Informasi: 21 Februari 2022 terkait Sejarah Hari Bahasa Ibu Internasional. Selamat membaca artikel blogduniaanakindonesia.blogspot.com
Apakah kamu tau arti dari kata “bahasa”. Bahasa (dari bahasa Sanskerta भाषा, bhāṣā) adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya menggunakan tanda, misalnya dengan kata dan gerakan. Kajian ilmiah bahasa disebut ilmu linguistik. Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda-beda dan beragam. Menurut data, diperkirakan jumlah bahasa di dunia yaitu antara 6.000–7.000 bahasa. Oleh karena itu, bahasa merupakan aspek yang sangat penting untuk dilestarikan sebagai alat komunikasi, alat pemersatu bangsa, dan sebagai identitas suatu suku atau bangsa.
Berlatar belakang Organisasi internasional yaitu United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization, atau disingkat sebagai UNESCO, yang telah menetapkan tanggal 21 Februari sebagai hari yang penting dunia. Tidak banyak orang yang mengetahui bahwa ada peristiwa yang diperingati setiap tahun pada tanggal tersebut.
Hari Bahasa Ibu atau disebut sebagai International Mother Language Day adalah peringatan tahunan seluruh dunia yang diadakan pada tanggal 21 Februari untuk meningkatkan kesadaran akan keanekaragaman bahasa dan budaya serta untuk mempromosikan multibahasa. Jadi, mari kita baca sejarah penetapan Hari Bahasa Ibu Internasional secara singkat di artikel blogduniaanakindonesia.blogspot.com:
Baca: KATA UCAPAN SELAMAT MEMPERINGATI HARI SUMPAH PEMUDA TERBARU
Gagasan awal untuk merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional adalah inisiatif dari Bangladesh. Ketika Pakistan dibentuk pada tahun 1947, ia merupakan dua bagian geografis yang dipisahkan oleh India, yaitu Pakistan Timur (saat ini dikenal sebagai Bangladesh) dan Pakistan Barat (saat ini dikenal sebagai Pakistan). Kedua bagian tersebut sangat berbeda satu dengan yang lainnya dalam pengertian budaya, bahasa, dan sebagainya.
Pada tahun 1948, Pemerintah Pakistan mendeklarasikan bahasa Urdu sebagai satu-satunya bahasa nasional Pakistan meskipun bahasa Bengali atau Bangla digunakan oleh mayoritas orang yang menggabungkan Pakistan Timur (sekarang Bangladesh) dan Pakistan Barat (sekarang Pakistan). Oleh karena itu, rakyat Pakistan Timur pada saat itu memprotes karena mayoritas penduduk di Pakistan Timur menggunakan bahasa Bangla sebagai bahasa ibu mereka. Rakyat Pakistan Timur menuntut agar bahasa Bangla dijadikan setidaknya salah satu bahasa nasional selain Urdu. Permintaan tersebut pertama kali diajukan oleh Dhirendra Nath Datta dari Pakistan Timur pada tanggal 23 Februari 1948 di Majelis Konstituante Pakistan. Untuk membubarkan protes tersebut, pemerintah Pakistan melarang pertemuan publik dan unjuk rasa. Namun, mahasiswa Universitas Dhaka mengatur rapat-rapat umum dengan dukungan masyarakat umum. Pada 21 Februari 1952, polisi melepaskan tembakan terhadap para demonstran tersebut. Akibatnya, beberapa mahasiswa tewas dan ratusan masyarakat lainnya terluka. Ini merupakan kejadian langka dalam sejarah dimana orang-orang mengorbankan nyawa mereka demi bahasa ibu mereka.
Sejak itu, masyarakat Bangladesh merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional sebagai salah satu hari tragis mereka. Mereka mengunjungi Shaheed Minar, yaitu sebuah monumen yang dibangun untuk mengenang para martir dan replikanya untuk mengungkapkan kesedihan, rasa hormat, dan terima kasih kepada mereka. Hari Bahasa Ibu Internasional akhirnya dijadikan hari libur nasional di Bangladesh.
Hari itu diumumkan oleh Konferensi Umum Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) pada November 1999 (30 C / 62). Dalam resolusi A / RES / 61/266, Majelis Umum PBB meminta negara-negara anggotanya "untuk mempromosikan pelestarian dan perlindungan semua bahasa yang digunakan oleh orang-orang di dunia" pada 16 Mei 2009. Dalam resolusi tersebut, Majelis Umum menyatakan 2008 sebagai Tahun Bahasa Internasional untuk mempromosikan persatuan dalam keanekaragaman dan pemahaman internasional melalui multibahasa dan multikulturalisme.
Resolusi bahasa internasional tersebut disarankan oleh Rafiqul Islam, seorang Bangli yang tinggal di Vancouver, Kanada. Rafiqul menulis surat kepada Kofi Annan pada tanggal 9 Januari 1998 dan memintanya untuk mengambil langkah dalam rangka menyelamatkan bahasa dunia dari kepunahan dengan mendeklarasikan Hari Bahasa Ibu Internasional (International Mother Language Day). Akhirnya, mereka menetapkan tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional untuk memperingati dan mengenang korban-korban penembakan tahun 1952 di Dhaka selama Gerakan Bahasa.
Seperti diketahui bahwa, sepenggal ikrar pada poin ketiga naskah Sumpah Pemuda itulah yang menjadi bibit jadinya Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Oleh karena benang merahnya dengan Sumpah Pemuda yang dahulu diikrarkan, Indonesia memeringati bulan Oktober sebagai Bulan Bahasa dan Sastra.
Baca: KATA UCAPAN SELAMAT HARI BAHASA IBU TERBARU
Jadi Itulah sejarah terkait penetapan hari Bahasa Ibu Internasional yang ditetapkan UNESCO, sebagai hari yang penting di dunia termasuk Indonesia pada rangkuman blogduniaanakindonesia.blogspot.com
Apakah kamu tau arti dari kata “bahasa”. Bahasa (dari bahasa Sanskerta भाषा, bhāṣā) adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya menggunakan tanda, misalnya dengan kata dan gerakan. Kajian ilmiah bahasa disebut ilmu linguistik. Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda-beda dan beragam. Menurut data, diperkirakan jumlah bahasa di dunia yaitu antara 6.000–7.000 bahasa. Oleh karena itu, bahasa merupakan aspek yang sangat penting untuk dilestarikan sebagai alat komunikasi, alat pemersatu bangsa, dan sebagai identitas suatu suku atau bangsa.
Berlatar belakang Organisasi internasional yaitu United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization, atau disingkat sebagai UNESCO, yang telah menetapkan tanggal 21 Februari sebagai hari yang penting dunia. Tidak banyak orang yang mengetahui bahwa ada peristiwa yang diperingati setiap tahun pada tanggal tersebut.
Hari Bahasa Ibu atau disebut sebagai International Mother Language Day adalah peringatan tahunan seluruh dunia yang diadakan pada tanggal 21 Februari untuk meningkatkan kesadaran akan keanekaragaman bahasa dan budaya serta untuk mempromosikan multibahasa. Jadi, mari kita baca sejarah penetapan Hari Bahasa Ibu Internasional secara singkat di artikel blogduniaanakindonesia.blogspot.com:
Baca: KATA UCAPAN SELAMAT MEMPERINGATI HARI SUMPAH PEMUDA TERBARU
PENETAPAN HARI BAHASA IBU INTERNASIONAL, BEGINI SEJARAHNYA
Sejarah penetapan Hari Bahasa Ibu skala Internasional pertama kali diumumkan oleh UNESCO pada 17 November 1999 yang secara resmi diakui oleh Majelis Umum PBB dan telah diperingati setiap tahun sejak tahun 2000. UNESCO sebagai bagian dari badan PBB mengajak seluruh negara di dunia untuk ikut merayakannya sebagai peringatan bahwa keberagaman bahasa dan multilingualisme adalah aspek yang penting.Gagasan awal untuk merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional adalah inisiatif dari Bangladesh. Ketika Pakistan dibentuk pada tahun 1947, ia merupakan dua bagian geografis yang dipisahkan oleh India, yaitu Pakistan Timur (saat ini dikenal sebagai Bangladesh) dan Pakistan Barat (saat ini dikenal sebagai Pakistan). Kedua bagian tersebut sangat berbeda satu dengan yang lainnya dalam pengertian budaya, bahasa, dan sebagainya.
Pada tahun 1948, Pemerintah Pakistan mendeklarasikan bahasa Urdu sebagai satu-satunya bahasa nasional Pakistan meskipun bahasa Bengali atau Bangla digunakan oleh mayoritas orang yang menggabungkan Pakistan Timur (sekarang Bangladesh) dan Pakistan Barat (sekarang Pakistan). Oleh karena itu, rakyat Pakistan Timur pada saat itu memprotes karena mayoritas penduduk di Pakistan Timur menggunakan bahasa Bangla sebagai bahasa ibu mereka. Rakyat Pakistan Timur menuntut agar bahasa Bangla dijadikan setidaknya salah satu bahasa nasional selain Urdu. Permintaan tersebut pertama kali diajukan oleh Dhirendra Nath Datta dari Pakistan Timur pada tanggal 23 Februari 1948 di Majelis Konstituante Pakistan. Untuk membubarkan protes tersebut, pemerintah Pakistan melarang pertemuan publik dan unjuk rasa. Namun, mahasiswa Universitas Dhaka mengatur rapat-rapat umum dengan dukungan masyarakat umum. Pada 21 Februari 1952, polisi melepaskan tembakan terhadap para demonstran tersebut. Akibatnya, beberapa mahasiswa tewas dan ratusan masyarakat lainnya terluka. Ini merupakan kejadian langka dalam sejarah dimana orang-orang mengorbankan nyawa mereka demi bahasa ibu mereka.
Sejak itu, masyarakat Bangladesh merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional sebagai salah satu hari tragis mereka. Mereka mengunjungi Shaheed Minar, yaitu sebuah monumen yang dibangun untuk mengenang para martir dan replikanya untuk mengungkapkan kesedihan, rasa hormat, dan terima kasih kepada mereka. Hari Bahasa Ibu Internasional akhirnya dijadikan hari libur nasional di Bangladesh.
Hari itu diumumkan oleh Konferensi Umum Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) pada November 1999 (30 C / 62). Dalam resolusi A / RES / 61/266, Majelis Umum PBB meminta negara-negara anggotanya "untuk mempromosikan pelestarian dan perlindungan semua bahasa yang digunakan oleh orang-orang di dunia" pada 16 Mei 2009. Dalam resolusi tersebut, Majelis Umum menyatakan 2008 sebagai Tahun Bahasa Internasional untuk mempromosikan persatuan dalam keanekaragaman dan pemahaman internasional melalui multibahasa dan multikulturalisme.
Resolusi bahasa internasional tersebut disarankan oleh Rafiqul Islam, seorang Bangli yang tinggal di Vancouver, Kanada. Rafiqul menulis surat kepada Kofi Annan pada tanggal 9 Januari 1998 dan memintanya untuk mengambil langkah dalam rangka menyelamatkan bahasa dunia dari kepunahan dengan mendeklarasikan Hari Bahasa Ibu Internasional (International Mother Language Day). Akhirnya, mereka menetapkan tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional untuk memperingati dan mengenang korban-korban penembakan tahun 1952 di Dhaka selama Gerakan Bahasa.
HARI BAHASA IBU INTERNASIONAL BERBEDA DENGAN BULAN BAHASA DI INDONESIA
Penetapan Hari Bahasa Ibu skala Internasional pertama kali diumumkan oleh UNESCO pada 17 November 1999 yang secara resmi diakui oleh Majelis Umum PBB dan telah diperingati setiap tahun sejak tahun 2000, sedangkan Bulan bahasa dan sastra diperingati setiap bulan Oktober. Hal ini merujuk pada bulan ditetapkannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dalam Sumpah Pemuda pada 28 Oktober. Bahasa Indonesia merupakan anugerah bagi kita tentunya, bangsa yang memiliki ratusan bahasa daerah.Seperti diketahui bahwa, sepenggal ikrar pada poin ketiga naskah Sumpah Pemuda itulah yang menjadi bibit jadinya Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Oleh karena benang merahnya dengan Sumpah Pemuda yang dahulu diikrarkan, Indonesia memeringati bulan Oktober sebagai Bulan Bahasa dan Sastra.
Naskah Teks Sumpah Pemuda
Apa saja Isi Sumpah Pemuda?, berikut ketiga Teksnya:- Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
- Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
- Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Baca: KATA UCAPAN SELAMAT HARI BAHASA IBU TERBARU
Jadi Itulah sejarah terkait penetapan hari Bahasa Ibu Internasional yang ditetapkan UNESCO, sebagai hari yang penting di dunia termasuk Indonesia pada rangkuman blogduniaanakindonesia.blogspot.com
Post a Comment for "SEJARAH PENETAPAN HARI BAHASA IBU INTERNASIONAL"