Cara Mendidik Anak Menjadi Mandiri Melalui Kegiatan Pramuka - Tidak ada satu orang tuapun yang mengharapkan anaknya menjadi sosok yang manja dan tidak siap dengan lingkungan sosial, karena setiap orang tua pasti memimpikan anaknya kelak bisa mandiri terutama ketika anak tersebut telah memasuki usia sekolah dasar.
Pendidikan kemandirian kepada anak juga sebenarnya bukan hanya dilakukan oleh orang tua saja, akan tetapi juga menjadi bagian dari dunia pendidikan secara formal. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler tk, sd, slb, smp, sma, smk yang mendukung pengajaran terhadap kemandirian anak adalah Pramuka atau Kepanduan.
Sebelum membahas tentang kepramukaan itu sendiri, ada baiknya kami sedikit mengenalkan sejarah tentang pramuka.
Sementara itu Indonesia memperingati hari pramuka pada tanggal 14 Agustus, hal ini dikarenakan pada tanggal 14 Agustus 1961, merupakan tanggal dimana gerakan kepanduan (pramuka) diperkenalkan diseluruh Indonesia dengan diadakannya pawai besar, dimana sebelum pawai tersebut dilakukan pemimpin negara Indonesia (Presiden) sudah melantik Mapinas, Kwarnas, dan Kwarnari.
Baca:
Melihat dari sejarah dan tugas pokok kegiatan pendidikan yang dilakukan melalui ekstrakulikuler kepramukaan memiliki ciri khas yang berbeda dengan pendidikan lainnya. Kepramukaan tidak menekankan pada penguasaan materi teori, namun lebih pada aplikasi yang dapat diterapkan di lingkungan, serta meningkatkan kecakapan.
Sesuai dengan kode kehormatan bagi pramuka siaga, yaitu:
Dari Dwi Satya ini, anak akan belajar mendalami pengetahuan serta tindakan dalam menghargai sesama. Sikap kemandirian yang timbul pada diri anak akan perlahan tumbuh, dan hal ini akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologi anak di masa yang akan datang.
Dari pendidikan anak sejak dini dengan memberikan pengetahuan tentang moral, maka kelak anak akan menjadi sosok yang diharapkan memiliki rasa tanggung jawab serta memiliki jiwa kepemimpinan.
Untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan terhadap anak, harus dimulai dengan jiwa kemandirian. Oleh karena itu banyak kegiatan kepanduan yang bisa dijadikan alat bantu orang tua dalam menumbuhkan kemandirian pada anak.
Akan tetapi tidak sedikit dari orang tua enggan membiarkan anak untuk melakukan kegiatan tersebut karena kekhawatiran yang sangat berlebihan yang dilandasi oleh rasa sayang yang tidak pada tempatnya. Bisa diambil contoh ketika melakukan persami, justru orang tua hadir dan bahkan ikut dalam persami tersebut, sehingga goal atau tujuan menumbuhkan jiwa kemandirian anak sulit tercapai.
Jika melihat dari aktivitas perkemahan termasuk salah satunya adalah persami. Justru pada aktivitas ini anak akan mulai berlatih untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan dari orangtua maupun teknologi, dan akhirnya pribadi anak yang mandiri pun akan terbentuk. Selain itu, berkemah/persami juga dapat melatih anak untuk berinteraksi serta bekerja sama dengan teman-temannya, serta kemampuan sosialisasi serta adaptasi dengan lingkungannya akan meningkatkan.
Apalagi ketika oarng tua akan mengajarkan anak yang berusia 10 tahun, kegiatan kepramukaan sangatlah cocok dalam menumbuhkan jiwa kemandiian, walaupun usia 10 tahun merupakan usia terakhir dalam tingkatan siaga sebelum menjadi penggalang. Akan sangat disayangkan jika kegiatan kepramukaan tidak dimanfaatkan orang tua dalam membantu anak untuk lebih memiliki jiwa kemandirian, dan juga dukungan dari lingkungan keluarga itu sendiri. Karena jiwa kemandirian anak terutama anak usia 10 tahun akan sangat berkembang dengan pesat jika di dukung oleh faktor internal keluarga serta eksternal, salahsatunya berupa kegiatan pramuka itu.
Pendidikan kemandirian kepada anak juga sebenarnya bukan hanya dilakukan oleh orang tua saja, akan tetapi juga menjadi bagian dari dunia pendidikan secara formal. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler tk, sd, slb, smp, sma, smk yang mendukung pengajaran terhadap kemandirian anak adalah Pramuka atau Kepanduan.
Sebelum membahas tentang kepramukaan itu sendiri, ada baiknya kami sedikit mengenalkan sejarah tentang pramuka.
Daftar Isi:
SEJARAH HARI PRAMUKA
Hari pramuka secara umum diperingati oleh warga dunia adalah jatuh pada tanggal 22 Februari. Ditentukannya tanggal tersebut sebagai hari Kepanduan (Pramuka) untuk menghargai bapak kepanduan sedunia, yaitu Robert Baden-Powell. Beliau lahir pada 22 Februari 1857. Dalam sejarahnya gerakan kepanduan (pramuka) dimulai pada tahun 1907, pada saat itu Robert Baden-Powell dan William Alexander Smith, yang merupakan pendiri dari Boy’s Brigade, mengadakan acara perkemahan kepanduan pertama di kepulauan Brown Sea, Inggris selama 8 hari. Yang kemudian pada tahun 1908, Robert Baden-Powell membuat sebuah buku tentang “Scouting for Boys” yang merupakan prinsip dasar dari kepramukaan.Sementara itu Indonesia memperingati hari pramuka pada tanggal 14 Agustus, hal ini dikarenakan pada tanggal 14 Agustus 1961, merupakan tanggal dimana gerakan kepanduan (pramuka) diperkenalkan diseluruh Indonesia dengan diadakannya pawai besar, dimana sebelum pawai tersebut dilakukan pemimpin negara Indonesia (Presiden) sudah melantik Mapinas, Kwarnas, dan Kwarnari.
Baca:
- MENGENAL LOGO & TEMA HARI PRAMUKA KE-57 TAHUN 2018
- PENGERTIAN PRAMUKA, PRINSIP, TUJUAN, DAN FUNGSI GERAKAN PRAMUKA
- KALENDER PENDIDIKAN TK, SD, SMP, SMA, SMK, SLB PROVINSI JAWA BARAT TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Tugas pokok kegiatan pramuka:
- Membentuk kader bangsa serta kader pembangunan yang beriman dan bertakwa dan berwawasan ilmu pengetahuan serta teknologi.
- Membentuk sikap dan prilaku positif.
- Menguasai keterampilan dan kecakapan serta memiliki ketahanan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik.
Melihat dari sejarah dan tugas pokok kegiatan pendidikan yang dilakukan melalui ekstrakulikuler kepramukaan memiliki ciri khas yang berbeda dengan pendidikan lainnya. Kepramukaan tidak menekankan pada penguasaan materi teori, namun lebih pada aplikasi yang dapat diterapkan di lingkungan, serta meningkatkan kecakapan.
KEGIATAN PRAMUKA YANG MENJADIKAN ANAK USIA 10 TAHUN LEBIH MANDIRI
Kepanduan yang diajarkan kepada anak pada usia sekolah mulai dari anak memasuki usia sekolah dasar dengan tingkat Siaga, yaitu anak berusia 7-10 tahun. Dimana pada tingkatan ini anak akan belajar banyak tentang standar moral dalam bersosialisasi dalam lingkungan sosial.Sesuai dengan kode kehormatan bagi pramuka siaga, yaitu:
Dwi Satya (Janji Pramuka Siaga)
Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh:- Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Indonesia, dan mengikuti tata krama keluarga.
- Setiap hari berbuat kebajikan.
Dari Dwi Satya ini, anak akan belajar mendalami pengetahuan serta tindakan dalam menghargai sesama. Sikap kemandirian yang timbul pada diri anak akan perlahan tumbuh, dan hal ini akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologi anak di masa yang akan datang.
Dwi Darma (Ketentuan moral pramuka siaga).
- Siaga berbakti kepada ayah dan ibunya.
- Siaga berani dan tidak putus asa.
Dari pendidikan anak sejak dini dengan memberikan pengetahuan tentang moral, maka kelak anak akan menjadi sosok yang diharapkan memiliki rasa tanggung jawab serta memiliki jiwa kepemimpinan.
Untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan terhadap anak, harus dimulai dengan jiwa kemandirian. Oleh karena itu banyak kegiatan kepanduan yang bisa dijadikan alat bantu orang tua dalam menumbuhkan kemandirian pada anak.
KEGIATAN KEPRAMUKAAN UNTUK KEMANDIRIAN ANAK-ANAK SETIAP HARI
Jika dilihat dari kegiatan kepanduan/pramuka, sebenarnya banyak manfaat yang bisa orang tua dapat dalam membantu perkembangan anak terutama dalam hal kemandirian dan kepemimpinan. Beberapa jenis kegiatan yang biasa dilakukan dalam pramuka seperti:- Memecahkan kode, baik itu melalui kode morse dan kode lainnya.
- Persami, Perkemahan sabtu minggu merupakan kegiatan yang dilakukan pada hari pekan dengan mengadakan perkemahan.
- Berjelajah, Kegiatan kepramukaan yang menuntut kemandirian serta kepemimpinan dalam menemukan tempat tujuan yang telah ditentukan.
- Dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kepanduan/pramuka.
KESIMPULAN CARA MENGAJARKAN KEMANDIRIAN ANAK PADA USIA 10 TAHUN MELALUI KEGIATAN PRAMUKA NASIONAL INDONESIA
Kegiatan pramuka sebenarnya sangat berperan penting dalam upaya pembinaan karakter anak. Karena dari aktivitas-aktivitas yang ada pada kegiatan ini, kepribadian anak bisa dibentuk. Kegiatan Pramuka mendidik anak-anak untuk memiliki sifat disiplin, berani, dan saling menolong. Karena anak didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, dengan begitu jiwa kemandirian anak akan tumbuh.Akan tetapi tidak sedikit dari orang tua enggan membiarkan anak untuk melakukan kegiatan tersebut karena kekhawatiran yang sangat berlebihan yang dilandasi oleh rasa sayang yang tidak pada tempatnya. Bisa diambil contoh ketika melakukan persami, justru orang tua hadir dan bahkan ikut dalam persami tersebut, sehingga goal atau tujuan menumbuhkan jiwa kemandirian anak sulit tercapai.
Jika melihat dari aktivitas perkemahan termasuk salah satunya adalah persami. Justru pada aktivitas ini anak akan mulai berlatih untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan dari orangtua maupun teknologi, dan akhirnya pribadi anak yang mandiri pun akan terbentuk. Selain itu, berkemah/persami juga dapat melatih anak untuk berinteraksi serta bekerja sama dengan teman-temannya, serta kemampuan sosialisasi serta adaptasi dengan lingkungannya akan meningkatkan.
Apalagi ketika oarng tua akan mengajarkan anak yang berusia 10 tahun, kegiatan kepramukaan sangatlah cocok dalam menumbuhkan jiwa kemandiian, walaupun usia 10 tahun merupakan usia terakhir dalam tingkatan siaga sebelum menjadi penggalang. Akan sangat disayangkan jika kegiatan kepramukaan tidak dimanfaatkan orang tua dalam membantu anak untuk lebih memiliki jiwa kemandirian, dan juga dukungan dari lingkungan keluarga itu sendiri. Karena jiwa kemandirian anak terutama anak usia 10 tahun akan sangat berkembang dengan pesat jika di dukung oleh faktor internal keluarga serta eksternal, salahsatunya berupa kegiatan pramuka itu.
Post a Comment for "MENGAJARKAN KEMANDIRIAN ANAK-ANAK USIA 10 TAHUN MELALUI KEGIATAN PRAMUKA"