MAKNA IDUL FITRI

blogduniaanakindonesia.blogspot.com - Idul Fitri pada setiap tanggal 1 Syawal juga dikenal dengan sebutan “Hari Raya Kemenangan”, dimana kaum muslimin merefleksi dua peristiwa, yaitu peristiwa perang badar dan hari raya masyarakat jahiliyah. Perang badar merupakan perang pertama yang dijalani umat Islam sejak peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW pada 622 Masehi. Ini terjadi pada 17 Maret 624 Masehi atau 17 Ramadhan tahun kedua Hijriah. Perang Badar melibatkan 314 pasukan umat Islam yang melawan lebih dari 1.000 orang dari kaum Quraisy.

https://blogduniaanakindonesia.blogspot.com/


Baca: INILAH KUMPULAN KATA MUTIARA DAN UCAPAN SELAMAT HARI IDULFITRI 1443 H 2022

Di dalam Al-Quran, perang badar dijelaskan dalam beberapa ayat di Surat Ali-Imran ayat 123 yang artinya: "Dan sungguh, Allah telah menolong kamu dalam perang Badar, padahal kamu dalam keadaan lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, agar kamu mensyukuri-Nya."


Meskipun pasukan umat Islam lebih sediki dibandingkan kaum Quraisy, namun atas pertolongan Allah SWT, perang ini dimenangkan kaum Muslim. Kemenangan tersebutlah yang menjadi sejarah bahwa di balik perayaan Idul Fitri ada histeria dan perjuangan para sahabat untuk meraih kemenangan dan menjayakan Islam. Oleh karenanya, setelah kemenangan diraih umat Islam, secara tidak langsung mereka merayakan dua kemenangan, yaitu kemenangan atas dirinya yang telah berhasil berpuasa selama satu bulan, dan kemenangan dalam sejarah perang badar.


Selain kemenangan dalam perang badar, Idul Fitri besama Idul Adha ditetapkan sebagai pengganti hari raya masyarakat jahiliyah.


Sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadits riwayat Abu Dawud & an-Nasa’i yang artinya: “Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, kaum jahiliyah dalam setiap tahunnya memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain, ketika Nabi Muhammad SAW datang ke Madinah, Rasulullah bersabda: kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha." (HR Abu Dawud & an-Nasa’i)


Dua peristiwa, yaitu peristiwa perang badar dan hari raya masyarakat jahiliyah diatas, bagi kita harus dimaknai sebagai pesan simbolik agama, yang mengandung pembelajaran paling tidak pada tiga hal;


Pertama, hari raya Idul Fitri merupakan suatu hari yang harus dibanggakan, karena pada hari tersebut Allah menjanjikan ampunan bagi orang-orang bertakwa yang melaksanakan ibadah sholat hari raya Idul Fitri.


Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud dari Nabi Muhammad SAW, bahwa Nabi bersabda: ketika umat Nabi melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan dan mereka keluar untuk melaksanakan shalat Idul Fitri, maka Allah berfirman: wahai Malaikatku, setiap yang telah bekerja akan mendapatkan upahnya. Dan hamba-hambaku yang telah melaksanakan puasa Ramadhan dan keluar rumah untuk melakukan shalat Idul Fitri, serta memohon upah (dari ibadah) mereka, maka saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah memaafkan mereka. Kemudian ada yang berseru, ‘wahai umat Muhammad, kembalilah ke rumah-rumah kalian, aku telah menggantikan keburukan kalian dengan kebaikan’. Maka Allah swt berfirman: wahai hamba-hamba-Ku, kalian berpuasa untukku dan berbuka untukku, maka tegaklah kalian dengan mendapatkan ampunan-Ku terhadap kalian.


Kedua, hubungan antar manusia. Ibadah-ibadah umat Islam yang diperintahkan Allah SWT senantiasa mengandung dua aspek tak terpisahkan yakni kaitannya dengan hubungan kepada Allah (hablumminnalah) dan hubungan dengan sesama manusia atau hablumminannas. Ajaran Islam sangat memerhatikan solidaritas sosial dan mengejawantahkan sikap kepekaan sosialnya melalui media ritual tersebut. Saat kita berpuasa tentu merasakan bagaimana susahnya hidup seorang dhua’afa yang memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari saja sulit. Lalu dengan mambayar Zakat Fitrah dan membagikannya kepada kaum tak berpunya itu merupakan salah satu bentuk kepedulian sosial seorang muslim kepada sesamanya yang tidak mampu. Kehidupan saling tolong menolong dan gotong royong dalam kebaikan merupakan ciri khas ajaran Islam. Hikmah yang dapat dipetik dalam konteks ini adalah seorang Muslim diingatkan untuk siap sedia berzakat, bersedekah demi kebahagiaan orang lain khususnya mereka yang kurang beruntung, waspada atas godaan dunia agar tidak terjerembab perilaku tidak terpuji seperti keserakahan, mementingkan diri sendiri, dan kelalaian dalam beribadah kepada sang Pencipta.


Ketiga, peningkatan kualitas diri. Hikmah ketiga dari ritual keagaamaan ini adalah memperkukuh empati, kesadaran diri, pengendalian dan pengelolaan diri melalui Puasa di Bulan Ramadhan yang merupakan cikal bakal akhlak terpuji seorang Muslim. Akhlak terpuji dicontohkan Nabi dan perjuangan para sahabat seperti membantu sesama manusia dalam kebaikan, kebajikan, dan senantiasa sigap dalam menjalankan segala perintah agama dan menjauhi hal-hal yang dilarang untuk meraih kemenangan dan menjayakan Islam. Dalam Islam kedudukan akhlak sangat penting merupakan “buah” dari pohon Islam berakarkan akidah dan berdaun syari'ah. Segala aktivitas manusia tidak terlepas dari sikap yang melahirkan perbuatan dan tingkah laku manusia. Sebaliknya, akhlak tercela dipastikan berasal dari orang yang bermasalah dalam keimanan merupakan manisfestasi dari sifat-sifat syetan dan iblis. Inilah yang harus dimenangkan umat Islam dalam kehidupannya sehari-hari.


Dari sejarahnya itu, maka lahirlah perayaan tahunan bagi umat Islam seluruh dunia, dengan Idul Fitri, selain bertujuan sebagai pesta yang lebih baik setelah 30 hari melakukan ibadah puasa yang berat di bulan Ramadhan, bulan ke-9 dalam kalender Islam. Idul Fitri juga menandakan pencapaian tingkatan spiritual keagamaan yang ditandai dengan peningkatan kualitas diri dengan pengorbanan, disiplin diri dan amal.


Demikianlah Makna dari Idul Fitri yang dapat dipetik ketika menyambut hari raya kemenangan dalam rangkuman pembelajaran Agama Islam bersama blogduniaanakindonesia.blogspot.com, semoga kita semua meraih kemenangan yang sebenarnya dengan mensyukuri segala pertolongan-Nya dan kembali ke sifat bawaan kita sejak lahir (Fitri), yaitu bersih dan suci, setelah sebulan penuh ditempa berbagai amalan Ramadhan.

Post a Comment for "MAKNA IDUL FITRI"