MODUL PEMBELAJARAN PJOK SD

https://blogduniaanakindonesia.blogspot.com/
PJOK (SD) https://blogduniaanakindonesia.blogspot.com * /


Baca Juga: [DOWNLOAD] MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KURIKULUM MERDEKA KELAS 10 FASE E

PEMBELAJARAN 9: TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Kompetensi

Penjabaran model kompetensi yang selanjutnya dikembangkan pada kompetensi guru mata pelajaran yang lebih spesifik pada pembelajaran 9 “Tujuan Pembelajaran” adalah:
  1. Mengenali komponen tujuan pembelajaran.
  2. Menerapkan prosedur perumusan tujuan pembelajaran.


Baca Juga: PERUMUSAN CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Dalam rangka mencapai komptensi guru mata pelajaran, maka dikembangkanlah indikator-indikator yang sesuai dengan tuntutan kompetensi guru mata pelajaran.


Indikator pencapaian komptensi yang akan dicapai dalam pembelajaran 9 “Tujuan Pembelajaran” adalah sebagai berikut:
  1. Mengenali komponen tujuan pembelajaran.
  2. Menerapkan prosedur perumusan tujuan pembelajaran.



C. Uraian Materi

1. Komponen Tujuan Pembelajaran

Dalam aliran teori psikologi behaviorisme diseyogyakan pembelajaran memiliki tujuan. Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Robert F. Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh peserta didik pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Sementara itu, Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh peserta didik setelah berlangsung pembelajaran.


Menurut Lukmanul Hakim (2008) yang dimaksud dengan tujuan pembelajaran adalah arah atau sasaran yang hendak dituju oleh proses pembelajaran. Dalam setiap kegiatan sepatutnya mempunyai tujuan. Karena tujuan menuntun kepada apa yang hendak dicapai, atau sebagai gambaran tentang hasil akhir dari sesuatu kegiatan. Dengan mempunyai gambaran jelas tentang hasil yang hendak dicapai itu dapatlah diupayakan berbagai kegiatan ataupun perangkat untuk mencapainya.


Tujuan pembelajaran dapat disusun dengan mengacu pada kurikulum yang secara rinci dilengkapi dengan Kompetensi Inti dan diperinci lagi dengan Kompetensi Dasar. Tujuan tersebut dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, dan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.


Dua tujuan pembelajaran yang dapat dirumuskan, yaitu :
  1. tujuan utama (main effect); dan
  2. tujuan penyerta (nurturant effect).



Tujuan utama berkaitan dengan aspek psikomotor atau fisik, yaitu keterampilan gerak dan unsur-unsur fisik (kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelincahan dan unsur fisik lainya). Sedangkan tujuan penyerta berkaitan dengan dampak atau pengaruh yang diakibatkan karena melakukan aktivitas fisik, seperti unsur-unsur kerjasama, menghargai orang lain, mengendalikan diri, sportif, pemecahan masalah, dan lain-lain.


Pada pendidikan jasmani, tujuan pembelajaran tidak hanya untuk mengembangkan aspek psikomotor atau fisik semata melainkan juga aspek kognitif dan afektif. Sehingga dalam menentukan tujuan pembelajaran guru dapat mengacu pada tujuan dari aktivitas pembelajaran, baik itu yang dilakukan oleh guru ataupun yang dilakukan oleh siswa dan dapat juga mengacu pada proses pembelajaran.


Bagaimana kita dapat membedakan rumusan tujuan pembelajaran yang mengacu pada aktivitas dengan yang mengacu pada hasil. Simaklah contoh di bawah ini (Rink, 2009):
  1. Tujuan Pembelajaran: Memberi contoh tentang bagaimana melakukan umpan bola voli kepada peserta didik. Ini contoh tujuan pembelajaran yang menggambarkan aktivitas guru.
  2. Tujuan Pembelajaran: Peserta didik akan mempraktikkan umpan atas dalam bola voli. Ini contoh tujuan pembelajaran yang menggambarkan aktivitas peserta didik.
  3. Tujuan Pembelajaran: Peserta didik dapat melakukan umpan atas secara efektif kepada pemain di garis depan. Ini merupakan contoh tujuan pembelajaran yang tepat karena menggambarkan hasil dari proses pembelajaran.



Seperti sudah dijelaskan Blogduniaanakindonesia sebelumnya, bahwa saat menuliskan tujuan pembelajaran, guru dapat mengacu pada kurikulum yang secara rinci dilengkapi dengan Kompetensi Inti dan diperinci lagi dengan Kompetensi Dasar. Hal ini tentunya akan membantu guru dalam menentukan capaian materi pembelajaran berikut capaian kompetensinya. Namun demikian, ada baiknya rumusan tujuan pembelajaran diawali dengan frase di bawah ini (Rink, 2009) dan diikuti oleh kata kerja:
  • Peserta didik akan mampu … (kata kerja).
  • Peserta didik dapat … (kata kerja).



Contoh kata kerja yang mengikuti frase tersebut di atas adalah: melakukan, menendang, menembak, bekerjasama, menghormati, menjelaskan, dan lain sebagainya. Dengan awalan frase dan diikuti oleh kata kerja seperti contoh di atas, penulisan tujuan pembelajaran secara otomatis akan terkontrol untuk tetap mengacu pada hasil pembelajaran, bukan pada proses. Dengan kata lain, tujuan pembelajaran ditulis dalam kerangka yang mengarahkan pada kemampuan apa yang akan dikuasai peserta didik sebagai hasil dari pembelajaran.

Baca Juga: ALUR DAN TUJUAN PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA UNTUK SD

Selanjutnya, bagaimana cara menulis tujuan pembelajaran secara utuh? Penulisan tujuan pembelajaran yang utuh harus mengacu pada prinsip-prinsip merumuskannya. Ada beberapa prinsip yang dianjurkan oleh para pakar pendidikan. Dalam bahasan ini akan disajikan prinsip dimana tujuan pembelajaran harus mengandung unsur-unsur yang disebut sebagai ABCD.
  • A: Audience artinya SIAPA yang menjadi sasaran dari pembelajaran kita. Audience bisa siapa saja peserta pembelajaran, misalnya: peserta pelatihan, santri, mahapeserta didik. Dalam hal ini, audience kita adalah peserta didik.
  • B: Behaviour adalah PERILAKU apa yang kita harapkan dapat ditunjukkan oleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran. Perilaku ini dirumuskan dengan kata kerja yang kita tuliskan setelah frase pendahuluan (peserta didik dapat…). Perilaku menggambarkan ranah dari pembelajaran. Oleh sebab itu posisinya penting dalam merumuskan tujuan pembelajaran Contoh perilaku ini adalah: menendang bola (psikomotor), memahami peraturan pertandingan basket (kognitif), menunjukkan dukungan (afektif).
  • C: Condition merupakan KONDISI dimana perilaku (behavior) tersebut ditunjukkan oleh peserta didik. Misalnya, secara berpasangan dengan temannya, dalam permainan 3 on 3, menghindari rintangan kayu.
  • D: Degree adalah KRITERIA atau tingkat penampilan seperti apa yang kita harapkan dari peserta didik. Contohnya: 90% akurat, sebanyak 3 kali, 8 kali berhasil dari 10 kesempatan melakukan.


Baca Juga: Apa Itu Pengertian dan Prinsip Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) Pada Kurikulum Merdeka

2. Prosedur Perumusan Tujuan Pembelajaran

Bagaimana suatu tujuan pembelajaran yang baik dituliskan dengan memenuhi kaidah ABCD? Berikut ini contoh tujuan pembelajaran berdasar orientasi ranah pembelajarannya (psikomotor, kognitif, afektif) berikut analisis berdasar prinsip ABCD.


Pada bahasan berikut tidak digunakan A (audience) karena audience sudah jelas “peserta didik”. Sehingga, hanya akan menganalisis penggunaan BCD yang diterjemahkan sebagai PERILAKU, KONDISI, dan KRITERIA.
  1. Psikomotor.
    1. Peserta didik dapat menggiring bola basket dengan cara zigzag melewati 15 kerucut (cones) secara efektif. PERILAKU: menggiring bola basket KONDISI: dengan cara zigzag KRITERIA: melewati 15 kerucut (cones) secara efektif.
    2. Peserta didik akan mampu membuka ruang yang memungkinkan terjadinya umpan dari rekan pembawa bola dalam permainan sepak bola. PERILAKU: membuka ruang KONDISI: dalam permainan sepak bola KRITERIA: memungkinkan terjadinya umpan dari rekan pembawa bola.
  2. Kognitif.
    1. Peserta didik dapat menganalisis setidaknya 3 tanda-tanda (cues) yang benar dalam servis bulutangkis. PERILAKU: menganalisis KONDISI: dalam servis bulutangkis KRITERIA: setidaknya 3 tanda-tanda (cues) yang benar.
    2. Bersama kelompoknya (3 peserta didik per kelompok), peserta didik dapat mempresentasikan strategi bermain 3 on 3 selama 10 menit di depan kelas. PERILAKU: mempresentasikan strategi bermain 3 on 3 KONDISI: bersama kelompoknya (3 peserta didik per kelompok), di depankelas KRITERIA: selama 10 menit.
  3. Afektif.
    1. Ketika berpasangan dengan peserta didik yang keterampilannya lebih rendah, peserta didik dapat menunjukkan empati ketika mengumpan dengan arah dan kecepatan yang sesuai untuk bisa diterima pasangannya tanpa mengalami kesulitan. PERILAKU: peserta didik dapat menunjukkan empati KONDISI: Ketika berpasangan dengan peserta didik yang keterampilannya lebih rendah KRITERIA: mengumpan dengan arah dan kecepatan yang sesuai untuk bisa diterima pasangannya tanpa mengalami kesulitan.
    2. Peserta didik mampu menerima perbedaan pendapat dengan lapang dada dengan teman satu tim ketika membentuk susunan pemain menghadapi pertandingan antar kelas. PERILAKU: menerima perbedaan pendapat KONDISI: ketika membentuk susunan pemain menghadapi pertandingan antar kelas KRITERIA: dengan lapang dada Berbagai tujuan pembelajaran di atas adalah contoh tujuan yang dirumuskan dengan baik karena memenuhi prinsip penulisan. Prinsip tersebut adalah terdapatnya unsur ABCD, atau dalam Bahasa Indonesia adalah audien, perilaku, kondisi, dan kriteria.



Selanjutnya, dalam paragraph berikut ini adalah penjelasan mengenai unsur-unsur tersebut. Unsur PERILAKU yang terdapat dalam rumusan tujuan pembelajaran ditulis menggunakan kata kerja. Kata kerja ini bertujuan untuk menggambarkan apa yang akan dilakukan peserta didik dan bersifat aktif menunjukkan tindakan.


Contohnya, untuk ranah psikomotor: menendang, memukul, menggiring, melompat, meroda, bertukar posisi, membayangi. Sedangkan untuk ranah kognitif meliputi mengingat, membuat daftar, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Untuk ranah afektif, kata kerja dapat berupa menerima, mengapresiasi, menilai, menghargai, menikmati.


Selain unsur perilaku, KONDISI merupakan unsur kunci dalam pendidikan jasmani dan harus dirumuskan secara spesifik. Mengapa unsur kondisi ini penting? Tidak seperti mata pelajaran lain, dalam pendidikan jasmani, menurut Rink (2009) unsur kondisi menggambarkan situasi dimana tindakan tersebut dilakukan.


RANGKUMAN MODUL PEMBELAJARAN PJOK (PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN) SD/MI

Tujuan pembelajaran merupakan arah atau sasaran yang hendak dicapai setelah proses pembelajaran berlangsung. Tujuan pembelajarn Kompetensi Inti dan diperinci lagi dengan Kompetensi Dasar.


Tujuan tersebut dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, dan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.


Dalam kegiatan pembelajaran ada dua tujuan yang dapat dirumuskan, yaitu
  1. tujuan utama (main effect); dan
  2. tujuan penyerta (nurturant effect).



Tujuan utama berkaitan dengan aspek psikomotor atau fisik, yaitu keterampilan gerak dan unsur-unsur fisik (kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelincahan dan unsur fisik lainya).


Tujuan penyerta berkaitan dengan dampak atau pengaruh yang diakibatkan karena melakukan aktivitas fisik, seperti unsur-unsur kerjasama, menghargai orang lain, mengendalikan diri, sportif, pemecahan masalah, dan lain-lain.


Pada pendidikan jasmani, tujuan pembelajaran tidak hanya untuk mengembangkan aspek psikomotor atau fisik semata melainkan juga aspek kognitif dan afektif. Sehingga dalam menentukan tujuan pembelajaran guru dapat mengacu pada tujuan dari aktivitas pembelajaran, baik itu yang dilakukan oleh guru ataupun yang dilakukan oleh siswa dan dapat juga mengacu pada proses pembelajaran.

Lebih lengkapnya, silahkan unduh file Modul Mandiri Pembelajaran PJOK SD/MI di cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/PJOKSD/Modul%20Pembelajaran%20PJOK%20SD/PJOK-PB9.pdf


Jika Bapak/Ibu Guru dan Siswa ingin mendapatkan pemberitahuan langsung mengenai artikel terbaru di website kami, silakan terus kunjungi Blogduniaanakindonesia.blogspot.com, Di artikel Blogduniaanakindonesia Anda akan temukan beragam Informasi Terbaru setiap hari dari penulis Blogduniaanakindonesia! ***

Post a Comment for "MODUL PEMBELAJARAN PJOK SD"