini dapat membuat seseorang merasa depresi karena setelah mendengar dan melihat berita tersebut, dia menalar berdasarkan kepercayaan yang dipegang seperti berikut ini, “Kalau Indonesia terpuruk, rakyat jadi terpuruk. Saya adalah rakyat Indonesia, jadi ketika Indonesia terpuruk, maka saya juga terpuruk.” Dari contoh ini, kesan yang diperoleh dari hasil penalaran di pikiran sadar adalah kesan ketidakberdayaan yang berakibat kepada rasa putus asa. Akhirnya rasa ketidakberdayaan tersebut akan memunculkan perilaku destruktif, bahkan bisa mendorong kepada tindak kejahatan seperti pencurian dengan beralasan untuk bisa bertahan hidup. Namun, melalui pikiran sadar pula, kepercayaan tersebut dapat dirubah untuk memberikan kesan berbeda dengan menambahkan contoh kalimat berikut ini, “...tapi aku punya banyak relasi orang-orang kaya yang siap membantuku.” JAdi, cara berpikir semacam ini akan memberikan kesan keberdayaan sehingga kesan ini dapat memberikan harapan dan mampu meningkatkan rasa percaya diri.


Dengan memahami cara kerja pikiran tersebut, kita memahami bahwa pengendalian pikiran menjadi sangat penting. Dengan kemampuan kita dalam mengendalikan pikiran ke arah kebaikan, kita akan mudah mendapatkan apa yang kita inginkan, yaitu kebahagiaan. Sebaliknya, jika pikiran kita lepas kendali sehingga terfokus kepada keburukan dan kejahatan, maka kita akan terus mendapatkan penderitaan-penderitaan, disadari maupun tidak.


KARAKTER ANAK DALAM PROSES PEMBENTUKAN KARAKTER

Jadi, bagaimana proses pembentukan karakter itu terjadi, berikut adalah yang dirangkum di blogduniaanakindonesia.blogspot.com;


1. PENGENALAN

Maksud dari pengenalan ini adalah seorang anak diperkenalkan tentang hal – hal positif / hal – hal yang baik dari lingkungan, maupun keluarga. Contohnya anak diajarkan tentang kejujuran, tenggang rasa, gotong royong, bertanggung jawab dan sebagainya. Tahapan ini bertujuan untuk menanamkan hal positif dalam memorinya.


2. PEMAHAMAN

Selanjutnya adalah pemahaman, maksud dari pemahaman disini adalah kita memberikan pengarahan atau pengertian tentang perbuatan baik yang sudah kita kenalkan kepada si anak. Tujuannya agar dia tahu dan mau melakukan hal tersebut dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.


3. PENERAPAN

Setelah si anak telah paham tentang perbuatan baik yang telah kita ajarkan langkah yang selanjutnya adalah penerapan. Maksud dari penerapan disini adalah kita memberikan kesempatan pada anak untuk menerapkan perbuatan baik yang telah kita ajarkan.


4. PENGULANGAN / PEMBIASAAN

Maksud dari pengulangan disini adalah setelah si anak telah paham dan menerapkan perbuatan baik yang telah kita kenalkan kemudian kita lakukan pembiasaan, dengan cara melakakuan hal baik tersebut secara berualang ulang agar si anak terbiasa melakukan hal baik tersebut.


5. PEMBUDAYAAN

Pembudayaan disini harus diikuti dengan adanya peran serta masyarakat untuk ikut melakukan dan medukung terciptanya pembentukan karakter baik yang telah diterapkan dalam masyarakat maupun di dalam keluarga. Adanya hukuman jika tidak ikut pembudayaan tersebut akan memunculkan motivasi untuk ikut dan berperan serta dalam pembudayaan karakter yang baik dan positif dalam masyarakat.


6. INTERNALISASI MENJADI KARAKTER

Karakter seseorang akan semakin kuat jika ikut didorong adanya suatu ideologi atau believe. Jika semua sudah tercapai maka akan ada kesadaran dalam diri seseorang untuk melakukan hal yang baik tersebut tanpa adanya paksaan atau dorongan untuk melakukannya. Selain itu adanya faktor internal dalam masyarakat atau keluarga akan mempengaruhi karakter seseorang


RANGKUMAN

Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu. Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan akhlak tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu tindakan yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam pikiran, dan dengan kata lain, keduanya dapat disebut dengan kebiasaan.


Definisi Karekter menurut para ahli disebutkan dalam artkel blogduniaanakindonesia.blogspot.com, terbagi menjdai 7 definisi mulai dari pendapat menurut Maxwell, Wyne, Kamisa, Doni Kusuma, Saunders, Gulo W, dan alwisol.


Menurut Alwisol, karakter merupakan penggambaran tingkah laku yang dilaksanakan dengan menonjolkan nilai (benar – salah, baik – buruk) secara implisit atau pun ekspilisit. Karakter berbeda dengan kepribadian yang sama sekali tidak menyangkut nilai-nilai.


Nilai kepribadian dan karakter memiliki perbedaan dan hubungan signifikan.


Signifikansi Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran karena pikiran, yang di dalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya, merupakan pelopor segalanya. Demikianlah artikel karakter untuk definisi, hubungan, perbedaan dan tahap pembentukan dari karakter anak-anak di Indonesia, sebagai referensi pengunjung blogduniaanakindonesia.blogspot.com, semoga bermanfaat!

Post a Comment for "7 DEFINISI KARAKTER"