TIPS MENDIDIK ANAK AGAR MENJADI SOSOK YANG MANDIRI

Umumnya setiap orang tua mengharapkan kelak anaknya menjadi sosok yang mandiri, karena setiap orang tua menginginkan anaknya dapat mekakukan segala sesuatu dengan sendiri, serta tidak selalu berpangku tangan terhadap orang lain, semua itu dilakukan agar anak kelak dapat menghadapi segala urusan mereka dengan baik. Sebelum memasuki dunia dewasa mereka, setiap orang tua sudah tentu berusaha dengan keras dengan menggunakan berbagai macam cara agar anak tersebut bisa menjadi sosok yang mandiri, hal yang sangat sederhana saja misalnya, orang tua menginginkan anaknya agar dapat menggunakan baju dengan sendiri tanpa bantuan dari orang lain.


Kemandirian merupakan aspek yang sangat penting untuk setiap orang termasuk untuk anak-anak, karena kemandirian memiliki fungsi membantu anak mencapai tujuan hidup mereka kelak, baik itu dari segi prestasi, kreatifitas maupun kesuksesan dalam kehidupan mereka.

Seperti yang telah penulis bahasa dalam tulisan sebelum-sebelumnya, bahwa dunia anak merupakan dunia serba ingin tahu, baik dari hal kecil hingga hal yang besar. Dan ini menjadi tugas orang tua untuk menjawab dan meningkatkan pengetahuan mereka dalam segala hal. Diperlukan pengetahuan dan kearifan dalam menghadapi dunia anak yang terkadang membuat kita di uji akan kesabaran dan ketelatenan. Adalah hal yang wajar jika anak memiliki dunia yang sangat serba ingin tahu.


Sebagai orang tua, keinginan kita adalah agar anak tersebut dapat menjadi orang yang berguna dikemudian harinya, yang pasti untuk mewujudkan hal tersebut bisa kita mulai dengan kemandirian anak dalam hal-hal kecil, seperti memakai pakaian dengan sendiri, memakan makanan mereka tanpa harus disuapi, menyiapkan peralatan sekolah untuk persiapan mereka sekolah esok harinya,dan sebagainya, dan perlu diketahui pula bahwa kemandirian bukan hanya sebatas fisik saja, tapi juga berkaitan dengan psikologis anak. Baik itu berupa rasa tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan telah anak lakukan, juga memiliki kepercayaan diri dalam kehidupan social mereka. Dengan kepercayaan diri tersebut akan memudahkan mereka untuk bergaul dan di terima oleh teman-temannya.


Menjadi sosok yang mandiri bagi seorang anak tidak bisa di dapat dengan sendirinya, akan tetapi butuh pendidikan serta beberapa tips-tips yang harus digunakan orang tua agar pendidikan kemandirian terhadap anak menjadi sesuai dengan harapan kita.


Dalam mendidik anak untuk menjadi sosok yang mandiri adalah hal yang bisa dibilang gampang-gampang susah. Mudah karena kita telah memiliki pengalaman akan dunia anak, sebelum kita menjadi orang tua kitapun sudah melewati fase dunia anak. Jadi kita bisa di bilang memiliki pengalaman dunia anak tersebut. Susahnya adalah terkadang kita sulit untuk memiliki kesabaran dalam menghadapi dunia anak yang umumnya dunia penuh bermain dan penuh butuh kasih sayang, serta perhatian lebih dibandingkan dunia yang lain.


Banyak dari kita mencoba berbagai macam cara untuk menemukan tips dalam mendidik anak untuk menjadi sosok yang mandiri, baik itu mencoba mencari referensi dari buku, mendengarkan pengalaman dari teman atau dari rekan kerja, bertanya kepada orang tua kita, hingga mencari referensi di internet. Hal ini banyak dilakukan dengan tujuan agar kita dapat mendidik anak kita untuk menjadi sosok yang mandiri di kemudian hari.


Dari latar belakang tersebut, blogduniaanakindonesia.blogspot.com mencoba  untuk menambah referensi tentang tips mendidik anak menjadi sosok yang mandiri yang ada sekarang, dengan harapan adanya tambahan referensi ini dapat memperkaya referensi-referensi yang ada.


Karena dunia anak adalah dunia bermain, dunia yang umumnya banyak dihabiskan dengan sebagai macam kegiatan yang membuat mereka merasa senang. Maka sangat dibutuhkan seorang anak untuk memiliki kemandirian dan rasa percaya diri yang tinggi, untuk dapat diterima oleh lingkungan sosial mereka, bukan hanya dalam segi kemandirian tentang pergaulan akan tetapi kemandirian dan kepercayaan diri untuk mengerjakan tugas-tugas mereka baik itu dari segi formil seperti tugas sekolah maupun dari segi non formil seperti membatu orang tua membersihkan kamar mereka.


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDIDIKAN ANAK UNTUK MENJADI SOSOK YANG MANDIRI

Ada 2 faktor yang mempengaruhi  pendidikan anak untuk menjadi sosok yang mandiri, yaitu : faktor internal dan faktor eksternal.

#1. Pendidikan anak untuk menjadi sosok mandiri dari faktor internal.


TIPS MENDIDIK ANAK AGAR MENJADI SOSOK YANG MANDIRI

Faktor fisik

Setiap anak dilahirkan sangat istimewa, walaupun terkadang memiliki fisik berbeda dari anak-anak normal lainnya. Ketika anak memiliki fisik yang berbeda bukan berarti mereka tidak memiliki kemandirian, memang diperlukan kesabaran yang lebih untuk mendidik akan yang memiliki fisik yang berbeda ini. Bukan berarti dengan adanya perbedan fisik kita tidak bisa menanamkan ataupun mendidik kemandirian tehadap anak, kita harus pandai melihat potensi untuk menghadapi anak yang dikaruniai dengan perbedaan fisik ini, sehingga anak tidak merasa kurang nyaman atau merasa tidak memiliki nilai dalam kehidupannya.

Faktor perbedaan usia

Dalam hal ini jelas bagi kita bahwa usia anak menentukan bagaimana cara yang terbaik dalam mendidik kemandirian terhadap anak. Usia anak di bawah 6 tahun berbeda cara mendidik kemandiriannya dengan anak usia di atas 6 tahun. Perbedaan usia juga perbedaan pendidikan, saat anak berusia dibawah 6 tahun atau bisa dibilang anak masih berada pada taman kanak-kanak dibutuhkan pengawasan yang sangat ekstra, bukan berarti memanjakan mereka dengan menyiapkan segala kebutuhan mereka. Begitu juga anak yang dalm pendidikan sekolah dasar. Cara yang kurang tepat akan menjadikan anak kurang mandiri dan akan sangat sulit untuk anak bergaul di lingkungan sekeliling mereka.

Baca:



#2. Pendidikan anak untuk menjadi sosok mandiri dari faktor eksternal.

Faktor pola asuh orang tua

Sebagai orang tua yang sangat sayang terhadap anaknya, umumnya kita akan menyiapkan segala kebutuhan mereka dari hal sekecil apapun, tanpa kita sadari dan tanpa memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar melakukan segala hal terutama hal yang kecil yang bisa dilakukan oleh anak itu sendiri, seperti makan dengan sendiri atau membereskan kamar mereka.


Memanjakan anak dengan cara yang berlebihan tersebut merupakan pol asuh yang bukan mendidik agar anak menjadi mandiri, akan tetapi akan berdampak sebaliknya. Sangat penting untuk kita mengetahui kegiatan atau hal-hal yang bisa kita mulai mendidik anak untuk melakukan hal tersebut dengan sendiri tanpa mendapat bantuan dari orang lain termasuk kita sebagai orang tua. Karena kekurang fahaman kita dengan arti dari kasih sayang terhadap anak, terkadanng kasih sayang tersebut kita berikan secara berlebihan. Yang membuat anak akan manja dan memiliki sifat egois yang tinggi kelak mereka dewasa nanti.

Hal kecil tersebut bisa kita ambil contoh seperti, jika anak selesai bermain dengan permainan mereka kemudian kita lah yang membereskan permainan mereka setelah mereka selesai bermain. Hal ini akan berdampak kurangnya rasa tanggung jawab anak terhadap barang yang mereka miliki, jadi sangat perlu mendidik anak untuk bertanggung jawab terhadap apa yang mereka perbuat seperti membereskan mainan mereka untuk ditempatkan ke tempat yang seharusnya.

Hubungan orang tua dengan anak

Kedekatan orang tua dengan anak bukan hanya sebatas fisik saja, disini sangat menentukan kemandirian anak dari faktor hubungan ini. Kedekatan yang erat membuat anak akan semakin mengerti dan memahami rasa kasih sayang dan kenyamanan. Kenyamanan dalam hal ini adalah kenyaman dalam segi jika anak akan melakukan sesuatu maka ada orang tua yang menjadi fasilitator untuk anak tersebut, sehingga kesalahan-kesalahan kecil yang tidak diharapkan tidak akan terjadi. Hubungan baik anak dengan orang tua juga bisa termasuk bahwa kita tidak membandingkan orang lain kepada anak yang akan mengakibatkan rasa kurang percaya diri anak akan timbul.


Kita bisa ambil contoh, jika kita mengharapkan anak mendapat nilai terbaik di sekolah, umumnya orang tua akan membandingkan anak dengan anak lain yang memiliki nilai bagus di sekolahnya, bukan sesuatu yang salah sebenarnya dengan hal tersebut, akan tetapi pernahkah terlintas di fikiran kita bahwa membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain terkadang akan membuat kita kurang suka dengan orang tersebut. Begitu juga dengan anak, anak akan merasa kurang suka dan merasa kurang nyaman, dan akan berdampak kepada rasa minder atau kurang percaya diri anak.

Faktor pendidikan orang tua

Pendidikan orang tua juga menentukan bagaimana anak akan mendapat pendidikan kemandirian, umumnya orang tua yang memiliki pendidikan tinggi, akan memiliki cara tersendiri dalam melakukan observasi erhadap perkembangan dan kemandirian si anak. Bukan bermaksud membandingkan, akan tetapi hal tersebut umum terjadi, akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga jika pendidikan orang tua rendah dapat mendidik kemandirian anak lebih baik dibandingkan orang tua yang memiliki pendidikan yang tinggi, hal ini bisa terjadi karena orang tua tersebut memiliki pergaulan yang luas dan rasa ingin tahu dan kepedulian yang tinggi terhadap pendidikan  kemandirian anak mereka.


Bukan hal yang aneh ketika orang tua yang memiliki pendidikan rendah dapat menghasilkan anak dengan kemandirian yang sangat luar biasa baik itu secara prestasi maupun secara pergaulan anak. Kembali lagi bahwa faktor umum yang bisa membuat pendidikan kemandirian terhadap anak karena juga faktor pendidikan orang tua, hal ini disebabkan karena orang tua yang memiliki pendidikan tinggi dapat mengarahkan atau menjadi seorang fasilitator yang baik terhadap pendidikan anak, karena pola fikir mereka lebih luas dan pengetahuan mereka bisa mengimbangi pendidikan yang akan atau sedang dijalani oleh anak mereka.

Faktor pembiasaan

Sebagai orang tua umumnya kita belum berani membiarkan anak terutama anak berusia di bawah umur 6 tahun untuk melakukan segala sesuatu hal kecil dengan sendirinya. Seperti saat melihat kondisi kamar anak dalam kondisi acak-acakan, maka kitalah yang mebersihkan ataupun merapikan kamar tersebut dengan alih-alih anak tidak bisa melakukan hal tersebut, atau bahkan kita berasumsi bahwa jika kita yang meminta anak tersebut untuk merapikan kamar mereka, kita takut anak tersebut bukan kamar menjadi rapih akan tetapi malah tambah berantakkan dan masih banyak lagi asumsi-asumsi lainnya.


Perlu kita ketahui bahwa ada baiknya asumsi-asumsi tersebut kita kurangi ataupun jika perlu kita hilangkan, karena dengan begitu kita memiliki keluasan hati untuk memberikan kepercayaan kepada anak untuk bertanggung jawab terhadap kamar atau sesuatu yang dimilikinya.


Pembiasaan menyediakan atau menyelesaikan hal kecil tersebut, akan berdampak kepada kurang mandirinya anak, pendidikan non formil seperti pembiasaan inilah yang akan membuat anak semakin tidak bisa bertanggung jawab dan membuat kemandirian mereka akan lambat.



TIPS MENDIDIK ANAK ANDA AGAR MENJADI SOSOK YANG MANDIRI


Dengan melihat faktor-faktor tersebut diatas, ada baiknya kita gunakan tips-tips berikut agar pendidikan dan penanaman kemandirian anak bisa kita dapatkan dengan hasil yang maksimal.

#1. Kedekatan dan dukungan penuh

Jika anak memiliki fisik yang berbeda dengan anak lainnya, maka perlu sekali kita sebagai orang tua untuk menyediakan waktu yang lebih untuk bersama anak, jangan biarkan pihak ketiga memilik waktu bersama dengan ank dibandingkan waktu kita kepada anak, dengan begitu anak akan merasa bahwa dia mendapat dukungan orang tuanya bukan dukungan pengasuh atau pihak ketiga. Dukungan bukan berarti meyiapkan segalanya untuk akan tetapi member penjelasan sesederhana mungkin agar anak melakukan hal yang menurut kita bisa dilakukan oleh anak dengan sendirimya, lalu luangkan waktu untuk mengawasi serta mengarahkan anak jika aank tersebut butuh bantuan. Bukan saja terhadap anak yang memiliki perbedaan fisik terhadap anak lain, akan tetapi hal ini bisa dilakukan terhadap anak yang memiliki fisik normal seperti anak lainnya.


Dunia anak memiliki sesuatu yang sangat penting bagi kita untuk meberikan dukungan, karena kita adalah fasilitator yang mendidik dan mengarahkan anak menjadi sosok yang mandiri. Jadi sangat penting untuk seorang fasilitator seperti kita untuk mendekatkan diri kepada anak dan memfasilitasi pendidikan kemandirian tehadap anak, dan bukan menyerahkan hal tersebut kepada pihak ketiga.


Keberadaan kita sebagai orang tua sangat penting dalam usaha memandirikan anak, karena kita pasti lebih memahami karakteristik dari anak kita dibandingkan pihak ketiga. Dan rasa tanggung jawab kita serta rasa memiliki kasih sayang terhadap anak lebih dibandingkan pihak manapun.


Dalam hal ini kedekatan bukan hanya dalam segi fisik saja akan tetapi curahan perhatian serta kasih sayang tehadap anak harus dilakukan sepenuh hati, bukan hanya terlontar dari kata tapi harus dilakukan dengan komitmen dan rasa tanggung jawab sebagi orang tua.


#2. Peduli terhadap cara mendidik kemandirian anak dengan melihat perbedaan usia

Penting untuk orang tua dalam mendidik kemandirian terhadap anak, dengan melakukan variasi cara.  Terutama kepada anak berusia dibawah 6 tahun, karena usia tersebut umumnya memiliki dunia anak yang serba bebas dalam bermain.


Disini kita bisa gunakan hal tersebut dalam pindidikan anak akan hal kemandirian, pendidikan secara bermain ini yang akan lebih mengena terhadap anak usia tersebut. Seperti contoh saat anak bermain dan telah selesai dengan permainannya, dengan tujuan mendidik anak untuk bertanggung jawab terhadap permainannya, ajaklah anak bermain atau berlomba untuk menaruh permainan mereka ke tempat yang seharusnya.


Dari situ anak akan termotivasi dan akan ikut serta dalam menaruh permainan mereka, secara tidak langsung kita mendidik mereka untuk membereskan permainan mereka akan tetapi hal tersebut menyenangkan untuk si anak. Usahakan dalam memdidik kemandirian terhadap anak, kita sebagai orang tua dapat memilah cara mendidiknya dengan melihat usia mereka. Dan perlu variasi agar anak tersebut tidak merasa bosan dan akhirnya tidak mau melakukan yang seharusnya bisa dilakukan oleh anak, seperti contoh tadi.


Jadi ada baiknya bagi kita untuk memiliki banya referensi dan inovasi dalam cara mengajak anak untuk melakukan hal-hal yang bisa dia lakukan sendiri, setelah mereka terbiasa melakukan hal tersebut, seprperti membereskan permainan yang telah selesai mereka mainkan tadi, maka ahapan selanjutnya adalah membiarkan anak untuk membereskan permainan tersebut dengan sendiri tanpa dengan kita, akan tetapi tetap dalam pengawasan kita. Jika mereka lupa untuk membereskan maka tugas kita mengingatkan mereka, bukan memarahi.


Butuh proses dan kesabaran dalam mendidik anak untuk menjadi sosok yang mandiri, jadi jangan pernah bosan untuk melakukan tahapan-tahapan mulai dari tahapan mengajak bermain bersama hingga tahapan membiarkan anak melakukan hal tersebut dengan sendirinya.


Dari tulisan ini, bisa diambil benang merah bahwa pendidikan agar anak menjadi sosok yang mandiri, kita perlu malakukan cara sesuai dengan cara mereka atau dunia anak yaitu dengan cara bersenang-senang tanpa tekanan dan paksaan. Diperlukananya variasi dalam melakukan hal tesebut yang kemudian kita akan menemukan sendiri tips-tips yang mungkin akan lebih cocok kita praktekkan terhadap anak anak kita, karena setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda serta dunia anak juga memiliki keragaman yang sangat banyak. Disini tantangan kita sebagai orang tua untuk mendalami hal-hal tersebut, banyak referensi sangat perlu akan tetapi lebih perlu lagi adalah memahami dan mendalami karakteristik anak kita, sehingga kita dapat memilah tips-tips yang mana yang sesuai untuk dipraktekkan dalam mendidik anak untuk menjadi sosok yang mandiri.


Sebagai penutup dari tulisan ini serta tanpa mengurangi rasa terimakasih yang sangat besar kepada pengunjung karena telah menyediakan waktu untuk membaca  dan berkunjung ke blogduniaanakindonesia.com, izinkan penulis mengajak kita sebagai orang tua untuk memulai sejak dini mendidik dan menanamkan kemandirian kepada anak, sehingga anak bisa menjadi sosok yang mudah bergaul serta bertanggung jawab.

Post a Comment for "TIPS MENDIDIK ANAK AGAR MENJADI SOSOK YANG MANDIRI"